Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan mengumumkan sepuluh tokoh yang akan menerima gelar Pahlawan Nasional, Senin (10-11-2025) hari ini.
Pengumuman ini menjadi perhatian publik, terutama karena di antara nama-nama tersebut terdapat mantan Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, saat ditemui di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu malam.
Prasetyo menyebutkan bahwa proses penetapan telah melalui tahap akhir dalam rapat terbatas yang juga dihadiri Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon.
Menurut Prasetyo, keputusan akhir diambil setelah Presiden Prabowo melakukan konsultasi dengan berbagai pihak, termasuk pimpinan DPR dan MPR. Langkah itu dilakukan untuk memastikan adanya pandangan dan dukungan luas terhadap penetapan gelar tersebut.
Pemerintah, kata dia, ingin memastikan penghargaan ini benar-benar diberikan kepada sosok yang berjasa besar bagi bangsa dan negara.
Proses Penetapan
Prasetyo menjelaskan bahwa seluruh nama calon Pahlawan Nasional telah melalui proses verifikasi dan finalisasi yang ketat. Rapat terbatas di kediaman Presiden Prabowo menjadi tahap akhir dari proses panjang tersebut.
Kehadiran Fadli Zon sebagai Ketua Dewan GTK disebut sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menilai setiap calon penerima gelar kehormatan ini.
Dalam prosesnya, Presiden Prabowo juga menerima berbagai masukan dari pimpinan lembaga tinggi negara.
“Tadi juga kemudian Bapak Presiden mendapatkan masukan dari Ketua MPR, kemudian juga dari Wakil Ketua DPR karena memang cara bekerja beliau, beliau menugaskan beberapa untuk berkomunikasi dengan para tokoh, mendapatkan masukan dari berbagai pihak sehingga diharapkan apa yang nanti diputuskan oleh Bapak Presiden, oleh pemerintah itu, sudah melalui berbagai masukan,” ujar Prasetyo, Sabtu.
Pendekatan konsultatif tersebut, lanjutnya, menunjukkan komitmen pemerintah agar setiap keputusan, khususnya pemberian gelar Pahlawan Nasional, diambil dengan pertimbangan yang matang serta berdasarkan pandangan dari berbagai kalangan.
Tokoh-Tokoh yang Dinilai Layak
Prasetyo menegaskan bahwa pemberian gelar ini merupakan bentuk penghargaan negara terhadap para pemimpin dan tokoh bangsa yang telah berkontribusi besar bagi Indonesia.
“Sekali lagi, sebagaimana kemarin juga kami sampaikan, itu kan bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin kita, yang apa pun sudah pasti memiliki jasa yang luar biasa terhadap bangsa dan negara,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, sebelumnya menyebut beberapa tokoh yang dinilai memenuhi kriteria untuk dianugerahi gelar tersebut.
Ia menilai Presiden kedua RI, HM Soeharto, dan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), layak mendapat penghormatan sebagai Pahlawan Nasional.
Selain dari kalangan presiden, Syaifullah menyebut nama aktivis buruh Marsinah serta ulama besar Syaikhona Kholil di antara tokoh yang dianggap memenuhi syarat.
“Presiden Soeharto memenuhi syarat, Presiden Abdurrahman Wahid memenuhi syarat, pejuang buruh Marsinah memenuhi syarat hingga Syaikhona Kholil juga memenuhi syarat,” katanya di Jakarta.
Ia menambahkan, sejumlah nama pejuang dari berbagai provinsi di Indonesia telah diajukan ke pemerintah pusat. Semua usulan itu, menurutnya, telah melalui proses seleksi berjenjang sebelum ditetapkan.
Menghargai Jasa Para Pendahulu
Pemerintah menegaskan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional bukan sekadar simbol kehormatan, melainkan bentuk penghargaan atas pengabdian dan dedikasi besar para tokoh terhadap bangsa.
Diharapkan, penghormatan ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk meneladani semangat perjuangan mereka.
Syaifullah Yusuf juga mengingatkan pentingnya masyarakat untuk mengenang jasa para pendahulu dengan cara positif. Ia menekankan perlunya meneladani hal-hal baik dari masa lalu sekaligus belajar dari kesalahan sejarah.
“Mari kita ingat yang baik-baik,” ujarnya.
Sumber: merdeka.com




