Home / Nasional / Lele Gacor Antar DIY Raih Indonesia’s SDGs Action Awards

Lele Gacor Antar DIY Raih Indonesia’s SDGs Action Awards

Yogyakarta,REDAKSI17.COM– Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meraih predikat Terbaik Ketiga kategori Pemerintah Daerah Provinsi pada Indonesia’s SDGs Action Awards (SAA) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, kepada Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, di Gedung Utama Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (19/11).

Dalam penghargaan tahunan tersebut, DIY menempati posisi ketiga setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Prestasi ini menjadi pengakuan nasional atas keseriusan Pemda DIY dalam mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui kebijakan dan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Inovasi yang mengantarkan DIY meraih apresiasi nasional ini merupakan terobosan di bidang ketahanan pangan melalui metode budidaya Lele Gacor (Lele Generasi Air Kocor). Metode ini dinilai efektif meningkatkan produktivitas ikan lele sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Dampaknya sejalan dengan tema Indonesia’s SAA 2025 yang menekankan pentingnya penguatan ketahanan pangan sebagai fondasi pembangunan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY, Danang Setiadi, menjelaskan inovasi Lele Gacor merupakan contoh implementasi SDGs yang aplikatif, berdampak, dan dapat direplikasi oleh masyarakat luas. Menurutnya, pencapaian ini sekaligus mendorong DIY untuk terus meningkatkan kontribusi terhadap agenda pembangunan berkelanjutan yang digulirkan Pemerintah Pusat.

“Ini apresiasi yang sangat membanggakan bagi DIY sekaligus pelecut agar kita semakin baik dalam melaksanakan aksi-aksi terkait SDGs. Inovasi yang kami ajukan berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY yang bertujuan meningkatkan produktivitas lele. Budidaya Lele Gacor berfokus pada pemanfaatan aliran air kocor atau sirkulasi air terus-menerus untuk menunjang budidaya yang lebih efisien. Berkat inovasi ini, prestasi DIY ikut ‘gacor’ di tingkat nasional,” ujar Danang di Bangsal Kepatihan, Kamis (20/11) malam.

Danang menjelaskan metode Lele Gacor memanfaatkan aliran air yang mengucur terus-menerus sehingga menciptakan lingkungan sesuai habitat ikan lele yang menyukai air mengalir. Kondisi ini membuat air lebih jernih, bebas polusi, dan menurunkan risiko penyakit pada ikan. Dampaknya, produktivitas lele meningkat hingga 300 persen dibandingkan metode konvensional.

Menurutnya, peningkatan produktivitas tersebut secara langsung membantu mendongkrak pendapatan petani ikan di DIY. Selain itu, kualitas lele yang dihasilkan lebih baik dan memenuhi standar gizi sehingga sangat potensial mendukung program strategis nasional, khususnya di sektor pangan dan gizi.

Inovasi ini juga telah ditawarkan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menjadi salah satu pemasok protein dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Harapannya, produksi Lele Gacor dapat memperkuat pemenuhan gizi dalam program MBG. DIY memiliki banyak inovasi, dan ke depan akan terus kita sesuaikan dengan tema Indonesia’s SAA berikutnya,” tambah Danang.

Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemenang SAA 2025. Prestasi tersebut, menurutnya, menjadi energi positif untuk memperluas manfaat bagi masyarakat dan meningkatkan akselerasi pencapaian SDGs. “Tularkan kemenangan dan semangat ini kepada masyarakat, karena capaian hari ini akan tercatat hingga Kantor Pusat United Nations di New York,” ujarnya.

Dalam rangkaian acara tersebut, Kementerian PPN/Bappenas bersama Badan Gizi Nasional (BGN) juga menggelar Konferensi Utama Pembangunan Berkelanjutan 2025 melalui Program Strategis Nasional MBG. Forum ini menjadi ruang kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat tata kelola, strategi, dan implementasi program prioritas nasional tersebut.

Program MBG diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan gizi harian melalui penyediaan sarapan dan makan siang, sekaligus menjawab tantangan stunting, wasting, dan anemia. Program ini juga memperkuat ketahanan pangan nasional dengan melibatkan petani, nelayan, UMKM pangan, serta berbagai elemen rantai pasok di seluruh Indonesia.

Konferensi yang dihadiri lebih dari 300 peserta luring dan 1.000 peserta daring itu juga menjadi momentum peluncuran Dashboard SDGs 4.0 serta Sistem Registrasi dan Sertifikasi SDGs. Peluncuran tersebut diharapkan memperkuat sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, turut diumumkan penerima penghargaan Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) 2025, serta digelar MBG Leadership Session yang membahas empat topik utama: ketahanan pangan, penurunan stunting, tata kelola MBG, dan dukungan legislatif. Diskusi ini mempertegas pentingnya integrasi kebijakan dan penguatan kapasitas pelaksanaan di semua tingkatan untuk memastikan keberhasilan program nasional tersebut.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *