Yogyakarta (16/10/2025) REDAKSI17.COM – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima secara langsung penganugerahan Mandaya Awards 2025 pada Kamis (16/10) di Ballroom Plaza Jamsostek, Jakarta Selatan. Pada penganugerahan ini DIY dinobatkan sebagai juara pertama untuk Kategori Provinsi berkat keberhasilannya dalam pemberdayaan masyarakat.
Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar. DIY dinilai mampu memaksimalkan upaya pemberdayaan masyarakat lewat program Desa Mandiri Budaya, Padat Karya, dan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Program pemberdayaan yang dilakukan DIY ini terkait dengan sektor ekonomi-sosial yang berbasis desa/kalurahan. Kegiatan yang dilakukan meliputi penguatan budaya, penyediaan hunian layak, dan padat karya untuk penyerapan kerja.
Melalui program Desa Mandiri Budaya, masyarakat bergerak serempak merawat nilai-nilai luhur yang menjadi jiwa dari tanah istimewa, berpadu dengan semangat kemandirian di DIY. Pemberdayaan masyarakat DIY menjadi potret harmoni antara budaya, ekonomi, dan sosial yang menjadikan DIY bukan hanya istimewa, tapi juga menginspirasi Indonesia.
Dalam sambutannya, Muhaimin menyampaikan, pemberdayaan adalah upaya aktualisasi potensi masyarakat secara berkelanjutan bagi upaya mewujudkan pembangunan nasional yang berdampak langsung melahirkan kesejahteraan umum. Ukuran keberhasilannya adalah peningkatan kualitas kehidupan masyarakat menjadi berdaya, mandiri, dan bermartabat.
“Mandaya Awards adalah wujud pengakuan negara terhadap kiprah kontribusi pemberdayaan oleh seluruh pihak, baik pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, hingga komunitas masyarakat. Penghargaan ini menginspirasi dan hendaknya menjadi cambuk bagi seluruh masyarakat dan kita semua, jangan pernah merasa cukup, terus bekerja lebih keras lagi sebab tantangan ke depan masih sangat berat dan kompleks,” ungkapnya.
Dikatakan Muhaimin, cara cepat menghadapi tantangan saat ini dan masa depan tersebut adalah melakukan pemberdayaan. Menurutnya, bantuan sosial memang penting sebagai bantalan, tetapi pembangunan yang menumbuhkan ekosistem kemandirian dan produktivitas tetap menjadi hal yang paling utama.
“Mandaya menjadi simbol perubahan paradigma, dari bantuan sosial menjadi pemberdayaan, dari program menjadi gerakan, dari ide menjadi dampak nyata. Hal ini juga semakin menegaskan keyakinan bahwa masyarakat dapat menjadi pelaku utama pembangunan, apabila diberi ruang, akses, dan kepercayaan,” imbuhnya.
Menurut Muhaimin, Mandaya Awards bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi menjadi bab baru pemberdayaan masyarakat yang harus terus tumbuh dan hidup di tengah masyarakat. Hal ini juga menunjukkan awal tanggung jawab baru bagi semua pihak untuk menjadikannya gerakan nasional pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan.
“Selamat kepada para penerima penghargaan Mandaya Awards 2025. Semoga kita semua dapat berperan dan menjadi aktif dalam pemberdayaan, serta memperkuat jejaring lintas kementerian, lembaga, dunia usaha, akademisi, pemerintah daerah, maupun masyarakat secara umum,” katanya.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Kemenko PM RI, Abdul Haris mengatakan, Mandaya berasal dari kata ‘daya’ yang berarti kekuatan, kemampuan, dan juga kemandirian. Karenanya, Mandaya Awards adalah simbol penghargaan bagi mereka yang telah mengubah potensi menjadi wujud nyata kesejahteraan.
“Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dijalankan pemerintah pusat secara mandiri. Karenanya hal ini juga menuntut keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, media, hingga komunitas lokal dan akar rumput,” imbuhnya.
Diungkapkan Haris, penghargaan tahun ini diikuti oleh 798 pendaftar yang meliputi 26 provinsi, 28 kota, 60 kabupaten, 44 desa, 11 badan usaha, 52 LSM, 30 perguruan tinggi, 463 individu, dan 79 tokoh. Penilaian dan evaluasi pun telah dilakukan sejak awal tahun 2025. “Terima kasih dan selamat kepada penerima penghargaan. Teruslah menjadi teladan dan motor penggerak bagi lahirnya masyarakat berdaya, adil, dan sejahtera,” katanya.
Selain itu, pada penganugerahan Mandaya Awards 2025, Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman turut diumumkan menjadi juara pertama untuk Kategori Desa. Desa Sambirejo dinilai mampu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program pengembangan pendidikan, UMKM, dan pariwisata berbasis komunitas.
Selama ini, Pemerintah Desa Sambirejo telah berhasil melakukan program integratif yang menghubungkan akses pendidikan tinggi melalui program kuliah gratis, penguatan UMKM lokal dengan digital marketing, serta pengelolaan objek wisata berbasis komunitas seperti di Tebing Breksi dan Watu Payung. Didukung partisipasi warga perempuan dan disabilitas, melalui sistem Jagawarga dan SIDES.
HUMAS DIY





