Home / Nasional / Pasar Tenaga Kerja AS Melambat, Sektor Keuangan Siap Pesta?

Pasar Tenaga Kerja AS Melambat, Sektor Keuangan Siap Pesta?

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mulai mendingin. Hal yang digunakan tercermin dari meningkatnya tingkat pengangguran serta melambatnya penciptaan lapangan kerja dalam sektor nonfarm payrolls.

Data tenaga kerja yang mana dimaksud memburuk ini menjadi kabar baik bagi dunia oleh sebab itu mencerminkan inflasi yang dimaksud yang disebut melambat sehingga memungkinkan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melunak.

Nonfarm payrolls meningkat sebesar 150.000 pada bulan tersebut, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Jumat (3/11/2023).  Data ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan konsensus Dow Jones yang digunakan memperkirakan kenaikan sebesar 170.000, dikutip dari CNBC International.

Tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 3,9% pada Oktober. Angka itu lebih lanjut banyak tinggi dibandingkan proyeksi pasar juga bertentangan dengan ekspektasi bahwa nomor itu akan tetap stabil pada area 3,8%.

Pasar bereaksi positif terhadap laporan tersebut, dengan kontrak berjangka yang dimaksud hal itu terkait dengan Dow Jones Industrial Average bertambah 100 poin.

Melemahnya data-data ini merupakan sentimen negatif untuk pasar tenaga kerja, dikarenakan akan tambahan banyak sulit untuk mendapat pekerjaan dalam AS. Di sisi lain, ini dapat menjadi sentimen positif untuk pasar keuangan.

Perlambatan pasar tenaga kerja memungkinkan terjadinya penurunan inflasi, sebab daya beli rakyat mengalami perlambatan. Terkendalinya inflasi, memungkinkan The Fed untuk lebih lanjut lanjut longgar dengan kebijakan pengetatan suku bunga.

Data tenaga kerja hari ini semakin menegaskan pasar tenaga kerja yang mana sudah pernah mendingin.

Kamis kemarin, AS juga sudah melaporkan klaim pengangguran naik 5.000 menjadi 217 ribu pada pekan yang dimaksud berakhir pada 28 Oktober. Jumlah ini ada pada atas ekspektasi pasar yakni 210.000.

Sebagai catatan, sektor tenaga kerja AS menjadi sorotan tajam pada Oktober lalu sebab demo besra-besaran yang mana hal itu dijalankan ribuan pekerja sektor otomotif, hiburan, hingga kesehatan.

Data Tenaga Kerja AS menyebut sekitar 48.100 pekerja melakukan demo Oktober lalu. Angka yang mana disebut menjadi rekor tertingginya sejak Februari 2004 atau 19 tahun lalu. Data tenaga kerja AS menjadi salah satu pertimbangan besar The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Jika pengangguran AS meningkat maka ini akan menjadi kabar gembira bagi pasar keuangan Indonesia dikarenakan sanggup menghasilkan semakin melunak ke depan.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *