UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong Koperasi Kelurahan Merah Putih menjadi agen air minum dalam kemasan Air Jogja produk dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamarta. Langkah itu dilakukan agar koperasi Merah Putih bisa berjalan dengan usaha riil sekaligus meningkatkan penjualan produk PDAM Tirtamarta sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkot Yogyakarta.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo ada 45 Koperasi Kelurahan Merah Putih dan 6 di antaranya sudah membuat usaha produksi Batik Segoro Amarto. Koperasi Merah Putih lainnya didorong untuk menjadi agen air minum dalam kemasan Ayo produk dari PDAM Tirtamarta.
“Kita dorong Koperasi Merah Putih yang ada bisa menjadi agen Air Jogja,” kata Hasto saat giat Temu Kemitraan Koperasi Kelurahan Merah Putih di Balai Kota Yogyakarta beberapa hari lalu.
Menurutnya produk air minum dalam kemasan Ayo berpotensi dipasarkan karena masih banyak kegiatan di kampung- kampung di Yogya belum menggunakan air minum tersebut. Hasto meminta dinas menanyakan kelurahan maupun RW-RW jika belum menggunakan Ayo. Diharapkan masyarakat diajak menggunakan air minum dalam kemasan produk sendiri Ayo.

Salah satu Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kota Yogyakarta fokus pada usaha penyediaan air minum dalam kemasan. 

“Sebetulnya Air Jogja ini kenapa tidak kita pasarkan. Saya masih melihat di acara kampung- kampung airnya belum dengan Air Jogja,” ujarnya.
Hasto menyebut waktu bulan April omzet Ayo PDAM Tirtamarta, sebulan sekitar Rp 50 juta. Omzet itu dinilainya kecil karena PDAM perusahaan besar. Namun pihaknya lalu menggenjot selama dua-tiga bulan omzet menjadi sekitar Rp 250/juta. Hasto yakin belum seberapa capaian itu dan yakin di akhir tahun ini menurutnya targetnya bisa mencapai Rp 1 miliar.
“Oleh karena itu pelaku-pelaku Koperasi Merah Putih, marilah menjadi agennya Air Jogja. Saya mohon Dinas Koperasi didukung dinas- dinas yang lain untuk bisa memasarkan juga air kemasan bikinan BUMD. Di Malioboro mestinya nanti airnya Air Jogja, di hotel dan angkringan juga,” terang Hasto.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah  Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo menjelaskan pembentukan Koperasi Merah Putih melalui musyawarah kelurahan. Dinas mengarahkan potensi lokal di kelurahan masing-masing sebagai produk usaha koperasi. Lalu muncul 6 Koperasi Kelurahan Merah Putih dengan potensi memproduksi batik.

Sebanyak 6 Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kota Yogyakarta bergerak di usaha produksi batik Segoro Amarto. 

“’Selain batik ada macam-macam. Makanya kita undang mitra-mitra agen pos, agen gas, PDAM Tirtamarta, sembako, gandeng gendong penyediaan makanan untuk kegiatan Pemkot, agen sembako food station mitra BUMD XT Square. Kita dorong untuk bermitra menjadi sub agen distribusi tapi tidak boleh melemahkan warung sekitar,” jelas Tri Karyadi.
Diakuinya dari 45 Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kota Yogyakarta belum optimal berjalan semua. Sebagian masih ragu-ragu bergerak karena pembentukan Koperasi Merah Putih sebelumnya dalam tempo singkat. Tapi dia menegaskan pemerintah punya tugas kewajiban mendorong  koperasi bisa menjadi penggerak ekonomi disesuaikan dengan potensi.