Yogyakarta (29/10/2025) REDAKSI17.COM – Pemerintah Daerah (Pemda) DIY kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Kali ini, Kebijakan Reformasi Kalurahan Inklusif DIY memperoleh penghargaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada acara Apresiasi BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025.
Bertempat di Gedung B.J. Habibie BRIN, Jakarta, gelaran apresiasi ini diadakan bersamaan dengan Forum Koordinasi Riset dan Inovasi Daerah (FKRID) 2025 pada Senin (27/10). Kebijakan Reformasi Kalurahan Inklusif DIY memperoleh apresiasi untuk indikator Peran BRIDA/BAPPERIDA dalam Optimalisasi Potensi dan/atau Penyelesaian Permasalahan di Daerah. Penghargaan ini diterima oleh Kepala Bidang Riset, Inovasi Daerah dan Statistik BAPPERIDA DIY, Andreas Bayu Nugroho.
Andreas mengatakan, BAPPERIDA DIY diberikan apresiasi karena telah melaksanakan riset dan inovasi secara kolaboratif, hingga menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis bukti. Riset yang dilakukan ini bahkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan ekosistem inovasi daerah, untuk menyelesaikan beberapa permasalahan di DIY.
“Kebijakan Reformasi Kalurahan Inklusif dinilai oleh BRIN memiliki nilai lebih karena merupakan tindak lanjut dari hasil riset sebelumnya. Riset ini memang kelanjutan dari riset tentang Reformasi Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan yang dilaksanakan BAPPERIDA DIY pada tahun 2024,” paparnya.
Andrean menjelaskan, penelitian ini dilakukan guna mengetahui kesiapan kalurahan pada empat kabupaten di DIY dalam melaksanakan reformasi pemberdayaan masyarakat kalurahan. Analisis komprehensif pun dilakukan terhadap aspek pemerintahan, ekonomi, sarana dan prasarana, serta sosial budaya di setiap kabupaten.
“Temuan-temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan yang penting bagi Pemda DIY dalam pelaksanaan kebijakan reformasi kalurahan. Kebijakan ini sendiri merupakan strategi bagi pembangunan dan perubahan yang akan dituju oleh DIY dalam lima tahun ke depan,” ungkapnya.
Pada acara tersebut, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam sambutannya mengatakan, Apresiasi BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025 dan Forum Koordinasi Riset dan Inovasi Daerah (FKRID) 2025 merupakan bentuk rekognisi dan penilaian kepada BRIDA/BAPPERIDA yang telah terbentuk. Saat ini BRIDA/BAPPERIDA telah dibentuk di 24 provinsi, 187 kabupaten, dan 41 kota.
“Apresiasi BRIDA/BAPPERIDA Optimal merupakan ajang tahunan yang kami selenggarakan untuk memberikan apresiasi kepada BRIDA/BAPPERIDA yang telah optimal dalam pemanfaatan rekomendasi kebijakan, optimal dalam mengembangkan potensi daerah maupun dalam penyelesaian permasalahan daerah. Dan kami saat ini akan lebih fokus pada upaya mengoptimalkan BRIDA/BAPPERIDA yang sudah terbentuk,” ungkapnya.
Tri Handoko pun mengatakan, optimalisasi BRIDA/BAPPERIDA bertukuan untuk mendukung pembangunan nasional yang berdaya saing. Meski pada dasarnya, pembentukan BRIDA/BAPPERIDA bukan dengan tujuan menjadikannya lembaga riset di daerah, apalagi untuk memperkuat lembaga riset pemerintah. “Pembentukan BRIDA/BAPPERIDA justru untuk mendorong bahkan menciptakan research and development di sektor industri, dan harapan kami juga sampai pada industri di daerah,” imbuhnya.
HUMAS DIY





