Home / Daerah / Sinergi Seni dan Kebijakan: KPAA Dibuka, Bupati Kukuhkan Dewan Kebudayaan Kulon Progo

Sinergi Seni dan Kebijakan: KPAA Dibuka, Bupati Kukuhkan Dewan Kebudayaan Kulon Progo

 

KULON PROGO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) menggelar Pameran Lukis Anak “Kulon Progo Annual Art” sekaligus Pengukuhan Dewan Kebudayaan Kulon Progo, yang berlangsung di Aula Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Senin (10/11/2025).

 

Penyelenggaraan Kulon Progo Annual Art (KPAA) merupakan manifestasi nyata dari sinergi multipihak dalam memajukan seni rupa di Bumi Menoreh. Kegiatan tahunan ini diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo sebagai wujud komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan ruang ekspresi dan apresiasi bagi para perupa. Keberlangsungan KPAA secara konsisten didukung penuh melalui alokasi Dana Keistimewaan (Danais) DIY, yang memang bertujuan utama untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal.

 

Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kulon Progo Suharto, Pincab BPD DIY Wates, Jajaran Forkompinda dan Kepala OPD terkait.

 

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Joko Mursito, S.Sn., M.A., menyampaikan apresiasinya atas kehadiran tamu undangan dan terselenggaranya kegiatan ini.

 

“Hari ini, kita akan melaksanakan pembukaan KPAA (Kulon Progo Annual Art) 2025, yang merupakan pameran seni rupa tahunan yang digelar setiap akhir tahun. Tahun ini, kita mencoba untuk memberikan ruang bagi anak-anak,” ujarnya.

 

Ia melanjutkan, “Tahun ini, sebanyak empat puluh peserta mengikuti pameran ini. Masing-masing peserta menyetorkan dua karya ke panitia, kemudian ada tim kurator yang mencoba menata hasil karya peserta untuk kita tampilkan. Untuk temanya, kita beri kebebasan anak-anak berekspresi sehingga tidak mengikat mereka dengan tema tertentu. Dari empat puluh peserta yang mengikuti KPAA, kita ambil sepuluh terbaik untuk melukis bersama secara langsung.”

 

“Sedangkan, untuk tema KPAA tahun ini adalah ‘Jangan Injak Anak Tangga’. Tema ini bermakna sebuah peringatan untuk berhati-hati, karena kita hidup apalagi anak-anak nanti dalam perjalanannya akan menemui banyak rintangan, banyak hambatan,” terang Joko.

 

Joko menegaskan, “Konsep ‘Jangan Injak Anak Tangga’ kemudian ditambah imbuhan ‘te-‘ diawal kata tangga sehingga menjadi ‘Jangan Injak Anak Tetangga’. Hal ini bermaksud agar kita jangan pernah ada niatan untuk mematikan kreativitas anak-anak disekitar kita. Sehingga, ada dua pengertian dalam tema yang kita usung tahun ini, dengan tujuan anak-anak menjalani kehidupannya bisa lebih berhati-hati dan kreativitasnya bisa terus berkembang.”

 

“Mudah-mudahan, dengan begitu, anak-anak dalam menjalani kehidupannya bisa lebih berhati-hati. Mereka juga tidak akan berupaya mematikan teman lain; justru teman lain harus dirangkul. Total pesertanya ada lima puluh, yang empat puluh ini menyetor masing-masing dua karya, kemudian yang sepuluh ini kita display di depan untuk melukis bersama. KPAA akan berlangsung dari tanggal 10 sampai 24 November 2025. Kita mulai hari ini, memanfaatkan momentum Hari Pahlawan agar tumbuh jiwa-jiwa penghormatan dan penghargaan kepada pahlawan. Dan hari ini, kita juga bersamaan dengan pengukuhan Dewan Kebudayaan Kulon Progo”

 

“Harapan dari kegiatan ini adalah memberikan ruang yang tepat bagi anak-anak yang berpotensi, berbakat, serta hobi melukis, sehingga tidak kemudian larut di dalam gadget dan juga untuk menangkal bullying, narkoba, dan lainnya. Beberapa karya memang mengisyaratkan dan mengekspresikan jiwa anak-anak yang ingin disuarakan melalui karya mereka sendiri, dan ini alasan kita tidak membuat batasan tema pada tahun ini. Karya-karya terbaik dari anak-anak akan kita ikutkan dalam Lomba Lukis DIY–Kyoto, yang merupakan ajang seni yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melestarikan budaya serta mengembangkan bakat seni lukis generasi muda. Lomba ini menjadi jembatan budaya antara Indonesia (khususnya Yogyakarta) dan Jepang, diselenggarakan dalam rangka memperingati hubungan kerja sama kebudayaan antara DIY dan Prefektur Kyoto. Dan hari ini, akan dilakukan Pengukuhan Dewan Kebudayaan oleh Bupati Kulon Progo,” pungkas Joko.

