Home / Seni dan Budaya / Sempat Dilarang Beredar, Ini Ulasan Novel Istana Mimpi Karya Ismail Kadare

Sempat Dilarang Beredar, Ini Ulasan Novel Istana Mimpi Karya Ismail Kadare

REDAKSI17.COM – Bagi sebagian orang, mimpi hanyalah sebatas bunga tidur. Namun bagi sebagian lainnya, dia yakin kemudian percaya bahwa mimpi merupakan tanda yang mana diberikan oleh Tuhan atas sesuatu yang akan terjadi di area masa mendatang. Sementara sebagian lainnya masih bimbang hendak mempercayai pernyataan yang digunakan pertama atau yang mana kedua. Besarnya rasa penasaran manusia terhadap mimpi tergambarkan dari munculnya berbagai kitab tafsir mimpi sejak dulu hingga saat ini, masa di area mana teknologi juga sains sudah berkembang begitu pesat.

Rasa penasaran terhadap mimpi juga dirasakan oleh penulis novel yang digunakan karyanya akan saya ulas kali ini. Dia adalah Ismail Kadare, manusia pria kelahiran tahun 1936 di area kota pegunungan Gjikrokaster, dekat perbatasan Yunani. Dalam novelnya yang dimaksud berjudul “Istana Mimpi“, Ismail Kadare mengusung budaya Timur Tengah dengan pemahaman Islamnya yang kental.

Novel bergenre fantasi ini pertama kali terbit dalam Albania dengan judul Nepunesi i pallatit te endrave pada tahun 1981. Novel ini menceritakan kisah pribadi laki-laki bernama Mark-Alem, pegawai baru dalam Istana Mimpi atau sering disebut sebagai Tabir Sarrail, yakni sebuah lembaga yang tersebut didirikan oleh Sultan sebagai tempat pengumpulan mimpi-mimpi seluruh rakyat dari seluruh penjuru wilayah yang dimaksud dikuasainya.

Mark-Alem bekerja pada Istana Mimpi berkat rekomendasi dari pamannya. Menariknya, tak seperti pegawai baru pada umumnya yang mana memulai pekerjaannya dalam bagian penerimaan atau penyalinan, Mark-Alem justru ditempatkan di dalam bagian penyortiran. Hal hal itu lantaran Mark-Alem merupakan keturunan keluarga Quprili, yakni sebuah dinasti keluarga yang mana berpengaruh terhadap kekhalifahan.

Statusnya sebagai keturunan Quprili juga menciptakan karier Mark-Alem di area Istana Mimpi melesat dengan cepat dalam waktu singkat. Hanya dalam hitungan bulan, Mark-Alem dipindahkan dari bagian penyortiran ke bagian tafsir, yang dimaksud merupakan bagian utama dari Istana Mimpi. Namun bukannya senang, Mark-Alem justru bingung serta galau sebab ia merasa belum terlalu menguasai pekerjaannya pada bagian sebelumnya, menjadikan ia ragu akan sanggup beradaptasi dengan jabatan barunya.

Puncak masalahnya terjadi pada saat Mark-Alem tanpa ia duga akan menangani mimpi yang berkaitan dengan takdir keluarganya lalu kekhalifahan. Mimpi itu berasal dari orang penjual yang dimaksud berisi “Sebidang tanah kosong pada dekat sebuah jembatan; semacam tanah kosong di dalam mana orang membuang sampah. Di tengah-tengah sampah, debu, kemudian toilet yang mana rusak, sebuah alat musik aneh bermain sendirian cuma ditemani seekor banteng yang sepertinya kesal dengan pendapat itu juga berdiri pada dekat jembatan lalu melenguh…” (hal 57).

Mark-Alem tak pernah menyangka bahwa mimpi hal tersebut merupakan ancaman bagi kekhalifahan kemudian juga keluarganya. Parahnya lagi, ia pernah meloloskan mimpi hal tersebut saat ia masih bekerja pada bagian penyortiran dikarenakan merasa mimpi itu bukan berisi apa-apa. Alhasil Mark-Alem merasa kedudukannya terancam oleh sebab itu sudah meloloskan mimpi itu lalu takut akan dicurigai sengaja meloloskan mimpi itu demi keselamatan keluarganya.

Novel Istana Mimpi merupakan novel fantasi yang cukup unik kemudian berani, sebab pada dalamnya terkandung humor gelap juga satir, dikarenakan menggambarkan bagaimana sebuah pemerintahan tirani begitu mencengkram kebebasan rakyatnya. Oleh sebab itu novel Istana Mimpi ini sempat dilarang beredar oleh pemerintah Albania.

Novel ini cocok sekali untuk kamu penggemar novel bergenre fantasi lalu ingin merasakan pengalaman membaca yang tersebut berbeda. Selamat membaca!

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *