Home / Nasional / Penanaman Jagung Serentak Bersama Wapres, DIY Andil Wujudkan Ketahanan Pangan

Penanaman Jagung Serentak Bersama Wapres, DIY Andil Wujudkan Ketahanan Pangan

Sleman (08/10/2025) REDAKSI17.COM– Program ketahanan pangan nasional bisa diwujudkan melalui kerja kroyokan lintas sektor. Kolaborasi antarlembaga, dunia pendidikan, aparat, hingga masyarakat dinilai menjadi kunci menuju swasembada pangan.

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka menegaskan hal ini pada kegiatan penanaman jagung serentak kuartal IV tahun 2025, Rabu (08/10) di Tangerang, Banten. Kegiatan tersebut berlangsung serentak di seluruh Indonesia secara daring, termasuk diikuti oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono, serta jajaran Forkopimda DIY lainnya.

“Cara-cara kerja seperti ini harus kita teruskan, harus kita tambah lagi untuk mewujudkan cita-cita Bapak Presiden, yaitu swasembada pangan. Kerja bersama, kerja kroyokan, kerja kolaboratif, terutama lintas sektor, lintas instansi,” ujar Wapres Gibran.

Menurutnya, pola kerja gotong royong semacam ini telah membuahkan hasil nyata. Hingga kuartal ketiga tahun ini, total produksi jagung nasional mencapai 2,8 juta ton dari lebih dari 30 ribu kelompok tani yang terlibat. “Saya harap ini bukan hanya menjadi angka di atas kertas, tapi impact-nya benar-benar dirasakan oleh para petani,” kata Gibran.

Gibran juga menyoroti pentingnya dukungan menyeluruh bagi petani, mulai dari pendampingan, akses alat modern, hingga penyerapan hasil panen oleh industri dan Bulog. Ia meminta agar petani tidak merasa ditinggalkan ketika menghadapi kendala teknis di lapangan.

Selain mendorong efisiensi produksi, Wapres Gibran mengapresiasi berbagai inovasi pertanian yang muncul, mulai dari pupuk organik berbahan enceng gondok hingga teknologi pengairan tenaga surya. Ia juga mengajak generasi muda untuk terlibat melalui riset dan pengembangan teknologi pertanian berbasis AI dan drone.

Sementara itu, Sri Sultan usai melakukan penanaman bibit jagung menegaskan bahwa upaya menuju kedaulatan pangan nasional memerlukan dukungan semua pihak. Tak hanya pemerintah pusat, tetapi juga daerah, lembaga, hingga masyarakat petani harus bergerak bersama untuk memperkuat ketahanan pangan.

“Ya, saya kira kan tadi sudah dijelaskan. Karena ini bagian dari proses untuk kedaulatan pangan. Jadi siapapun mestinya melakukan backup dengan hasil yang jauh lebih baik, karena teknologi juga ada. Jadi mestinya ini bisa ditangani dengan baik,” ujar Sri Sultan.

Sri Sultan menilai peningkatan hasil panen di era sekarang tidak lepas dari peran teknologi dan pola kerja kolaboratif yang melibatkan banyak sektor. Ia juga menyinggung bahwa program ini dapat membuka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil melalui penghasilan yang lebih baik.

Ia menambahkan, perluasan lahan tanam bisa menjadi langkah strategis selama berdampak positif bagi masyarakat kecil. “Jadi saya kira mungkin keluasan diperlukan atau tidak. Karena ini juga menyangkut penghasilan bagi warga masyarakat kecil yang lebih baik. Kalau itu bisa dilakukan, harganya juga bagus. Supaya lebih banyak petani yang mengambil manfaat,” lanjut Sri Sultan.

Terkait kemungkinan penambahan izin pemanfaatan lahan Sultan Ground, Sri Sultan menjelaskan bahwa hal tersebut tidak menjadi fokus utama. Menurutnya, kerja sama dengan petani sudah berjalan cukup luas dan terintegrasi dalam upaya menjaga kecukupan pangan. Menurutnya, sebelumnya, dirinya sudah memberikan kesempatan menanam kepada petani pada lahan yang cukup luas.

“Ya tidak hanya Sultan ground ya. Kami kan juga punya kontrak sama petani 22 ribu hektare untuk kecukupan pangan. Jadi sekarang hanya itu. Itu kan juga menjadi bagian dari proses yang ditanam jagung oleh Polda maupun yang lain,” jelas Sri Sultan.

Sri Sultan juga menekankan pentingnya memastikan harga hasil panen tetap baik agar berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Menurutnya, yang terpenting adalah harga jual yang bisa menambah kenaikan pendapatan petani.

“Yang penting itu kan itu. Harga market kan bagus jadi saya kira itu ruang. Karena pemilikan tanah sempit, tapi kalau harga yang ditanam lebih mahal, pendapatannya akan lebih baik,” papar Sri Sultan.

Dengan dukungan lintas sektor dan semangat kerja bersama, Sri Sultan optimistis program kedaulatan pangan dapat berjalan efektif. Sekaligus, memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat kecil.

Irjen Pol Anggoro Sukartono melaporkan, Polda DIY bersama kelompok tani memanfaatkan lahan di lahan Mapolda Baru yang merupakan Sultan Ground, di Pirak Bulus, Godean, seluas 7,5 hektare. “Atas izin Bapak Gubernur, Sri Sultan Hamengku Buwono X, lahan ini dapat dimanfaatkan sementara untuk penanaman jagung oleh kelompok tani,” kata Anggoro.

Total lahan yang akan ditanami di seluruh wilayah DIY mencapai 49,8 hektare, tersebar di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul. Kerja sama ini juga menunjukan hasil yang nyata.

“Sampai kuartal ketiga, dari target 6.700 hektare lahan baku sawah, telah tertanam 9.049 hektare dengan estimasi hasil panen mencapai 36.196 ton jagung,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Polri juga mendukung pembangunan gudang jagung berkapasitas 1.000 ton di SPN Selopamioro, yang kini telah rampung dan siap dioperasikan. Semua itu menurut Anggoro, berkat dukungan penuh Sri Sultan melalui revitalisasi lahan Sultan Ground untuk pertanian.

“Selain menjaga ketahanan pangan, program ini membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan memenuhi kebutuhan pakan ternak unggas di DIY yang jumlahnya mencapai hampir 69 juta ekor,” ujar Anggoro.

Selain penanaman, kegiatan ini juga disertai dengan penyerahan sejumlah bantuan kepada kelompok tani. Bantuan itu di antaranya 20 sumur bor, 20 unit pompa air, 100 kilogram bibit jagung varietas Genesi Gerida, 2 hand tractor, serta 2,4 ton pupuk dari berbagai instansi, termasuk Dinas Pertanian dan PT Pupuk Indonesia.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *