Jakarta,REDAKSI17.COM – PRESIDEN Prabowo Subianto memerintahkan dua kementerian koordinator untuk membentuk sekolah terintegrasi yang secara khusus akan memberikan pendidikan vokasional. Prabowo memerintahkan konsep sekolah terintegrasi ini kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno dan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, 5 November 2025.
“Bapak Presiden juga perintahkan untuk mulai memikirkan sekolah terintegrasi,” kata Pratikno usai rapat terbatas.
Pratikno menjelaskan, sekolah terintegrasi ini berbeda dengan sekolah rakyat. Sekolah rakyat ditangani oleh Menteri Sosial dan Menko Pemberdayaan Masyarakat untuk kelompok desil 1 dan desil 2.
Sedangkan, sekolah terintegrasi akan menampung anak-anak dari keluarga desil 3-6. Pratikno mengatakan sekolah terintegrasi ini akan dibangun di tiap kecamatan mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK dengan fasilitas lengkap seperti laboratorium, sarana olahraga, hingga bengkel untuk vokasional.
“Jadi, bukan hanya tentang sains, teknologi, engineering, tapi juga matematika. Juga Pak Presiden menambahkan art and sport. Jadi, sains, teknologi, engineering, art dan juga math dan sport,” kata Pratikno.
Pratikno mengatakan belum menemukan nama untuk sekolah terintegrasi ini. Sebab, kata dia, sekolah terintegrasi ini memerlukan kajian mendalam.
Lebih lanjut, Pratikno mengatakan sebagian besar sekolah terintegrasi tidak akan dibangun dari nol, melainkan hasil transformasi dari sekolah-sekolah yang sudah ada. Pola ini mengikuti model Sekolah Unggul Garuda yang kini tengah dijalankan pemerintah.
“Nantinya ada dua, satu utamanya adalah mengkonversi dari sekolah yang ada, seperti skema Sekolah Unggul Garuda. Di Sekolah Unggul Garuda tidak semuanya baru, ada sebagian yang merupakan transformasi dari sekolah existing. Demikian juga yang terintegrasi,” ujar Pratikno.
Sementara itu, Muhaimin Iskandar mengatakan konsep sekolah terintegrasi ini merupakan salah satu upaya memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan vokasi.
“Perintah presiden untuk melakukan revitalisasi sekolah vokasi, di mana kurikulum pendidikan dan juga pengelolaan pendidikan berorientasi kepada persiapan menghadapi serapan lapangan kerja dan dunia kerja,” kata Muhaimin.
Pria yang disapa Cak Imin ini mengatakan, Prabowo bahkan meminta agar meningkatkan investasi anggaran pendidikan untuk meningkatkan kapasitas skill vokasi dan lulusan-lulusan pendidikan formal kita.
“Termasuk, Pak Presiden minta supaya selain bahasa Indonesia, bahasa asing Inggris, Arab menjadi salah satu kewajiban bagi sekolah-sekolah untuk menerapkan,” katanya.





