Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala Sarta Tata Sasana) Kota Yogyakarta kembali menggelar rangkaian kegiatan Lomba Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) Tahun 2025, dengan mengangkat tema “Padhang Resik Jogjaku”. Tema ini mencerminkan semangat mewujudkan Kota Yogyakarta yang tertata, bersih, dan berkelanjutan, baik dari sisi penataan ruang maupun pengelolaan sampah.

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta, Wahyu Handoyo, menyampaikan bahwa Hantaru merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan agraria dan tata ruang yang adil serta berkelanjutan.

“Tema yang diambil relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kami ingin peringatan ini tidak sekadar seremonial, tetapi juga menjadi gerakan bersama untuk meningkatkan kesadaran terhadap tata ruang dan kebersihan lingkungan,” ujarnya,” ujar Wahyu saat jumpa pers di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Yogyakarta, Selasa (14/10).

Ia menjelaskan, sejak tahun 2022, pihaknya secara rutin memperingati Hantaru dengan Lomba Hantaru. Kali ini, Lomba Hantaru 2025 terdiri atas empat kategori, yakni lomba foto, lomba poster, penulisan esai, dan video pendek, dengan total hadiah sebesar Rp70 juta. Pendaftaran dibuka mulai 9 September hingga 24 Oktober 2025 melalui tautan https://bit.ly/KetentuanLombaHantaru2025 dan terbuka untuk seluruh masyarakat tanpa batasan domisili.

“Kami juga mengajak rekan-rekan media untuk ikut berpartisipasi, karena karya jurnalistik maupun visual bisa menjadi bagian dari gerakan perubahan perilaku masyarakat,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Wahyu menjelaskan bahwa tema Padhang Resik Jogjaku memiliki dua subtema utama, yakni Pepadhang Resik Jogja dan Mas Jos (Masyarakat Jogja Olah Sampah).

Pepadhang Resik Jogja berfokus pada penataan reklame dan pengendalian pemanfaatan ruang kota. Penataan reklame yang tidak sesuai aturan sering menimbulkan sampah visual dan mengganggu estetika kota. Sementara, Gerakan Mas Jos merupakan bagian dari upaya pengelolaan sampah fisik agar masyarakat lebih sadar dalam memilah, mengolah, dan mengurangi produksi sampah.

“Mas Jos adalah gerakan nyata masyarakat untuk olah sampah dari rumah. Kalau sampah fisik dikelola, dan sampah visual kita tata, maka Jogja akan benar-benar menjadi kota yang padhang lan resik,” terang Wahyu.

 

Rangkaian kegiatan Lomba Hantaru 2025 akan ditutup dengan Acara Puncak Peringatan Hantaru pada akhir November 2025. Dalam kegiatan tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada para pemenang lomba dari keempat kategori.

“Kalau sebuah foto bisa menggugah kesadaran masyarakat terhadap pelanggaran tata ruang, itulah yang kami harapkan. Momen kesadaran itulah yang ingin kita bangun bersama,” pungkas Wahyu.