Home / Daerah / Gaet 7.000 Runners, Malioboro Run 2025 Berikan Multiplier Effect

Gaet 7.000 Runners, Malioboro Run 2025 Berikan Multiplier Effect

Yogyakarta (05/10/2025) REDAKSI17.COM – Sebanyak 7.000 pelari memeriahkan Malioboro Run 2025 yang sukses digelar pada Minggu (05/10) pagi. Event lari yang berpusat di jantung Kota Yogyakarta ini, menjadi bagian dari upaya Bank BPD DIY untuk memperkenalkan budaya melalui sport tourism sekaligus memberikan multiplier effect, membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di DIY.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pun berkesempatan memimpin flag off peserta lari kategori 5K pada pukul 05.30 WIB. Hadir mendampingi Sri Sultan, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Bupati Sleman, Harda Kiswaya, dan Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono.

Sebelum melakukan flag off, Sri Sultan menekankan kepada para peserta agar dapat berlari sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tidak memaksakan diri untuk tetap berlari, apabila merasa tidak mampu untuk menyelesaikan rute lari.

“Saya mohon pada waktu berlari hati-hati di jalan. Kalau memang tidak kuat jangan dipaksakan untuk menyelesaikan. Hati-hati. Harapan saya semua bisa menyelesaikan sampai finish, tetapi yang tidak kuat jalan saja di perjalanan atau balik kanan. Hati-hati jangan sampai larinya Bapak/Ibu itu mengganggu kesehatan dirinya sendiri. Hanya anda sendiri yang bisa menjaga kemampuannya, sampai atau tidak. Sukses, semoga semua bisa sampai finish,” tutur Sri Sultan.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad mengungkapkan, Malioboro Run tahun ini merupakan gelaran kali keempat yang diikuti oleh 7.000 peserta. Dikatakan Santoso, jumlah tersebut telah memberikan dampak positif bagi kenaikan okupansi beberapa hotel, baik di pusat kota maupun di sekitarnya.

“Beberapa hotel okupansinya naik. Harapan kita mereka datang kan ke sini, paling enggak 2 malam 3 hari. Nah, itu ada spending dalam rangka untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi. Katakanlah mereka datang berdua dengan istri atau dengan anaknya, mereka spending ke sini untuk hotel paling enggak ada 1 juta, 1 juta setengah. Kemudian juga untuk makan, minum ya, dari 7.000 itu sudah berapa? Saya kira dampak multiplier effect-nya ke situ,” ujar Santoso.

Santoso mengaku, event ini turut memberikan efek bisnis terhadap pihaknya, khususnya melalui program Save for Run. Save for Run merupakan salah satu program pendaftaran untuk mengikuti Malioboro Run 2025. Melalui program ini, peserta cukup membuka rekening tabungan di BPD DIY dan melakukan penempatan dana selama periode 1 tahun untuk langsung memilih kategori 5K, 10K, atau Half Marathon.

Program ini tersedia bagi nasabah yang telah memiliki rekening tabungan maupun calon nasabah baru. Seluruh proses pendaftaran dapat dilakukan secara praktis melalui website resmi maliobororun.id. Bagi masyarakat yang mengikuti program ini, mereka pun secara langsung dipastikan mendapatkan nomor untuk mengikuti gelaran Malioboro Run 2026.

“Efek bisnisnya apa? Dengan Safe for Run itu, alhamdulillah animo masyarakat melakukan Safe for Run untuk mendapatkan nomor kepastian untuk ikut tahun depan sudah banyak. Saat ini hampir 400 sekian yang sudah ikut. Berarti sudah dipastikan mereka dapat nomor untuk ikut tahun depan,” ujar Santoso.

Terkait penambahan rute, Santoso menyebut, pihaknya perlu membicarakannya terlebih dahulu dengan manajemen, lantaran event ini telah mendapatkan Standarisasi Rute Event oleh Assosiation of International Maratons and Distance Races (AIMS World Running). Namun, menurutnya, untuk menambah rute kategori Full Marathon, hal ini belum memungkinkan.

