Yogyakarta (26/09/2025)REDAKSI17.COM – Di era banjir informasi, peran humas pemerintah tidak bisa dianggap sepele. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika , Heri Edi Tri Wahyu Nugroho, menegaskan pentingnya Humas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk selalu sigap, satu suara, dan tepat sasaran dalam menyampaikan informasi.
“Apalagi ketika ada isu yang ramai di media sosial, humas menjadi sangat penting untuk mengolahnya dengan baik. Kuncinya konsisten, cepat, dan tepat sasaran,” ujarnya saat membuka Pelatihan Kehumasan OPD di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Jumat (26/9).
Wahyu menambahkan, peran Humas sebenarnya bisa dijalankan siapa saja di lingkungan OPD. “Setiap pegawai bisa jadi Humas. Warga sering bertanya langsung kepada kita, jadi penting memahami isu dan kebijakan agar jawaban yang diberikan juga benar,” tambahnya.
Dinas Kominfo DIY sendiri sudah menyiapkan pola koordinasi rutin dengan humas OPD. Pola ini dimulai dari agenda bulanan hingga evaluasi isu strategis, agar pemerintah daerah lebih siap menghadapi dinamika publik.
Sementara itu, Penghageng Kawedanan Tandhayekti, GKR Hayu, memberi warna lain dengan mengemas kehumasan dengan basis teknologi dan budaya. Ia menekankan bahwa teknologi digital bisa menjadi jembatan untuk melestarikan budaya sekaligus menjangkau audiens global.
Arsip digital, kecerdasan buatan untuk mendokumentasikan bahasa, hingga penggunaan virtual dan augmented reality menurutnya dapat menciptakan pengalaman baru dalam belajar budaya. Namun ia mengingatkan, teknologi harus berpihak pada manusia. “Human first, technology adjust to the human, not the other way,” tegasnya.
GKR Hayu juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kesederhanaan. Sebagai tim resmi Keraton, misalnya, mereka fokus pada konten edukasi dan lebih memilih berkolaborasi dengan akun lain untuk menjangkau audiens luas, ketimbang mengejar jumlah pengikut atau likes.
Kepala Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, dalam materinya, mengatakan pentingnya Strategi Komunikasi dari perspektif akademis. Menurutnya, Humas punya peran menjaga reputasi sekaligus menjadi jembatan komunikasi organisasi dengan publik.
Ia menguraikan bagaimana strategi komunikasi harus disusun dengan cermat. Dimulai dari merancang pesan, beradaptasi dengan audiens, membangun kesadaran merek, hingga memanfaatkan berbagai saluran komunikasi, baik digital maupun tradisional.
“Pesan yang baik bukan hanya jelas, tapi juga bisa diterima sesuai konteks audiens. Itu yang membuat komunikasi menjadi efektif,” ujarnya.
Selain itu, Iva menekankan pentingnya pengelolaan media sosial, mulai dari perencanaan konten, interaksi dengan publik, hingga kemampuan mendengar percakapan warganet (social listening). Hal ini adalah kunci membangun citra organisasi.
Praktisi public speaking, Ferry Anggara mengatakan, Public Speaking penting dalam dunia kehumasan. Hal yang menjadi momok ini bisa dipelajari. Ia menekankan bahwa kemampuan berbicara di depan umum bukan semata bakat, tetapi keterampilan yang bisa dipelajari.
“Public speaking itu 1% bakat, 99% dipelajari,” ujarnya.
Ferry menjelaskan, tujuan utama berbicara bisa beragam yaitu menyampaikan informasi, menghibur, hingga membujuk audiens. Menurutnya, yang tak kalah penting adalah bahasa tubuh seperti postur, pergerakan, ekspresi, tatapan mata, hingga penampilan. Semua itu menentukan seberapa meyakinkan pesan yang disampaikan.
Materi yang diberikan cukup beragam. Mulai dari strategi pengelolaan isu, pemanfaatan teknologi, penyusunan komunikasi yang cermat, hingga seni berbicara di depan umum. Pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas humas OPD DIY dalam menghadapi tantangan komunikasi publik di era digital.
Humas Pemda DIY