Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan misinya untuk memperbaiki Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Misi pembenahan BUMN dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan bersih-bersih pejabat korup yang memperkaya diri di perusahaan pelat merah.
Sejak awal menjadi Presiden, Prabowo mengaku kaget mendapatkan laporan data korupsi di Indonesia. Dia menyebut korupsi di birokrasi sudah sangat memprihatinkan.
“Kita mengerti banyak kekurangan, antara lain kita tidak bisa pungkiri korupsi masih sangat berlaku di bangsa kita ini. Memang kita mengerti, hampir semua negara ada korupsi, tapi korupsi di kita harus kita akui menurut saya dalam keadaan yang sangat-sangat memprihatinkan,” tutur Prabowo di Munas VI PKS, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Prabowo mencontohkan, banyak pejabat BUMN yang sengaja memperkaya diri dengan menaikkan bonus saat perusahaan sedang merugi. Saking jengkelnya, Prabowo bakal menerjunkan KPK dan Kejaksaan Agung untuk mengejar pejabat-pejabat tersebut.
“Saya mau kirim Kejaksaan dan KPK untuk kejar-kejar itu, bagaimana saudara perlu dikejar atau tidak? Nanti dibilang Prabowo kejam lagi,” ujar Prabowo kepada kader PKS.
Danantara Harus Kejar Aset Tersembunyi
Prabowo meminta BPI Danantara juga ikut ke dalam misi untuk bersih-bersih BUMN. Prabowo menargetkan misi bersih-bersih BUMN dilakukan dalam 3 tahun ke depan.
“Saudara-saudara sekalian, kita kasih kesempatan BUMN dalam 2, 3, 4 tahun kita bersihkan,” tegas Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo memerintahkan Danantara mengumpulkan aset-aset negara untuk diinvestasikan demi kepentingan rakyat. Langkah ini ditempuh lantaran mendapatkan laporan banyak birokrat ketahuan pintar menyembunyikan asetnya.
“Ternyata kaget, banyak di antara kita termasuk saya tidak menduga, kalau kita kumpulin semua aset negara nilainya lebih dari 1000 miliar dolar, Rp1 triliun, 1060 (triliun). Kumpulin semua, ternyata kita ketemu aset di sini, aset di sini, aset di sini. Luar biasa ini, jadi banyak birokrat kita yang pintar, pintar sembunyikan aset. Rp 1000 triliun, tinggal manajemen,” tutur Prabowo.
Pembentukan Danantara pun menjadi kebanggaan dan prestasi yang menurut Prabowo mesti disyukuri semua pihak. Adanya Sovereign Wealth Fund atau dana kedaulatan tersebut pun menguak bobroknya BUMN.
“Saya perintahkan bersihkan itu BUMN. Kadang-kadang nekat-nekat mereka itu ya. Diberi kepercayaan oleh negara, dia kira itu perusahaan nenek moyangnya. Perusahaan rugi dia tambah bonus untuk dirinya sendiri,” jelas dia.
Hapus Tantiem Komisaris
Misi Prabowo membenahi BUMN juga dilakukan dengan menghapus tantiem komisaris BUMN. Tantiem adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada anggota direksi dan dewan komisaris sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka.
Keuntungan itu diberikan jika perusahaan berhasil memperoleh laba. Biasanya, tantiem diberikan berdasarkan persentase tertentu dari laba bersih perusahaan.
“Itu akal-akalan mereka saja dia memilih istilah asing agar kita tidak mengerti apa itu tantiem,” kata Prabowo.
Batasi Jumlah Komisaris Maksimal 6
Selain itu, Prabowo menganggap tata kelola BUMN tidak masuk akal. Contohnya, jajaran komisaris yang hanya rapat sebulan sekali diberikan tantiem senilai Rp 40 miliar setiap tahunnya.
Kebijakan ini menjadi salah satu biang kerok yang membuat BUMN rugi. Jumlah komisaris di satu BUMN pun bisa lebih dari 6 orang, padahal fungsinya sebatas mengawasi kerja direksi.
Jumlah komisaris yang teramat banyak membuat Prabowo mengambil kebijakan untuk memangkas jumlahnya di tiap BUMN. Ia mengatakan, di bawah kepemimpinannya, jumlah komisaris BUMN maksimal 6 orang.
“Saya potong setengah, komisaris paling banyak 6 orang kalau bisa cukup 4 atau 5 orang,” kata Prabowo
UMN Akali Laporan Keuangan
Prabowo Subianto meminta tidak ada lagi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang keuntungannya abal-abal alias hasil pole laporan keuangan.
“Kita juga sampaikan kepada publik 6 bulan ini. Karena tadi pembukuan yang kurang proper kita tidak ingin memperlihatkan keburukan, bukan, tetapi sebagai base untuk menuju 50 billion yang diharapkan Presiden. Tentu fundamental perusahaan kita rapikan,” ujar COO Danantara Dony Oskaria.
Danantara mengungkapkan ada beberapa tahapan yang akan dilakukan mereka untuk me-review bisnis BUMN.
“Pertama fundamental bisnis review. Di setiap bisnis perusahaan BUMN, jumlah BUMN itu 1.046 antara cucu cicit ini perlu kita komunikasikan. Bahwa 97% dividen BUMN datangnya dari 8 perusahaan, dan 52% BUMN itu rugi dan total kerugian itu kurang lebih Rp 50 triliun setiap tahun. Ini PR yang kita lakukan,” ujar Dony.