Jakarta,REDAKSI17.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebutkan siap bertanggung jawab atas proyek kereta cepat Indonesia–China (KCIC) Jakarta–Bandung atau Whoosh, termasuk utangnya.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan fokus penyelidikan KPK adalah dugaan korupsi dalam proses pengadaan kereta cepat Whoosh. Ia menegaskan bahwa pernyataan Presiden Prabowo tidak terkait dengan proses penyelidikan dugaan korupsi proyek tersebut.
Menurut dia, pernyataan Presiden lebih berkaitan dengan keberlanjutan proyek Whoosh sebagai salah satu sarana transportasi alternatif bagi masyarakat.
“KPK fokus di proses hukumnya terkait pengadaannya, kita fokusnya di situ dalam proses penyelidikan ini. Tentu KPK fokus untuk menemukan dugaan peristiwa pidananya, kita masih di tahap itu,” ujar Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Budi juga menegaskan penyelidikan yang dilakukan KPK atas proyek Whoosh merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia menyebut KPK berusaha memastikan tidak ada satu rupiah pun uang rakyat yang disalahgunakan dan memastikan kejelasan status hukum proyek Whoosh.
“Kita menyadari bahwa dengan adanya korupsi maka setiap rupiah untuk pembangunan, setiap rupiah yang digelontorkan untuk program-program presiden dan pemerintah itu terdegradasi karena korupsi. Oleh karena itu, upaya-upaya yang KPK lakukan tentunya adalah untuk mendukung program-program pemerintah tersebut,” tandas dia.
Lebih lanjut, Budi mengatakan penyelidikan dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh terus berproses. Ia menyampaikan bahwa KPK juga telah meminta keterangan dari sejumlah pihak terkait kasus ini.
“Tim juga masih terus meminta keterangan kepada pihak-pihak yang diduga mengetahui informasi terkait pengadaan kereta cepat ini. Namun, karena masih di tahap penyelidikan, KPK belum bisa menyampaikan secara detail, menyampaikan secara lengkap terkait proses tahapan termasuk pihak-pihak yang dimintai keterangan,” ujar Budi.
Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD melalui video di kanal YouTube pribadinya menyebut adanya dugaan tindak pidana korupsi berupa penggelembungan anggaran atau mark up dalam proyek Whoosh.
Mahfud menyebut terdapat selisih biaya signifikan, di mana biaya pembangunan per kilometer kereta Whoosh di Indonesia mencapai US$ 52 juta, sementara di China berada pada kisaran US$ 17 juta– US$ 18 juta per kilometer.
Di sisi lain, KPK mengakui sudah melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi Whoosh sejak awal 2025. Baru-baru ini, Presiden Prabowo menegaskan dirinya sebagai Kepala Negara akan bertanggung jawab penuh atas keberlangsungan operasional Whoosh, termasuk utangnya.





