UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan diseminasi hasil riset tahun 2025. Melalui diseminasi itu Pemkot Yogyakarta berupaya menyebarkan informasi dan mendorong pemanfaatan hasil riset untuk merumuskan kebijakan. Dalam diseminasi juga menekankan terkait pengelolaan sampah yang menjadi tantangan dalam pembangunan kota.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengucapkan terima kasih dan menyambut baik arahan yang disampaikan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) terkait pengelolaan sampah. Pihaknya menegaskan Pemkot Yogyakarta baru mampu mengolah sekitar 190 ton sampah dari rata-rata produksi sampah di Kota Yogyakarta sekitar 300 ton/hari. Sedangkan kuota sampah yang dibawa ke tempat pembuangan sampah di Piyungan semakin mengecil dan awal Januari nanti sudah tidak boleh membawa sampah lagi.
“Oleh karena itu kota kalau tidak mempunyai jurus-jurus baru untuk menyelesaikan masalah sampah hari ini harus selesai hari ini, maka berbahaya sekali. Kami mohon kita bisa bersama-sama mengatasinya,” kata Hasto saat diseminasi hasil riset 2025 Pemkot Yogya, Senin (27/10/2025).
Menurutnya dalam pengelolaan sampah bersama masyarakat membutuhkan rekonstruksi sosial sebagai bagian dari revolusi mental. Terutama terkait perubahan perilaku masyarakat untuk mengolah sampah seperti memilah sampah. Pemkot Yogyakarta sudah menjalankan Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS).
“Ada pengurangan sampah organik dengan ember. Sudah ada lebih dari lima ribu ember dibagi ke penggerobak dan sampahnya diambil untuk pakan ternak. Ada pengelolaan sampah dengan biopori jumbo dan unit pengolahan pupuk organik,” terangnya.
Sedangkan unit pengelolaan sampah yang dikelola Pemkot Yogyakarta mengolah sampah antara lain menjadi RDF, menggunakan incinerator. Masyarakat juga mengolah sampah organik untuk pakan maggot. Hasto menyebut DIY juga akan menjadi tempat pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) oleh Danantara pada Maret 2026.
Sementara itu Anggota Dewan Pengarah BRIN Tri Mumpuni Wiyatno menilai pengelolaan sampah perlu mengubah perilaku masyarakat terkait literasi penanganan sampah. Perubahan perilaku itu harus dimulai dari anak-anak agar memiliki literasi kuat terkait penanganan sampah. Oleh sebab itu perlu dikenalkan kurikulum sampah pada pendidikan anak usia dini.
“Sampah wajib dipilah. Tanamkan dalam diri sampah itu adalah uang. Pengolahan sampah harus menciptakan lapangan kerja agar masyarakat semangat,” tambah Tri Mumpuni.
Dalam kegiatan itu dia juga mengenalkan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) dengan mesin pirolisis. Menurutnya bahan bakar cair hasil pengolahan sampah plastik itu setara dengan Pertamina Dex. Pengolahan sampah dengan mesin pirolisis bisa mereduksi volume sampah 90 persen dan produksi energi alternatif.
Sedangkan Sekretaris Bappeda Kota Yogyakarta Tri Retnani menyampaikan diseminasi adalah rangkaian dari penelitian tematis yang melibatkan perguruan tinggi. Tema diseminasi tema hasil riset 2025 adalah pemanfaatan hasil riset untuk mendorong kebijakan publik yang inovatif dan adaptif. Melalui diseminasi itu Pemkot Yogyakarta berupaya memperkuat pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan yang inovatif dan adaptif. Pada hari kedua diseminasi Selasa (28/10/2025) akan dipaparkan 6 hasil penelitian tematis 2025
“Dalam diseminasi ini kita meng-highlight pengelolaan sampah yang masih menjadi isu hangat dan harus segera diselesaikan oleh semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Mulai dari hulu ke hilir,”ucap Tri Retnani.



