Jakarta,REDAKSI17.COM – PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali mengingatkan penduduk untuk terus waspada terhadap segala bentuk penggelapan dengan modus rekrutmen KAI. Pasalnya, akhir-akhir ini muncul modus indikasi pembohongan terdiri dari pesan berantai melalui WhatsApp terkait lowongan KAI yang digunakan dimaksud dikirimkan melalui email.
Modus indikasi lainnya adalah adanya e-flyer terkait info terbaru 17 Oktober 2023 yang mana hal itu menyatakan adanya “Open Recruitmen Besar – Besaran dalam PT KAI” dengan menampilkan link tertentu selain link resmi KAI.
“KAI menyayangkan aksi tak bertanggung jawab yang mengatasnamakan rekrutmen KAI. Masyarakat diharapkan tambahan teliti lalu kritis jika mendapatkan pesan dalam bentuk pengumuman rekrutmen, serta mengabaikan jika ada pihak-pihak yang menjanjikan dapat membantu meluluskan peserta rekrutmen,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya, Selasa (31/10/2023).
Joni menegaskan semua informasi rekrutmen KAI sepenuhnya menggunakan website resmi dengan alamat recruitment.kai.id atau media sosial resmi perusahaan @keretaapikita atau @kai121. Jika menemukan info rekrutmen yang mana hal tersebut tidak ada ada bersumber dari situs tersebut, agar rakyat dapat mengabaikannya.
![]() Penampakan Kereta Ekonomi New Generation di dalam dalam KA Jayabaya. (Dok. KAI) |
KAI tak pernah melakukan proses rekrutmen melalui surat menyurat, baik mengirimkan berkas yang mana dimaksud dititipkan melalui seseorang ataupun melalui email. Di samping itu, KAI tidaklah memungut biaya apapun dari pelamar serta tak pernah bekerja identik dengan agen perjalanan dalam proses seleksi pekerja.
Jika menemukan informasi yang tersebut digunakan meragukan agar segera menghubungi Contact Center KAI melalui telepon di dalam dalam 121, WhatsApp 08111-2111-121, email [email protected], atau media sosial KAI121 untuk mendapatkan informasi resmi tentang perusahaan.
“Kami juga mengimbau kepada warga untuk bukan ada meneruskan atau menyebarkan pesan tentang pengumuman rekrutmen KAI yang digunakan terindikasi palsu tersebut,” tutup Joni.