Jetis,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi pelaksanaan Carolus Day oleh Yayasan Tarakanita Yogyakarta sebagai bentuk nyata penguatan nilai-nilai kasih dan kepedulian pada kebersihan lingkungan.
Salah satunya melalui aksi bersih-bersih Sungai Winongo yang diikuti oleh pengelola yayasan, guru, personel Kodim 0734 serta pegawai Pemkot Yogyakarta, bersama-sama gotong royong membersihkan bantaran sungai dari sampah plastik dan limbah rumah tangga.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada pihak yayasan dan seluruh peserta. Ia menekankan pentingnya menanamkan kebiasaan baik terhadap lingkungan sejak usia dini, serta mengintegrasikan pendidikan karakter, kepedulian sosial, dan pelestarian lingkungan dalam satu kegiatan.
“Memang kalau menurut saya merubah habit sejak dari anak-anak itu paling tepat. Karena kalau kita sudah telanjur dewasa, kebiasaan itu sudah mengakar dan sulit diubah. Tapi kalau anak-anak ini kita didik dengan melihat para gurunya peduli dengan lingkungan, menanamkan nilai bahwa sungai itu harus dihargai, air harus dijaga, lingkungan harus betul-betul dihormati, itu pasti masuk,” ujar Hasto pada Jumat (31/10/2025) saat ditemui di SD Tarakanita Bumijo.
Hasto menyatakan kegiatan Carolus Day juga menjadi ajang nyata dalam mengimplementasikan Semangat Gotong Royong Agawe Majuning Ngayogyokarto (Segoro Amarto) sekaligus mendukung gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS).
“Sungai itu harus disentuh, ekosistem sungai harus disengajakan untuk dipulihkan. Hari ini teman-teman Tarakanita luar biasa, tidak hanya membersihkan secara fisik tetapi juga biologis dengan membuat dan menebar eco-enzyme di Sungai Winongo agar air lebih jernih dan ekosistem sungai hidup kembali,” terangnya.
Pihaknya juga menekankan bahwa persoalan kebersihan sungai berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat. Ia mencontohkan tingginya kadar E. coli di beberapa sumber air dan sungai di Kota Yogyakarta yang dapat memicu penyakit diare dan gangguan pencernaan lainnya.
“Kita ini sebenarnya sedang perang melawan E. coli di Kota Yogyakarta. Karena ketika sungai bersih dan diberi eco-enzyme, kadar E. coli bisa berkurang. Kalau air sungai bersih, rembesan air ke sumur-sumur juga ikut bersih. Maka risiko keracunan atau diare pun akan menurun,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan panitia Carolus Day yang juga Kepala KBTK Tarakanita Yogyakarta, Katerina Franciska, menuturkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi bagian penting dari pendidikan karakter di Yayasan Tarakanita.
“Yayasan Tarakanita konsen terhadap lingkungan dan itu menjadi bagian dari pendidikan karakter kami. Sejak awal kami menanamkan bahwa anak-anak harus peduli dengan lingkungan, begitu juga guru dan karyawan dalam keseharian harus menindaklanjutinya. Kami pantang menggunakan plastik dan styrofoam,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa komitmen tersebut diwujudkan dalam berbagai kebiasaan ramah lingkungan di sekolah. Dengan menerapkan pengurangan sampah, anak-anak membawa minuman dengan tumbler, makan menggunakan lunch box, dan guru-guru pun melakukan hal yang sama.
“Ini bukan kegiatan bersih-bersih sungai yang pertama, sebelumnya kami juga pernah membersihkan Sungai Code dengan eco-enzyme yang dibuat oleh anak-anak kami sendiri,” imbuhnya.


