Jakarta,REDAKSI17.COM – Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) baru sekadar merilis draft dokumen perencanaan lalu kebijakan investasi modal komprehensif dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk konsultasi publik.
Dalam draf tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang tersebut digunakan akan dipensiunkan yakni sebesar 1,7 Giga Watt (GW). Angka ini lebih lanjut lanjut rendah apabila dibandingkan dengan target Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mana dimaksud memohonkan program pensiun dini PLTU batu bara dapat menjangkau sebesar 5,2 GW.
Kepala Sekretariat JETP Indonesia Edo Mahendra menjelaskan rencana pensiun dini PLTU dengan kapasitas sebesar 5,2 GW sejatinya masih ada dalam skenario. Namun demikian, skenario hal itu terbagi menjadi dua yakni progresif serta konservatif.
Lebih lanjut, Edo menambahkan program pensiun dini PLTU sebesar 1,7 GW sudah mempertimbangkan dengan kondisi yang tersebut digunakan ada saat ini. “Pertanyaanya kok sekarang, 1,7 GW? Karena kita ingin bikin rencana sesuai dengan apa yang dimaksud dimaksud ada dalam depan kita,” ujar di tempat tempat dalam acara Komunikasi Publik mengenai Rancangan Rencana Investasi Just Energy Transition Partnership (JETP), Jumat (3/11/2023).
Menurut Edo, dukungan konkrit untuk pensiun dini PLTU sejauh ini telah dilakukan lama datang dari program lainnya. Misalnya melalui program Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi yang digunakan tambahan bersih. “Dukungan konkrit untuk pensiun dini PLTU itu datang dari ETM,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) resmi membuka draf rencana investasi modal ke rakyat pada Rabu kemarin (1/11/2023). Hal ini dengan harapan dapat menjaring masukan dari berbagai kalangan masyarakat.
Dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dapat diakses rakyat di tempat dalam situs www.jetp-id.org yang yang diluncurkan hari ini. Masyarakat dapat memberikan masukan atas draf rencana penyertaan modal ini melalui formulir masukan yang mana digunakan terdapat pada situs JETP.
Kemitraan JETP sendiri merupakan inisiatif pendanaan transisi energi senilai lebih tinggi tinggi dari US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun yang dimaksud digunakan disepakati antara Indonesia kemudian negara-negara maju yang tersebut mana tergabung dalam International Partners Group (IPG). Terutama dalam sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di dalam dalam Bali, November 2022. IPG terdiri atas pemerintah Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Norwegia, Italia juga Inggris Raya.
Sekretariat JETP Indonesia dibentuk juga mulai beroperasi pada April 2023. Salah satu tugasnya adalah melakukan koordinasi dalam upaya penyusunan dokumen CIPP secara kolaboratif antara pemerintah Indonesia kemudian IPG dengan dukungan kelompok kerja (working groups) yang dimaksud dimaksud terdiri atas unsur-unsur lembaga internasional, think tank, program kerjasama bidang energi kemudian rakyat madani.
Masukan umum yang dimaksud diserahkan sebelum tanggal 14 November akan diolah pihak Sekretariat JETP untuk menjadi landasan finalisasi dokumen CIPP. Rencananya, dokumen CIPP yang tersebut digunakan menjadi basis implementasi kemitraan JETP akan diluncurkan di tempat dalam Indonesia sebelum perhelatan dunia mengenai perubahan iklim Conference of Parties (COP) ke-28 yang digunakan akan berlangsung dalam area Dubai, Uni Emirat Arab pada penghujung tahun ini.