Yogyakarta (23/102025) REDAKSI17.COM – Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Tri Murtoposidi mengungkapkan bahwa hingga akhir tahun 2024 masih terdapat sekitar 215,58 kilometer jalan provinsi di DIY dalam kondisi tidak mantap atau setara dengan 31,95% dari 674,58 kilometer panjang total jalan provinsi. Salah satu ruas yang menjadi prioritas penanganan adalah Jalan Demak Ijo–Kebonagung 1 atau yang lebih dikenal Jalan Godean.
“Jadi kodisi jalan provinsi kita diukur dengan kemantapan jalan. Apa itu jalan mantap? Jalan mantap adalah jalan dalam kondisi baik dan kondisi sedang,” ujar Tri saat wawancara di Kantor Bidang Bina Marga DPUESDM DIY pada Kamis (23/10).
Ia kemudian menjelaskan, kondisi baik berarti kerusakan permukaan jalan kurang dari 6 persen dari luas yang ditinjau. Sementara jika kerusakannya 6–11 persen, dikategorikan kondisi sedang; 11–15 persen kondisi rusak ringan; dan di atas 15 persen termasuk kondisi rusak berat. “Kondisi rusak ringan dan rusak berat itu yang disebut kondisi tidak mantap,” terangnya.
Tri mengungkapkan, berdasarkan hasil survei di akhir 2024 masih terdapat sekitar 215,58 kilometer jalan provinsi di DIY dalam kondisi tidak mantap. Salah satunya adalah ruas Jalan Demak Ijo–Kebonagung 1 atau yang dikenal Jalan Godean. “Makanya dulu pernah ada cerita kalau kendaraan lewat Jalan Godean, di sana merasa ada jeduk-jeduk, seolah-olah kendaraan kita seperti lagi kempes bannya atau bocor. Tidak jarang orang naik kendaraan turun melihat kondisi bannya, ternyata bannya baik baik saja. Itulah kondisi jalan Godean waktu itu,” ujarnya.
Pada tahun 2024 dimulai perbaikan di ruas tersebut untuk meningkatkan kemantapan jalan sekaligus memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. “Demak Ijo – Kebonagung 1 atau Jalan Godean memiliki panjang 15,18 kilometer. Dari 15,18 kilometer, menurut hasil survei kondisi jalan terdapat sekitar 8 kilometer yang perlu dilakukan perbaikan,” terang Tri.
Dari delapan kilometer yang perlu diperbaiki, sepanjang 6 kilometer sudah tertangani; sepanjang 1,5 kilometer di tahun 2024 dan 4,5 kilometer dalam proses konstruksi di tahun 2025. Tahun ini, pihaknya menangani 4,5 kilometer, sehingga masih tersisa sekitar 2 kilometer yang akan diselesaikan berikutnya. “Harapan kita memang nanti kondisi fiskal kita semakin baik, sehingga jalan-jalan yang masih dalam kondisi tidak mantap bisa tertangani,” tambahnya.
Selain itu, proses perbaikan jalan juga memerlukan perencanaan yang matang. “Perbaikan jalan juga membutuhkan desain, sehingga kita memang harus memulai dengan desain dulu. kalau kondisi keuangan kita sudah membaik, tentunya sisa 2 kilometer juga akan kita selesaikan,” imbuhnya.
Tri menambahkan, pelebaran jalan di jalan Yogyakarta–Kebonagung 1 dilakukan agar pengguna jalan lebih aman dan nyaman saat berkendara. “Kita lebarkan menjadi tujuh meter, dengan bahu jalan sekitar satu meteran. Masih kurang dua kilometer, harapan kami dua kilometer bisa segera tertangani,” katanya.
Ia pun juga menekankan pentingnya kesadaran bersama untuk berhati-hati di jalan, baik saat kondisi jalan rusak maupun sudah mulus. “Kadang jalan rusak itu kecelakaannya kejeglong, tapi kadang jalan mulus kecelakaannya karena ngebut. Nah ini memang kita semua harus sadar diri bahwa apapun kondisi infrastruktur jalan bisa berpengaruh kepada kita. Kita harus tetap lebih waspada dan berhati-hati saat berkendara,” pungkasnya.
HUMAS PEMDA DIY





