UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan kepemilikan Identitas Kependudukan Digital (IKD) bagi penduduk Kota Yogyakarta. Salah satu caranya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) Kota Yogyakarta mengundang ribuan warga untuk aktivasi IKD. Untuk itu  Dindukcapil Kota Yogyakarta juga membuka layanan aktivasi IKD di hari Sabtu dan Minggu selama November ini.

Kepala Dindukcapil Kota Yogyakarta Septi Sri Rezeki mengatakan selama ini berbagai langkah sudah dilakukan untuk meningkatkan aktivasi IKD. Mulai dari drive thru dan jemput bola mendekatkan layanan di tiap kegiatan di masyarakat. Baik layanan aktivasi IKD maupun perekaman data KTP elektronik (KTP-el). Namun tidak banyak masyarakat yang mengakses layanan itu.

“Akhirnya kita undang. Di luar dugaan, yang datang luar biasa. Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi warga Kota Yogya. Ternyata dengan undangan mereka merasa diperhatikan dan mau hadir,” kata Septi saat jumpa pers terkait aktivasi IKD, di Balai Kota, Senin (17/11/2025).

Kepala Dindukcapil Kota Yogyakarta Septi Sri Rezeki didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data Dindukcapil Kota Yogyakarta Dyah Intan Usaratri memberikan penjelaskan terkait pelayanan aktivasi IKD saat jumpa pers.

Dicontohkan pada hari Minggu kemarin hampir 600 orang yang mengakses layanan di Kantor Dindukcapil Kota Yogyakarta untuk aktivasi IKD dan rekam KTP-el. Dindukcapil Kota Yogyakarta mengundang sekitar 50.000 warga yang belum aktivasi IKD. Jumlah itu berdasarkan skala prioritas wilayah yang paling banyak warga belum aktivasi IKD yakni dari Kemantren Umbulharjo. Warga diundang ke Dindukcapil Kota Yogyakarta untuk aktivasi IKD pada 10-30 November 2025 dengan membawa KTP-el/ kartu keluarga dan handphone.

“Masyarakat bebas mau rawuh (datang) kapan ke Dindukcapil Kota Yogyakarta. Masyarakat harus membawa undangan agar lebih percaya ini bukan hoax (penipuan),” ucapnya.

Dia menyebut pemerintah pusat menargetkan aktivasi IKD di Kota Yogyakarta adalah 30 persen yang dilakukan melalui beberapa tahap. Untuk tahun 2025 ditargetkan aktivasi IKD sebanyak 10 persen dari jumlah penduduk yang memiliki KTP-el di Kota Yogyakarta. Sedangkan capaian aktivasi IKD di Kota Yogyakarta kemarin sudah mencapai sekitar 9,95 persen.

Dokumentasi kegiatan aktivasi IKD yang dilakukan Dindukcapil Kota Yogyakarta.

Septi menyatakan selain mengejar target aktivasi IKD, juga agar manfaat IKD bisa dirasakan masyarakat secara lebih luas. Ke depan masyarakat yang belum aktivasi IKD dari kemantren lainya juga akan diundang secara berkala.

“Ini (undangan aktivasi IKD) juga untuk mewaspadai penipuan berkedok aktivasi IKD. Kegiatan aktivasi IKD ini tidak dilakukan secara online, tidak dapat diwakilkan dan tidak dipungut biaya, jadi gratis,” tegas Septi.

Dia menjelaskan IKD merupakan dokumen kependudukan yang tersimpan dalam bentuk digital di gawai/ gadget. Ke depan IKD berfungsi tidak hanya sebagai bukti diri layaknya KTP-el dan Kartu Keluarga, tetapi akan menjadi media transaksi pelayanan publik. IKD bermanfaat untuk menyimpan dokumen kependudukan secara digital, layanan administrasi kependudukan secara online dan pencetakan dokumen adminduk melalui mesin anjungan dukcapil mandiri (ADM).

“Masyarakat yang tidak punya handphone, punya handphone tapi tidak mendukung IKD dan warga lansia itu adalah kelompok lex specialis (khusus) tidak wajib IKD. Kami harapkan masyarakat yang memenuhi syarat IKD, untuk melakukan aktivasi IKD. Jangan sampai nanti saat membutuhkan, baru mancari atau mengaktivasi,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data Dindukcapil Kota Yogyakarta Dyah Intan Usaratri mengingatkan masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi terhadap penipuan yang mengatasnamakan Dindukcapil Kota Yogyakarta. Misalnya terkait aktivasi IKD. Intan mengaku nama dirinya pernah dipakai oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk penipuan terkait layanan Dindukcapil.

“Kami imbau masyarakat ketika ada WA (Whatsapps) atau telepon dari nomor yang tidak dikenal mohon hati-hati. Yang sering terjadi itu banyak yang ditelepon mengaku pegawai Dindukcapil (melakukan penipuan). Tolong tidak menerima begitu saja WA dan telpon yang tidak dikenal,” pungkas Intan.