Home / Warta Daerah / DIY–Victoria Perluas Kolaborasi Pendidikan, Industri Kreatif, dan Inovasi

DIY–Victoria Perluas Kolaborasi Pendidikan, Industri Kreatif, dan Inovasi

Yogyakarta (20/11/2025) REDAKSI17.COM – Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) dan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, resmi memperluas cakupan kerja sama bilateral melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) baru yang mencakup tiga sektor strategis, yaitu pendidikan, industri kreatif, dan inovasi. Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Persahabatan yang digelar dalam Jamuan Makan Malam di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis malam (20/11), menandai fase baru hubungan persahabatan kedua wilayah.

Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Victoria, Margaret Gardner AC. Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, perwakilan Pemerintah Negara Bagian Victoria; Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti; Bupati Kulon Progo,  Agung Setyawan; Rektor UGM Ova Emilia, perwakilan Keraton Yogyakarta, serta para pejabat dan tamu undangan dari kedua belah pihak.

Sri Sultan menegaskan persahabatan antara DIY dan Victoria yang telah terjalin selama lebih dari satu dekade telah membuahkan banyak kolaborasi produktif. Sejumlah kerja sama sebelumnya, seperti pentas Melbourne Symphony Orchestra (MSO) dan Yogyakarta Youth Music Camp, konser MSO di Candi Prambanan, hingga pertukaran desainer dalam Jogja Fashion Week dan Melbourne Fashion Festival, menjadi bukti bahwa hubungan ini telah melampaui sekadar dokumen kesepahaman.

“Rekam jejak tersebut membuktikan kemitraan DIY–Victoria bersifat dinamis dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Dengan penandatanganan MoU yang diperbarui, kedua daerah kini memasuki tahap kerja sama yang lebih terarah dengan fokus pada sektor-sektor strategis yang sangat relevan dengan perkembangan global,” ujarnya.

Sri Sultan menuturkan MoU pembaruan tersebut mencakup tiga pilar utama. Pilar pertama adalah industri kreatif dan kebudayaan, yang membuka peluang festival bersama, residensi seniman, pertukaran koleksi budaya, serta kolaborasi kreatif di bidang seni rupa, desain, musik, film, sastra, museum, dan permainan digital. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat ekosistem kreatif Yogyakarta sekaligus memperluas jejaring internasional bagi seniman dan pelaku budaya.

Pilar kedua adalah inovasi, yang menjadi ruang kolaborasi riset kebijakan, teknologi, kewirausahaan, hingga pengembangan startup. Sri Sultan menekankan baik DIY maupun Victoria memiliki tradisi riset dan inovasi sosial yang kuat, sehingga sinergi ini diyakini dapat melahirkan pusat gagasan baru dan solusi berkelanjutan untuk tantangan masa depan.

Pilar ketiga adalah pendidikan, yang menekankan pertukaran pelajar, pelatihan profesional bagi akademisi, kegiatan virtual pendidikan, serta penguatan hubungan perguruan tinggi. Melalui pilar ini, kedua pihak berharap dapat memperluas jejaring pembelajaran lintas budaya dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di kedua wilayah.

“Sebagai langkah penguatan implementasi, MoU ini juga melahirkan Joint Working Group, sebuah mekanisme kerja bersama yang dirancang untuk memastikan gagasan kolaborasi dapat berkembang menjadi program konkret dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan turut menyampaikan harapan agar hubungan DIY–Victoria terus berkembang menjadi kemitraan yang saling menguatkan. Ia berharap Gubernur Victoria dapat membawa kesan positif tentang DIY dan memperkenalkannya lebih luas kepada masyarakat Victoria, sebagaimana Yogyakarta selama ini mengambil inspirasi dari Victoria sebagai pusat pendidikan dan inovasi kelas dunia.

Gubernur Victoria, Margaret Gardner AC menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas penerimaan hangat dari Pemda DIY. Momentum penandatanganan MoU ini disebutnya sebagai langkah penting dalam memperbarui komitmen dan memperluas ruang kerja sama yang telah terbangun selama bertahun-tahun.

“Kerja sama yang terjalin di bidang seni, pendidikan, dan inovasi telah memberikan kontribusi nyata bagi kedua wilayah. Secara khusus, saya gembira mengetahui berkembangnya kolaborasi Melbourne Symphony Orchestra dengan berbagai lembaga seni di Yogyakarta,” tandasnya.

Selain itu, Margaret juga menyoroti kemitraan antara UGM dan sejumlah universitas di Victoria yang telah menghasilkan berbagai inisiatif akademik. Ia bahkan menyatakan keinginan besar Victoria untuk mengaktifkan kembali program Victorian Young Leaders to Indonesia yang sempat berjalan sukses pada 2019 sebelum terhenti akibat pandemi.

Menurutnya, pembaruan MoU ini bukan hanya melanjutkan hubungan yang telah ada, tetapi juga membuka peluang lebih luas untuk pertukaran pelajar, kolaborasi riset, kerja sama lembaga seni, hingga penguatan industri kreatif di kedua wilayah. Victoria, katanya, membawa optimisme baru untuk memperkuat kemitraan jangka panjang tersebut.

“Seluruh kerja sama ini bergantung pada komitmen hari ini. Dengan memperkuat hubungan sejak sekarang, Victoria dan Yogyakarta dapat mengejar masa depan bersama yang lebih baik, inklusif, dan berdaya saing global,” ujar Margaret.

Dengan ditandatanganinya MoU ini, DIY dan Victoria resmi memasuki fase baru kolaborasi strategis. Perluasan kerja sama tiga sektor utama ini diharapkan memberikan manfaat langsung bagi pengembangan pendidikan, industri kreatif, dan inovasi, sekaligus memperkuat posisi DIY di kancah kerja sama internasional.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *