JAKARTA,REDAKSI17.COM – Beragam momen akrab disuguhkan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025). Keduanya bertukar pikiran dan pandangannya terkait negara masing-masing, di sela bahasan hubungan diplomatik. Dari pembahasan itu, baik Prabowo maupun Ramaphosa punya kesan baik untuk Afrika dan Indonesia. Nelson Mandela Salah satu kesan baik yang diungkapkan Prabowo terkait Afrika adalah sosok Nelson Mandela yang ia anggap sebagai pahlawan dan ikon.
“Presidenmu yang hebat, Bapak Nelson Mandela, sangat dikagumi di Indonesia. Secara pribadi, beliau juga salah satu pahlawan dan ikon saya,” kata Prabowo dalam pertemuan tersebut, Rabu.
Saking kagumnya, Prabowo bahkan memajang foto Nelson Mandela di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. “Kalau Anda datang ke kantor pusat partai saya, akan ada foto Nelson Mandela yang sangat besar,” ucap dia. Prabowo juga menganggap Afrika Selatan dan Indonesia memiliki sejarah serupa sebagai negara jajahan. Indonesia, kata Prabowo, berada di bawah penjajahan selama ratusan tahun, sehingga ia pun merasa iba dengan perjuangan panjang Afrika Selatan untuk meraih kebebasan.
Begitu pula dengan Afrika Selatan yang berjuang melawan penjajah, bahkan mengalami politik apartheid, sebuah sistem segregasi rasial dan penindasan yang diterapkan oleh pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga awal 1990-an. Melalui sistem itu, terjadi pemisahan yang dibedakan dari warna kulit. Orang kulit hitam kerap tidak mendapatkan hak yang seharusnya diterima. “Kami mengikuti perjuangan Anda dan mengagumi kekuatan Anda serta perjuangan Anda untuk kebebasan dan demokrasi,” tutur Prabowo.
Apartheid Terkait apartheid, Indonesia menjadi kenangan baik warga Afrika Selatan. Ramaphosa menganggap Indonesia sebagai negara yang teguh melawan diskriminasi ras atau apartheid. “Selama bertahun-tahun, rakyat Afrika Selatan menemukan sekutu setia di Indonesia, yang secara konsisten mendukung perjuangan melawan apartheid,” kata Ramaphosa
Ramaphosa pun menyatakan akan selalu berterima kasih atas dukungan dan solidaritas rakyat Indonesia. Ia juga mengenang Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sebagai momen yang bersejarah bagi negaranya. “Konferensi Bandung tahun 1955 merupakan inspirasi dan sumber semangat yang luar biasa bagi para pemimpin perjuangan pembebasan kita yang hadir di sana,” ucap Ramaphosa. Sebagai bagian dari dukungan anti-apartheid, kedua pemimpin negara menyerukan seruan perjuangan bangsa Afrika Selatan.
Momen ini terjadi usai keduanya menyampaikan pernyataan bersama pasca pertemuan bilateral. Prabowo memulai seruan dengan meneriakkan “Amandla!”. Kronologi Tindakan Asusila Penyebab Ketua KPU Hasyim Asy’ari Diberhentikan Artikel Kompas.id Amandla merupakan seruan perjuangan warga Afrika Selatan selama melawan apartheid.
“Amandla!” kata Prabowo sembari mengepalkan tangan di udara. Mendengar seruan itu, Presiden Afrika Selatan menjawab seruannya sembari tertawa kecil. Ia juga mengepalkan tangan ke udara, sembari menengok ke arahnya sembari tertawa kecil. “Awethu,” ucap Ramaphosa.
Keduanya lalu tersenyum sembari berjabat tangan untuk kedua kalinya selama pernyataan bersama. “Amandla Awethu” maupun “Amandla Ngawethu” berarti “kekuasaan untuk rakyat”. Seruan itu kerap dipakai Afrika Selatan saat melawan sistem pemisahan dan diskriminasi rasial oleh pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga awal 1990-an. Perkuat kerja sama Dalam pertemuan bilateral, pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertahanan, perdagangan, agrikultur, hingga hubungan antar-masyarakat. Prabowo bahkan mempertimbangkan membentuk perjanjian perdagangan preferensi (Preferential Trade Agreement/PTA) maupun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Halaman Berikutnya
Terlebih, volume perdagangan kedua negara sudah meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Oleh karenanya, Prabowo menyambut pertemuan kali ini sebagai tonggak penting dalam peningkatan hubungan kedua negara. “Di tengah ketidakpastian ekonomi internasional saat ini, saya pikir sangat penting bagi kita untuk mengembangkan hubungan baru dan hubungan yang lebih kuat. Afrika Selatan adalah pemimpin yang sangat penting di Afrika, dan saya pikir akan menjadi penting bagi Indonesia di tahun-tahun mendatang,” kata Prabowo.
Senada, Presiden Ramaphosa menyampaikan, kunjungannya ke Indonesia bertujuan untuk membangun kemitraan komersial yang sangat kuat antara kedua negara.Ia membawa delegasi yang terdiri para menteri terkait pertahanan, pertanian, serta perdagangan dan investasi, untuk meningkatkan kerja sama. “Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami membahas pentingnya membangun ekonomi yang lebih tangguh dan terdiversifikasi antara kedua negara demi kepentingan rakyat kedua negara mengingat kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa,” ujar Ramaphosa.