 

Dalam kesempatan ini, Bupati Kulon Progo, Dr. R. Agung Setyawan, S.T., M.Sc., M.M., melantik Dewan Kebudayaan dan Sekretariat Dewan Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo Periode 2025–2028. Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 338/A/2025. Anggota dewan berasal dari berbagai profesi, mulai dari budayawan, tokoh masyarakat, akademisi, dan seniman, dengan Umar Sanusi Heri Puspito sebagai Ketua didampingi oleh H. Wasiludin.

 

Pelantikan Dewan Kebudayaan menjadi momentum penting karena dewan tersebut memiliki peran sentral sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan program pembangunan kebudayaan. Tugas utamanya mencakup penyusunan rencana induk pengembangan kebudayaan daerah secara menyeluruh dan berkelanjutan, serta memberikan rekomendasi kepada kepala daerah mengenai arah kebijakan kebudayaan, termasuk pemanfaatan cagar budaya dan pengembangan seni. Fungsi Dewan Kebudayaan sangat luas, meliputi: advokasi terhadap pelestarian nilai-nilai lokal, fasilitasi koordinasi antarorganisasi kesenian dan kebudayaan yang ada, pengawasan pelaksanaan program kebudayaan agar berjalan efektif dan sesuai rencana, serta menjadi wadah dialog antara pemerintah, seniman, budayawan, dan masyarakat umum. Intinya, Dewan Kebudayaan bertugas memastikan bahwa ekspresi, kreativitas, dan warisan budaya daerah terawat, berkembang, dan memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kualitas hidup dan pembentukan karakter generasi muda.

 

Bupati juga memberikan penghargaan kepada pemenang Kompetisi Bahasa dan Sastra tingkat DIY tahun 2025 dengan tiga kategori, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan KPAA (Kulon Progo Annual Art) secara resmi oleh Bupati Kulon Progo, dilanjutkan dengan meninjau area pameran lukisan hasil karya peserta.

 

Dalam sambutannya, Bupati Kulon Progo Agung Setyawan menyampaikan selamat kepada Dewan Kebudayaan yang baru dikukuhkan dan menegaskan bahwa lembaga ini memiliki peran penting dalam menjaga kesinambungan identitas budaya Kulon Progo.

 

“Selamat untuk Dewan Kebudayaan Masa Bakti 2025–2028. Dewan Kebudayaan akan menjadi pemersatu Kulon Progo dan mengajarkan kepada masyarakat agar tidak terputus dari akar budayanya,” ujarnya.

 

Agung menyampaikan bahwa mulai tahun 2026 Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akan mengembangkan kembali budaya lokal melalui pengkajian dan penggalian akar budaya, dilanjutkan dengan pemeliharaan dan pelatihan. Pemerintah juga akan memberikan apresiasi kepada pelaku budaya, termasuk penampilan karya serta fasilitasi penerbitan karya tulis hingga mendapatkan ISBN.

 

“Masih banyak akar sejarah dan tokoh luar biasa dari Kulon Progo yang belum terungkap. Kita harus membuka kembali sejarah panjang itu,” tegasnya.

 

Agung menekankan bahwa pelestarian budaya tidak hanya berhenti pada penggalian, tetapi juga bagaimana budaya tersebut ditumbuhkan dan ditampilkan kembali sebagai kebanggaan daerah.

 

“Budaya yang menjadi akar masyarakat Kulon Progo harus kita gali, kita bangkitkan, kita latih kembali, dan kita tampilkan dengan bangga kepada anak cucu kita. Ini menjadi tugas besar Dewan Kebudayaan,” jelasnya.

 

Bupati juga menyampaikan keyakinannya bahwa Dewan Kebudayaan mampu membawa kebudayaan Kulon Progo semakin maju.

 

“Saya yakin, di tangan dingin beliau-beliau ini kebudayaan Kulon Progo akan semakin maju, tumbuh, dan berkembang,” tambahnya.

 

Pada kesempatan tersebut, turut ditampilkan Art for Children, berupa karya dan penampilan dari program pelatihan seni anak yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan. Program ini dilaksanakan secara intensif untuk membekali anak-anak dalam berbagai bidang seni.

 

“Semoga kegiatan ini menginspirasi lahirnya pelukis-pelukis handal dari Kulon Progo. Anak-anak kita dilatih menyanyi, bermain musik, drama, dan menari agar mereka memahami budaya kita yang luhur dan adiluhung, bukan hanya mengikuti budaya dari luar,” pungkasnya.

 

 

Dalam sesi wawancara, Nafisa Putri Ashgina menjelaskan karyanya yang berjudul “Usaha Tidak Mengkhianati Hasil”. Ia menjelaskan tema karyanya, yaitu: “Jika ingin sukses, belajarlah dengan giat dan sungguh-sungguh, kejar terus cita-cita.” Ia mengungkapkan sangat senang sekali karyanya bisa dipajang di pameran ini dan sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *