Home / Daerah / Genjot Pembangunan Jalan Prambanan–Gading, Target Tersambung Sebelum 2028

Genjot Pembangunan Jalan Prambanan–Gading, Target Tersambung Sebelum 2028

Yogyakarta (23/10/2025) REDAKSI17.COM – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mempercepat penyelesaian pembangunan ruas Jalan Prambanan–Gading sepanjang 27,58 kilometer sebagai jalur alternatif baru yang menghubungkan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Gunungkidul. Hingga Saat ini, tersisa segmen Prambanan–Gayamharjo dengan panjang 9,08 kilometer yang ditargetkan seluruh ruas jalan ini dapat tersambung sepenuhnya sebelum tahun 2028.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (DPUESDM) DIY, Tri Murtoposidi, menjelaskan bahwa pembangunan ini merupakan inisiatif Pemda DIY untuk menjawab kebutuhan aksesibilitas baru seiring meningkatnya jumlah kendaraan yang masuk ke Yogyakarta. Latar belakang pembangunan ruas Jalan Prambanan–Gading antara lain adalah sebagai alternatif jalur Yogyakarta menuju Wonosari yang dapat mengurangi waktu tempuh, mengembangkan jalur konektifitas antar Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prambanan dengan Kawasan Gunung Api Purba dan KSPN Karst Gunungkidul, disamping itu sebagai feeder Jalan TOL Jogja–Solo dan Jogjakarta Outer Ring Road (JORR).
“Yogyakarta adalah provinsi kecil dengan daya tarik yang besar. Sampai dengan saat ini panjang ruas jalan di Yogyakarta relatif tetap. Itu tidak seiring dengan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Yogyakarta, sehingga dapat kita lihat bersama pada saat musim liburan akhir pekan pasti terjadi kemacetan di mana-mana,” ujar Tri Murtoposidi saat sesi wawancara di Kantor Bina Marga DPUESDM DIY, Yogyakarta pada Kamis (23/10).
Tri menjelaskan bahwa pembangunan ini merupakan bentuk tindak lanjut atas arahan dan kebijakan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menekankan pentingnya peningkatan aksesibilitas dan pemerataan pembangunan infrastruktur jalan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kepadatan lalu lintas, terutama di musim libur dan arus mudik. “Pembangunan Jalan Prambanan sampai Gading, juga sebagai feeder Jalan TOL Jogja–Solo dan Jogjakarta Outer Ring Road (JORR) yang telah diinisiasi sejak lama dan pembangunan JORR antara lain dimaksudkan untuk mereduksi kepadatan di dalam ring road existing (yang sudah ada saat itu),” terang Tri.
Jalan Prambanan sampai Gading, dari total panjang 27,58 kilometer, saat ini menyisakan 4,525 kilometer pada segmen Prambanan–Gayamharjo yang belum tersambung, di mana 1,525 kilometer sedang dalam proses persiapan konstruksi oleh Kementerian Pekerjaan Umum. “Dari 9,08 kilometer panjang segmen Prambanan–Gayamharjo, tersisa 4,525 kilometer yang belum terbangun” jelas Tri.
Dari panjang 9,08 kilometer ruas Prambanan–Gayamharjo, dibagi menjadi dua segmen, yaitu Segmen A sepanjang 4,73 kilometer yang dibantu Kementerian Pekerjaan Umum untuk pengerjaan konstruksinya, di mana sampai dengan Oktober 2025 menyisakan 1,525 kilometer yang rencananya akan diselesaikan sampai dengan tahun 2026. Sementara Segmen B sepanjang 4,35 kilometer pengerjaan konstruksinya oleh Pemerintah Daerah DIY, di tahun 2024 telah dikerjakan sepanjang 400 meter dan di tahun 2025 dikerjakan konstruksinya sepanjang 950 meter, sehingga menyisakan 3 kilometer yang belum terbangun.
“Kami berharap sisa yang belum tersambung atau belum terbangun, bisa dibantu Kementerian Pekerjaan Umum, di mana perkiraan kebutuhan anggaran kurang lebih berkisar 200 miliar rupiah. Harapan kita tidak lebih dari tahun 2028 Prambanan-Gayamharjo sudah terbangun, sehingga koridor jalan dari Prambanan di Sleman menuju Gading sampai Saptosari (JJLS) di Gunungkidul dapat tersambung” jelasnya.
Tri menegaskan, penambahan jaringan jalan menjadi kebutuhan mendesak seiring penambahan jumlah kendaraan di DIY. “Kalau jaringan jalan kita tidak bertambah baik peningkatan kapasitas maupun jumlah panjang jalannya, dengan volume kendaraan terus bertambah yang tidak diimbangi oleh kapasitas jalan dan penambahan panjang jalan, maka potensi kemacetan akan terjadi. Pada saat adanya jaringan jalan baru, paling tidak ada tempat untuk mengalihkan arus lalu lintas atau ada alternatif jalan yang bisa dilalui,” tutupnya.
HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *