BANDUNG,REDAKSI17.COM – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meluruskan pernyataannya yang sempat menuai perhatian publik soal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Beberapa waktu lalu, AHY menyebut bandara tersebut berada “in the middle of nowhere”. Ia menduga, potongan ucapannya itu dimaknai secara sempit dan tidak utuh. “Mungkin dipotong sempit ya, tetapi sebetulnya semangatnya adalah bagaimana kita bisa menghadirkan integrasi wilayah,” ujar AHY usai meresmikan Kantor DPD Partai Demokrat Jawa Barat di Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Minggu (26/10/2025).
AHY menjelaskan, yang dimaksud dengan integrasi wilayah adalah keterhubungan antarinfrastruktur, baik bandara maupun dermaga, dengan jalur akses pendukungnya. “Jadi, pembangunan infrastruktur, termasuk bandara, dermaga, itu harus dihubungkan dengan konektivitasnya. Jalan menuju maupun keluar dari lokasi tersebut sehingga benar-benar hidup,” katanya.
Rachmat Gobel, Kemitraan Strategis Artikel Kompas.id Menurutnya, infrastruktur besar seperti BIJB akan kehilangan potensi jika tidak terhubung dengan kawasan sekitar. “Jangan sampai infrastrukturnya besar, bagus, memakan biaya yang juga tinggi, tetapi tidak optimal atau kurang optimal,” ucapnya. Politisi Partai Demokrat itu menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan agar infrastruktur yang telah dibangun bisa berfungsi maksimal.
Salah satu langkah yang kini tengah dikembangkan, lanjut AHY, adalah menjadikan Kertajati sebagai pusat industri dirgantara. “Termasuk di antaranya bagaimana kita jadi, kemudian kita kembangkan menjadi sebuah hub industri dirgantara. Diawali dari kerja sama antara pihak Bandara Internasional Jawa Barat, BIJB Kertajati, dengan misalnya GMF, Garuda Maintenance Facility,” tuturnya.
Jajaki kerja sama AHY menyebutkan, pemerintah telah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Bappenas dan kementerian terkait lainnya, untuk menghadirkan kegiatan Maintenance Repair Overhaul (MRO) di Kertajati.
“Beberapa saat yang lalu kami bersama Kementerian Bappenas dan sejumlah stakeholders lainnya, termasuk Kementerian Perhubungan tentunya, mencoba untuk menghadirkan sebuah kerja sama yang baik untuk keperluan MRO, Maintenance Repair Overhaul,” jelasnya.
Program itu, kata AHY, dimulai dari layanan perawatan helikopter dan akan dikembangkan untuk pesawat sayap tetap (fixed wings). “Nah, diawali dulu dengan helikopter misalnya, mudah-mudahan setelah itu fixed wings, dan kami melibatkan juga kementerian-kementerian lembaga lainnya,” terangnya.
Menurut AHY, kegiatan strategis seperti MRO bisa menjadi pemantik pertumbuhan kawasan Rebana yang mencakup Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Ia berharap kawasan tersebut berjalan saling terhubung sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian daerah.
“Nah, kalau kemudian terisolasi, seperti terisolasi, tidak nyambung satu sama lain dan tidak terintegrasi, maka sayang, itu perlu kami hubungkan dengan wilayah-wilayah lainnya,” tuturnya.




