Jakarta,REDAKSI17.COM – Kesejahteraan para atlet sejatinya sudah tidaklah ada diragukan. Hasil hadiah kehormatan dapat menciptakan atlet kaya rata. Apabila berprestasi, maka kehormatan juga kekayaan calon datang dalam sekejap. Semakin tinggi level kompetisi, semakin besar juga cuan yang dimaksud didapat hingga miliaran rupiah untuk satu orang.
Namun, bagi merek itu yang tersebut tidak ada ada dapat mengelola hartanya dengan bijak akan habis terbuang percuma. Semua ini bersifat fana dikarenakan semata-mata terjadi dalam masa produktif atlet t
|
Apabila usia sudah semakin menua kemudian tiada produktif, maka berakhir sudah era kejayaan yang digunakan mendatangkan uang dalam sekejap. Setelahnya atlet terpaksa pensiun dan juga juga menjalani kehidupan baru yang tersebut tak jarang cukup menyedihkan.
Salah satunya dialami oleh Boris Becker, atlet tenis yang dimaksud dimaksud dulu tersukses sejagat dengan beragam penghargaan, tetapi saat ini hidup pada jurang kemiskinan hingga masuk penjara. Bagaimana ceritanya?
Boris Becker memulai hidup sebagai petenis pada dalam usia belasan tahun. Dia terbilang atlet muda cukup berprestasi dalam masanya. Bahkan, di tempat tempat Juli 1985 atau saat berusia 17 tahun, dia sudah sanggup berkompetisi pada area ajang perhelatan tenis terbesar juga juga bergengsi pada tempat dunia, yakni Kejuaraan Wimbledon.
Di Wimbledon itulah tak diduga Becker sanggup mengalahkan para senior hingga sukses meraih gelar juara. Bayangkan, pada usia masih sangat muda, Becker sudah dapat jadi menginjakkan kaki pada podium pertama Wimbledon. Berkat perolehan itu, dia mencetak rekor sebagai petenis termuda yang mana sanggup terlibat kompetisi serta memenangkan juara sepanjang 100 tahun Wimbledon berdiri. Hingga sekarang, rekor itu belum terpecahkan.
Setelahnya, hidup Becker selalu dihiasi kegemilangan. Sebagaimana dituliskan BBC, sepanjang masa produktifnya, dia mengoleksi seluruh piala bergengsi kejuaraan tenis dunia. Dia sempat menjuarai US Open, dua kali Australian Open, tiga kali juara Wimbledon, 13 kali mengangkat piala Master Serius, kemudian juga sukses meraih medali emas Olimpiade 1992. Dari gelar juara itu tentu bukan semata-mata kehormatan serta puja-puji yang mana itu didapat, tetapi juga mengenai uang.
Dalam paparan Fox Sport, Becker selama berkarier sukses mendapat uang US$ 50 juta, setara US$ 120 jt atau nyaris menyentuh Rp 2 triliun di dalam dalam masa kini. Jumlah itu sukses menempatkan Becker sebagai salah satu petenis tersukses juga juga terkaya pada masanya.
Namun, kehidupan atlet seperti pohon pisang yang tersebut dimaksud semata-mata tumbuh dalam sekali sepanjang hidup. Saat masa kejayaan dia mampu bebas melakukan apa sekadar dengan hartanya, tetapi setelah pensiun kehidupannya berubah.
Becker pensiun dalam area tahun 1999 tepat pada usia 32 tahun. Melihat dia miliki harta Rp 1,8 triliun sudah pasti banyak orang mengira kehidupannya calon bahagia. Uang triliunan mungkin sanggup hanya digunakan hingga akhir hayat. Meski begitu, akibat manajemen finansial yang tersebut yang disebut buruk, Becker bukan ada sanggup merasakan kekayaannya begitu lama.
Berkat gaya hidup ugal-ugalan, uang Becker lenyap begitu saja. Dalam laporan New York Times, selepas pensiun dia kerap bermain wanita, selingkuh, berbagai skandal, juga terjelit utang. Salah satu skandal terbesarnya adalah saat menggelapkan pajak.
Pada 2002, pengadilan Munich sempat mendenda Becker € 300.000 juga hukuman penjara dua tahun usai terbukti menggelapkan pajak sebesar € 1,7 juta. Inilah hukuman penjara pertama Becker.
Namun, itu semua mencapai puncaknya pada 2017. Ketika itu pengadilan Inggris resmi menyatakan Becker bangkrut usai tertindih gunungan utang. Properti yang digunakan dimilikinya tidaklah ada sanggup belaka menutupi seluruh utangnya senilai €36,5 jt atau Rp 603 miliar. Sesuai aturan, dia harus dipenjara selama 30 bulan.
Setelah keluar dari balik jeruji besi pada Desember 2022, CNN International menulis bahwa dia sudah tobat juga mulai menjalani hidup baru. Diketahui, pada masa sekarang ini dia sudah bekerja sebagai komentator pertandingan tenis pada salah satu stasiun TV.