Home / Daerah / Sri Sultan Tekankan Stabilitas Pangan dan Perbaikan Gizi Anak Lewat GPM

Sri Sultan Tekankan Stabilitas Pangan dan Perbaikan Gizi Anak Lewat GPM

Yogyakarta (26/09/2025) REDAKSI17.COM – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menekankan pentingnya menjaga stabilitas pangan agar kesejahteraan petani tetap terjamin tanpa membebani konsumen. Sultan juga menyoroti pentingnya keamanan makanan dan gizi bagi anak-anak.
Hal itu disampaikan Gubernur DIY dalam Launching Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Penyerahan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) di Halaman Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Yogyakarta, Jumat (26/09). Sri Sultan menegaskan bahwa keseimbangan antara pendapatan petani dan kemampuan daya beli masyarakat perlu diperhatikan.
“Biarpun kita punya laboratorium untuk benih unggul dan sebagainya, tetap hanya menggunakan average 300 square meter. Ya kan akhirnya juga tergantung harga di pasar, bagaimana kondisi petani itu bisa ditingkatkan, tapi juga bagaimana menjaga stabilitas pangan agar konsumen itu juga mampu untuk membeli beras yang dianggap wajar oleh konsumen,” ujarnya.
Sri Sultan menyampaikan, dalam dua bulan terakhir terdapat peningkatan pendapatan petani sebesar 1,57 persen, meski di sisi lain harga beras ikut naik. “Itu menurut pendapat saya bukan masalah mahal murahnya, tapi bagaimana stabilitas itu bisa kita penuhi sehingga harga itu, konsumen itu mampu, tapi di satu pihak juga petani juga pendapatannya naik,” tegas Sultan.
Selain soal pangan, Sri Sultan menekankan perlunya memperhatikan pola masak dan kapasitas katering makanan anak agar tidak melebihi kemampuan produksi. “Kalau katering dilihat kapasitas berapa dia setiap hari membuat paket. Ya kalau paketnya itu hanya 50 porsi disuruh 100 porsi, nggak bisa. Masaknya mungkin jam 3 atau setengah 2 malam, dimakan jam 10 mesti keracunan, udah itu sudah logika, khususnya sayur,” jelasnya.
Sultan menambahkan, pengalaman saat membuka dapur umum kala bencana Merapi menjadi pelajaran penting. Menurutnya, pola masak, waktu, dan menu gizi sehat harus dirancang dengan baik agar tidak menimbulkan masalah baru. “Pesan saya yang terakhir adalah hati-hati khususnya untuk makan gizi sehat bagi anak-anak kita, betul-betul dipertimbangkan masaknya, waktunya, dan tenaganya,” ucapnya.
Di akhir sambutannya, Sultan berpesan agar bantuan traktor dan alat pertanian dari pemerintah pusat benar-benar dimanfaatkan oleh petani dengan baik. “Selamat pada warga masyarakat yang mendapatkan bantuan, semoga bisa merawat dengan baik. Kalau rusak, ngomong jangan diam saja. Saya berharap punya perhatian bagi dinas pertanian kalau terjadi kerusakan dan sebagainya,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional, Maino Dwi Hartono, menyampaikan bahwa peluncuran Gerakan Pangan Murah di DIY menjadi langkah penting dalam pengendalian inflasi sekaligus menjaga stabilitas pasokan. Ia memberikan apresiasi atas kerja sama Pemda DIY dalam mendukung program nasional. “Ucapan terima kasih kepada Pemprov DIY, Pak Gubernur beserta jajaran, yang hari ini kita sama-sama sedang saksikan akan melaksanakan launching Gerakan Pangan Murah di 78 titik kapanewon atau kemantren di seluruh DIY,” jelasnya.
Maino menegaskan, Gerakan Pangan Murah merupakan salah satu strategi pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2025, inflasi nasional tercatat 2,31 persen, sementara DIY sedikit lebih tinggi yakni 2,33 persen. “Kalau kita lihat catatan nasional, penyumbang inflasi terutama adalah bawang merah, beras, dan ikan. Sementara DIY, catatan BPS itu adalah tomat, cabai rawit, dan telur,” paparnya.
Ia menyebutkan, sejak awal tahun Gerakan Pangan Murah sudah dilakukan sebanyak 8.977 kali di seluruh Indonesia, termasuk 63 kali di DIY. “Mudah-mudahan segera sampai akhir tahun kita sama-sama jaga, terutama menjelang natal atau tahun baru,” tambahnya.
Maino juga menyoroti penyaluran bantuan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras yang masih perlu ditingkatkan. “Catatan kami, dari target Juli–Desember 2025 sebanyak 1,3 juta ton beras SPHP, realisasi nasional memang masih sangat rendah sekitar 15,5 persen atau 233 ribu ton. DIY sendiri dari target 61,4 ribu, baru terealisasi sekitar 12,7 ribu ton atau sekitar 20 persen. Tentu harapan kami dengan 78 titik secara serempak ini bisa memaksimalkan penyaluran SPHP beras,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menyampaikan bahwa kegiatan launching hari ini merupakan pembuka rangkaian GPM yang akan digelar serentak di 78 kapanewon/kemantren di DIY mulai September hingga Desember 2025. “Pada hari ini juga akan dilakukan penyerahan simbolis bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian sebagai tindak lanjut surat Gubernur DIY Nomor B/00.7.5/4255/B1 tanggal 1 September 2025 perihal usulan dukungan pusat terhadap penguatan dan modernisasi pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta mendukung ketahanan pangan nasional,” jelasnya.
Ni Made menjelaskan, sasaran GPM adalah masyarakat DIY sebagai konsumen pangan dengan melibatkan 12 produsen dan distributor pangan yang terdiri dari kelompok tani, gapoktan, peternak, BUMD/BUMN pangan, serta pelaku usaha pangan swasta. “Mereka membawa 8,55 ton bahan pangan pokok. Sementara penerima manfaat alat dan mesin pertanian (alsintan) adalah 100 kelompok tani dari 4 kabupaten,” ungkapnya.
Sekda DIY juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan kerja bersama lintas lembaga. “Gerakan Pangan Murah (GPM) merupakan kolaborasi dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan dukungan fasilitasi distribusi pangan dari Badan Pangan Nasional RI dan Bank Indonesia serta Perum Bulog selaku penyedia pangan. Bantuan alat dan mesin pertanian yang akan diserahkan simbolis hari ini adalah bantuan dari Kementerian Pertanian RI,” tuturnya.
HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *