Gunungkidul,REDAKSI17.COM – Suasana penuh kebersamaan mewarnai Lapangan Triwanasakti, Semanu Selatan, Senin (6/10/2025). Masyarakat setempat bersama jajaran pemerintah, TNI, dan Polri bergotong royong dalam kegiatan Kepyakan Gotong Royong di Kapanewon Semanu, sebuah inisiatif kolaboratif untuk memperkuat semangat solidaritas sekaligus menanggulangi potensi kebencanaan di wilayah tersebut.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, hadir langsung dalam kegiatan itu. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa gotong royong bukan sekadar kerja bakti, tetapi merupakan filosofi hidup dan kekuatan sosial bangsa Indonesia.
“Pagi ini kita menyaksikan dan menjadi bagian dari tradisi luhur bangsa Indonesia, yaitu gotong royong. Ini bukan sekadar kerja bakti, tetapi filosofi hidup, perekat sosial, dan mesin penggerak pembangunan,” kata Endah di lokasi.
![]() |
Endah menyebut, melalui gotong royong masyarakat tidak hanya membangun infrastruktur sederhana seperti talud dan saluran air, tetapi juga membangun kebersamaan, kekeluargaan, serta tanggung jawab sosial sebagai satu kesatuan masyarakat.
“Kenapa dinamai gotong royong, agar kalau ada orang yang buang sampah sembarangan bisa jadi musuh bersama. Ini tentang spirit handarbeni rasa memiliki dan menjaga lingkungan bersama. Nilai-nilai luhur Pancasila harus terus kita lestarikan,” ujarnya.
Endah juga meminta jajaran kapanewon dan kalurahan untuk aktif mengidentifikasi wilayah rawan banjir agar bisa segera ditangani melalui anggaran perubahan.
“Filosofi gotong royong ini merekatkan hubungan kekeluargaan antara masyarakat, TNI, dan perangkat daerah. Dengan semangat ini, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk kita atasi bersama,” tambahnya.
Di sisi lain, Panewu Kapanewon Semanu Emanuel Krisno Juwoto mengatakan kegiatan gotong royong ini menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah daerah, Polres, dan TNI dalam penanggulangan kebencanaan
“Lokasi ini kami pilih karena setiap musim hujan selalu jadi langganan genangan air. Dampaknya bukan hanya di jalan, tapi juga sampai ke sawah warga hingga mengancam gagal panen,” jelas Emanuel.
Menurutnya, langkah konkret yang dilakukan adalah pembangunan dan peninggian talud di beberapa titik, antara lain:
– Pembangunan talud sisi barat setinggi sekitar 70 cm sepanjang 130 meter beserta lantai bawahnya
– Peninggian talud sisi barat setinggi 30 cm sepanjang 130 meter.
– Peninggian talud sisi utara setinggi 30 cm sepanjang 80 meter.
– Pembangunan talud baru sisi utara sepanjang 10 meter.
Jika material masih tersedia, pengerjaan akan dilanjutkan dengan pembuatan saluran air di bagian timur lapangan dekat pertigaan.
“Ini langkah cepat agar air hujan bisa tertata dan tidak lagi meluap ke area pemukiman atau sawah,” tutup Emanuel.