Adapun Malioboro Run 2025 mengambil titik start dan finish di Regol Barat Kantor Gubernur DIY. Dari tiga kategori yang diadakan, kategori Half Marathon (21K) diikuti 1.070 peserta, 10K sebanyak 2.600 peserta, dan 5K sejumlah 3.330 peserta. Para peserta pun diajak menelusuri rute-rute heritage dan bersejarah di jantung Kota Yogyakarta.

Rute 5K dimulai dari Regol Barat Kantor Gubernur DIY-Malioboro-Alun Alun Utara-Jl.Wijilan-Pojok Beteng-Jl. Mayor Suryotomo-Jl. Mataram-Malioboro hingga kembali finish di Regol Barat Kepatihan. Sementara rute 10K yang dimulai dari Regol Barat Kantor Gubernur DIY kemudian melewati Malioboro-Alun-Alun Utara-Jl. Ngasem-Alun-Alun Selatan-Pojok Benteng-Jl. Mayor Suryotomo-Jl. Mataram-Stadion Kridosono-Jl. Jenderal Sudirman-Tugu Yogyakarta-Malioboro hingga Regol Barat Kantor Gubernur DIY. Bagi peserta rute 21K, mereka melintasi Regol Barat Kantor Gubernur DIY-Jl. Malioboro-Alun-Alun Utara-Jl. Ngasem-Jl. DI. Panjaitan-Jl. Parangtritis-Jl. Sisingamangaraja-Jl. Sorogenen-Jl. Gambiran-Jl. Veteran-Stadion Mandala Krida-Stadion Kridosono-Jl. Jenderal Sudirman-Tugu Yogyakarta-Malioboro hingga finish di Regol Barat Kantor Gubernur DIY.

Dalam kesempatan tersebut, Made Tozan Mimba, salah satu peserta kategori 10K asal Bali menarik perhatian lantaran tampil menonjol di antara peserta lainnya. Tozan yang berprofesi sebagai dokter gigi tersebut ikut berlari dalam event ini dengan mengenakan kostum pewayangan Gatotkaca.

“Kenapa saya pakai kostum seperti ini? Tujuan saya enggak ngejar best kostum sebenarnya. Ini personal branding saya sebagai pelari dengan kostum. Saya membawa misi untuk memperkenalkan budaya Indonesia. Untuk pakaian ini saya ada beberapa kostum,” ucap Tozan.

Selain dapat menarik perhatian dan indah dipandang, dengan mengenakan kostum nuansa budaya berwarna mencolok, ia sekaligus dapat menghibur pelari lainnya saat berlari di tengah-tengah mereka. Ia pun terus menantang dirinya untuk berlari kategori long run guna membuktikan bahwa walaupun dirinya berlari dengan mengenakan kostum, namun ia tetap bisa berlari dengan cepat.

Tozan juga menjelaskan, Malioboro Run 2025 merupakan event lari ke-38 yang diikutinya tahun ini sekaligus menjadi event lari Jogja pertama yang diikutinya.

Event ini sangat positif. Aku excited banget. Kenapa aku ikut? Pertama ini menjadi tempat pulang aku. Karena aku dulu kuliah di UGM, di FKG UGM. Ketika kembali ke sini aku menyebutnya bukan ke Jogja. Tapi aku kembali pulang ke Jogja. Nah ini aku senang banget sepanjang penyelenggaraan dari awal ambil race pack, postingan, bahkan sampai race day, dan untuk cheering segala macam, semuanya berbalut budaya. Ini sesuatu hal yang sangat unik, sangat powerful menurut aku, sehingga punya ciri khas tersendiri,” terang Tozan.

Meski mengaku cukup gerah sebab mengenakan kostum tertutup dengan berat 8 kg, Tozan mampu menyelesaikan kategori 10K dalam waktu akumulatif di 50 menit. Ia menyebut, waktu tersebut juga menjadi raihan Personal Best-nya.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *