Gunungkidul,REDAKSI17.COM – Momentum delapan tahun atau Sewindu Gari Art Festival menjadi tonggak penting bagi masyarakat Kalurahan Gari, Kapanewon Wonosari. Dalam perayaan yang digelar di Balai Kalurahan Gari ini, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara, Ph.D., selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil (PMK2P) DIY, secara resmi meresmikan Alun-Alun Kalurahan Gari dan Balai Kalurahan Gari, sekaligus meluncurkan inovasi pelayanan publik “eGori” (Elektronik Gampang Ora Ribet). Sabtu(25/10/25)
Acara yang berlangsung pada 24–26 Oktober 2025 ini turut dihadiri Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, beserta jajaran pemerintah daerah dan tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Lurah Gari menyampaikan bahwa Gari Art Festival bukan sekadar ajang seni dan budaya, namun juga wadah apresiasi bagi UMKM, pelaku seni, dan masyarakat Gari secara luas.
“Dalam sewindu perjalanan Gari Art Festival ini, kami mempersembahkan Alun-Alun dan Balai Kalurahan sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat. Tahun ini kami juga meluncurkan inovasi eGori agar warga dapat mengakses layanan pemerintahan secara mandiri, cepat, dan mudah,” ujar Lurah Gari Widodo.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur baru tersebut merupakan hasil sinergi antara pemerintah dan masyarakat melalui Dana Keistimewaan dan Dana Desa.
“Balai Kalurahan akan menjadi pusat pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, sementara Alun-Alun menjadi ruang publik baru bagi warga untuk berinteraksi dan menumbuhkan kreativitas. Inovasi eGori menunjukkan bahwa masyarakat Gari tidak hanya mampu melestarikan kearifan lokal, tetapi juga siap beradaptasi menghadapi perubahan zaman,” jelasnya.
Joko Parwoto juga mengutip pesan Bung Karno tentang semangat gotong royong sebagai dasar pembangunan di tingkat desa.
“Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama untuk kepentingan bersama. Semangat inilah yang terus menjadi ruh pembangunan di Gunungkidul,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, KPH Yudanegara menilai peluncuran inovasi eGori sebagai langkah konkret dalam memanfaatkan Dana Keistimewaan secara optimal.
“Inovasi desa harus berakar pada kebutuhan masyarakat dan potensi lokal. Inovasi yang baik bukan hanya berhenti saat peluncuran, tetapi diimplementasikan secara berkelanjutan agar memberi dampak nyata bagi warga,” tuturnya.
Ia juga berharap terobosan Kalurahan Gari dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Gunungkidul untuk terus berinovasi dan berlomba memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Dengan hadirnya Alun-Alun dan Balai Kalurahan baru, serta sistem eGori, Kalurahan Gari kini menegaskan diri sebagai desa yang berdaya, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman—sebuah cerminan nyata dari semangat “Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban.”




