Home / Metro Kota / 45 Koperasi Merah Putih di Kota Yogyakarta Siap Beroperasi 28 Oktober

45 Koperasi Merah Putih di Kota Yogyakarta Siap Beroperasi 28 Oktober

Koperasi Merah Putih di Kota Yogyakarta Siap Beroperasi/Foto: Pemkot Yogyakarta

Yogyakarta,REDAKSI17.COM– Pemerintah Kota Yogyakarta tengah mendorong ekonomi kerakyatan melalui pembentukan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di seluruh wilayah.

Sebanyak 45 koperasi Merah Putih kini telah terbentuk dan akan mulai beroperasi secara resmi pada 28 Oktober mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Langkah besar ini menandai awal pengoperasian penuh koperasi di tiap kelurahan, sebagai wadah ekonomi lokal yang akan menggali potensi dan memperkuat kemandirian masyarakat.

Launching Operasional Koperasi Merah Putih di Kota Yogyakarta

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin terburu-buru hanya karena dorongan waktu atau anggaran.

Pencananya, tanggal 28 Oktober nanti Pemkot akan melucurkan operasionalisasi Koperasi Merah Putih bersamaan peringatan Hari Sumpah Pemuda

“Karena itu, kami benar-benar mempersiapkan diri, baik dari sisi SDM, visi, maupun rencana bisnis yang akan dijalankan,” ungkapnya tegas.

Tri Karyadi menekankan bahwa setiap koperasi harus berdiri di atas pondasi yang kuat. Ia menolak jika koperasi hanya memiliki target seremonial tanpa kesiapan matang.

Baca juga  Wakil Wali Kota Yogyakarta Dorong Koperasi Merah Putih Kuasai Teknologi untuk Perluas Pasar

“Kalau belum siap, ya disiapkan dulu. Harus ada mitigasi, visi, dan arah bisnis yang jelas. Target berikutnya adalah mendorong masyarakat di seluruh wilayah untuk menjadi anggota koperasi agar gerakan ekonomi kerakyatan ini benar-benar tumbuh dari bawah,” ujarnya.

Dinas Koperasi UKM Kota Yogyakarta mewajibkan setiap koperasi memahami secara mendalam regulasi dan arah bisnisnya

Setelah pendampingan selesai, koperasi harus mampu beroperasi sesuai potensi lokal, membangun kemitraan yang kokoh, dan melibatkan masyarakat luas.

“Sebelum bergerak, koperasi harus tahu business plan-nya, mau dibawa ke arah mana. Ada enam bidang utama yang wajib dijalankan, yaitu koperasi itu sendiri, apotek Merah Putih, klinik Merah Putih, unit simpan pinjam, food storage atau gudang penyimpanan, serta unit sembako,” jelas Tri Karyadi.

Namun, ia memberi ruang adaptasi bagi setiap wilayah. Pihaknya mendorong agar koperasi berjalan sesuai potensi lokalnya. Ke depannya, lini usaha KKMP tidak harus seragam, karena tiap kelurahan memiliki kekuatan sendiri-sendiri.

Bangun Kolaborasi dengan BUMD dan Lembaga Keuangan

Selain memperkuat kelembagaan dan kapasitas pengurus, Pemkot Yogyakarta juga menyiapkan jejaring kemitraan dengan berbagai lembaga strategis.

Baca juga  Cara Ikut Lelang KPK: Link Pendaftaran Akun Beserta Syarat Ikut Lelang untuk Dapatkan Barang Murah Bekas Koruptor

“KKMP mungkin akan sulit jika berjalan sendiri. Karena itu kami gandeng mitra-mitra strategis, seperti Pegadaian, BNI, Bulog, dan beberapa BUMD milik Pemkot yang siap berkolaborasi,” papar Tri Karyadi.

Kolaborasi ini akan menciptakan rantai nilai ekonomi yang terintegrasi, dari produksi hingga distribusi. Jadi, koperasi juga pusat kegiatan ekonomi yang nyata di tingkat kelurahan.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menegaskan bahwa KKMP juga berperan sebagai sarana untuk menggerakkan potensi lokal. Jadi, KKMP memberikan dampak ekonomi yang konkret bagi masyarakat sekitar.

“Kita berharap Koperasi Merah Putih bisa mengeksplor potensi masyarakat di tiap kelurahan. Tidak perlu berpikir terlalu jauh, cukup melihat potensi yang ada di sekitar, lalu dikembangkan bersama. Dengan begitu ekonomi bisa berputar di lingkungan masyarakat sendiri,” ujarnya.

Wawan menilai keberadaan koperasi Merah Putih akan menjadi motor penggerak ekonomi lokal jika berjalan dengan sinergi lintas sektor, antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Progres Positif, Tantangan Ada pada SDM dan Kelembagaan

Hingga saat ini, progres pembentukan KKMP cukup menggembirakan. Masing-masing kelompok sudah mulai menggarap bidang usaha sesuai potensi lokal, mulai dari pengolahan limbah industri, penyediaan bahan pangan, hingga layanan berbasis komunitas.

Baca juga  Gedung Terbengkalai Kulon Progo Akan Disulap jadi Markas Koperasi Merah Putih, Siap Mendukung Ekonomi Desa

Namun, Wawan mengakui masih ada tantangan besar di aspek kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Tantangan utamanya bukan pada teknis, tetapi bagaimana meningkatkan SDM pengurus dan anggota agar memahami potensi serta mampu menjalankan tugas secara profesional.

“Karena itu, pendampingan dari dinas akan terus dilakukan secara intensif,” tegasnya.

Pemkot Yogyakarta juga memilih langkah hati-hati sebelum membuka keanggotaan koperasi secara luas. Fokus utama saat ini adalah memantapkan kelembagaan, memperjelas fungsi pengurus, serta menyiapkan rencana bisnis yang realistis dan terukur.

“Anggota juga harus paham arah dan tujuan koperasi ini akan dibawa ke mana. Jadi fokus kita sekarang adalah pemantapan kelembagaan dan peningkatan SDM agar saat operasional dimulai, semuanya sudah siap dan berjalan baik,” pungkas Wawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *