Gondomanan,REDAKSI17.COM – K-24 Group dan PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) berinisiatif turut berperan aktif dalam mendukung upaya Pemerintah Kota menekan angka stunting dan pre-stunting balita di Kota Yogya. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan “Festival Sehat Ceria Si Kecil: Anak Sehat Indonesia Hebat” yang digelar di Taman Pintar Yogyakarta, Sabtu (26/10).
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan pentingnya upaya pencegahan sejak dini. Menurutnya, program seperti ini sangat relevan dengan visi Kota Yogyakarta untuk mewujudkan “Zero New Stunting”, yakni tidak ada kasus stunting baru di wilayah kota.
“Kalau kita mencegah stunting baru, keberhasilannya bisa sampai 70 persen. Tapi kalau sudah terlanjur stunting, penanganannya jauh lebih sulit. Maka, deteksi dini seperti yang dilakukan K-24 dan Sarihusada ini sangat penting,” tegas Hasto.
Ia menjelaskan, deteksi dini menjadi kunci. Anak dengan berat badan menurun dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) harus segera ditangani agar tidak berlanjut menjadi stunting. “Begitu berat badan turun dua atau tiga kali berturut-turut, segera dilakukan treatment. Bisa lewat makanan tambahan, susu, dan yang penting adalah protein hewani,” tambahnya.

Penyerahan PKMK kepada balita
Hasto juga menyoroti pentingnya edukasi sejak masa pra-konsepsi, yaitu sebelum kehamilan terjadi. Ia menilai, kerja sama dengan sektor swasta seperti Sarihusada dan Apotek K-24 sangat potensial dalam mendukung upaya preventif ini.
“Preventif itu harus dimulai sejak pra-konsepsi. Karena Indonesia ini masyarakatnya prokreasi, menikah untuk punya keturunan. Maka edukasi dan asupan gizi sejak sebelum hamil itu penting. Produk-produk seperti vitamin D, asam folat, dan DHA itu sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Berdasarkan data nasional tahun 2024, angka stunting di Kota Yogyakarta tercatat 14,8 persen, terendah di DIY. Sementara hasil penimbangan lokal melalui EPPGM tahun 2025 ini menunjukkan angka 9,7 persen.
“Alhamdulillah, stunting kita paling rendah di DIY. Harapannya, hasil survei nasional nanti bisa mendekati angka penimbangan kita, bahkan kita targetkan bisa satu digit,” kata Hasto optimis.

Foto bersama
Festival Sehat Ceria Si Kecil: Anak Sehat Indonesia Hebat menghadirkan berbagai kegiatan edukatif seperti skrining tumbuh kembang anak, edukasi gizi keluarga, serta penyerahan bantuan Pangan untuk Keluarga Miskin (PKMK) dan Paket Dukungan Kesehatan (PDK) kepada balita pre-stunting dan stunting.
Founder & CEO K-24 Group, Gideon Hartono, menjelaskan bahwa untuk tahap awal program, pihaknya menyasar sekitar 600 balita. Dalam kegiatan ini, fokus utama diarahkan pada edukasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemberian makanan tambahan dan susu bagi anak-anak yang teridentifikasi mengalami stunting.
“Kami akan berikan melalui Apotek K-24 terdekat makanan tambahan dan susu selama 3 sampai 6 bulan, sesuai kebutuhan. Kami akan fokus mendata anak-anak yang menjadi binaan Apotek K-24 di sekitar lokasi masing-masing, agar bisa dipantau dan diupayakan lepas dari status stunting,” jelas Gideon.

Skrining kesehatan bagi ibu dan anak
Gideon juga mengungkapkan bahwa program ini dirancang sebagai inisiatif jangka panjang. Bahkan, rencana awalnya sudah disiapkan sejak 9 Maret 2020, ketika K-24 berencana membantu pemerintah dan Posyandu dalam proses penimbangan balita.
“Pola masyarakat sekarang banyak ibu yang bekerja, jadi sulit hadir ke Posyandu saat jadwal penimbangan. Kami ingin membantu pemerintah dengan menyediakan alat timbang, alat ukur tinggi dan panjang badan, serta pencatatan data yang bisa diakses oleh petugas,” ujarnya.
Program tersebut, lanjutnya, bersifat gratis dan sempat tertunda karena pandemi Covid-19. Namun K-24 berkomitmen untuk melanjutkan kembali tahun depan, termasuk dengan integrasi ke aplikasi K-24.
“Kami akan masukkan fitur pemantauan dini stunting ke dalam aplikasi K-24. Jadi nanti aplikasinya tidak hanya untuk belanja online, tapi juga ada fungsi baru untuk pemeriksaan dan pemantauan tumbuh kembang anak,” tambahnya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mendampingi orang tua melakukan skrining kesehatan
Kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat, khususnya para orang tua. Salah satu peserta yang hadir adalah Widartuti, warga dari Brontokusuman, Mergangsan. Ia merasa senang dengan kegiatan ini karena sangat bermanfaat.
”Ya, bagus sih, untuk edukasi ya, buat anak-anak ya buat ibunya, orang tuanya kan kalau anak-anaknya stunting, terus ini kan jadi ada apa, dikasih edukasi sama dokter, sama ahli-ahlinya gitu,” ujarnya
Menurut Widartuti, edukasi langsung dari dokter dan ahli gizi adalah poin penting. Hal ini memberikan pemahaman yang jelas dan praktis kepada orang tua mengenai kondisi tumbuh kembang anak mereka dan langkah intervensi yang harus segera diambil. “Tadi (saya) ikut skrining kesehatan, jadi tahu kurangnya apa, dan harus gimana,” tambahnya.


