Home / Nasional / RI Darurat Sampah, Setahun Hasilkan Setara 16.500 Lapangan Bola!

RI Darurat Sampah, Setahun Hasilkan Setara 16.500 Lapangan Bola!

Jakarta,REDAKSI17.COM – CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara),RosanRoeslani membeberkan persoalan sampah yang dihadapi Indonesia. Menurut Rosan, Indonesia sudah berada pada fase darurat sampah yang luar biasa.
Oleh karena itu, program waste to energy (WTE) atau konversi sampah menjadi energi menjadi program prioritas pemerintah. Pengelolaan sampah menjadi energi memang menjadi salah satu dari 33 proyek strategis yang akan digarap Danantara.

“Darurat sampah ini sudah semakin luar biasa, tidak hanya di Jakarta, tetapi banyak di kota-kota besar lainnya. Dan kami meyakini bahwa waste-energy adalah suatu solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan, dan juga energy,” ujar Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi di Wisma Danantara, Selasa (30/9/2025).

Rosan menambahkan, Indonesia menghasilkan sampah hingga 35 juta ton per tahun atau setara 16.500 lapangan bola. Bahkan jumlah sampah tersebut dapat menutupi wilayah Jakarta dengan ketebalan 20 cm.

“Indonesia ini setiap tahun kita menghasilkan 35 juta ton sampah atau setara dengan 16.000, hanya untuk ilustrasi, 16.500 lapangan bola. Kalau kita lihat 3,5 juta ton sampah itu menutupi Jakarta, seluruh Jakarta dengan lapisan kurang lebih 20 centimeter. Jadi bisa dibayangkan begitu banyak sampah yang kita hasilkan setiap tahunnya,” beber Rosan.

Tanpa pengelolaan yang tepat, krisis sampah makin memburuk. Tercatat saat ini 61% sampah tidak terkelola dengan baik, dibuang sembarangan atau dibakar secara terbuka.

Sebanyak 38% sampah sudah terkelola, yang mana sampah tersebut dikumpulkan, dipilah, dan diangkut ke pusat pengolahan sampah. Namun ia mengingatkan adanya gas metana yang dihasilkan dari tempat pemrosesan akhir yang menyumbang 2-3% emisi gas rumah kaca nasional.

“Tempat pembuangan sampah ini kurang lebih sekarang menyumbang kurang lebih 2-3% emisi gas rumah kaca nasional yang sebetulnya metana ini jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan CO2 serta bisa menimbulkan polusi udara, air, dan tanah yang mengancam masyarakat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *