Gondomanan,REDAKSI17.COM-Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memimpin Apel Besar Srawung Agung Kelompok Jaga Warga untuk Jogja Damai yang digelar di Lapangan Polresta Yogyakarta, Jumat (21/11/2025).
Kegiatan ini berlangsung serentak di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai bentuk penguatan kolaborasi antara masyarakat dan aparat keamanan dalam menjaga stabilitas kamtibmas.
Apel besar ini merupakan inisiasi Pemerintah Provinsi DIY dengan Polda DIY, serta melibatkan ribuan anggota Jaga Warga dari berbagai kabupaten dan kota di DIY.
Momentum Srawung Agung menjadi wadah konsolidasi, silaturahmi, dan penyamaan langkah dalam menjaga keamanan serta ketentraman masyarakat.

Dalam apel tersebut, Wali Kota Hasto membacakan amanat Gubernur DIY. Salah satu pesan penting dari Gubernur ialah apresiasi terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang memberikan dukungan berupa 10.000 rompi khusus bagi anggota Jaga Warga di seluruh DIY.
Gubernur menyampaikan bahwa rompi tersebut bukan sekadar atribut, melainkan simbol keteduhan dan ketenteraman. Rompi itu menegaskan bahwa garda keamanan hadir bukan untuk menakuti, namun untuk “ngayomi lan ngemong” atau melindungi, merangkul, dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Menurut Gubernur, sinergi erat antara Jaga Warga dengan Polri menjadi modal penting dalam menjaga situasi DIY agar tetap kondusif, damai, dan tertib. Dengan kolaborasi tersebut, ia meyakini bahwa berbagai potensi gangguan keamanan dapat ditangani lebih cepat, tepat, dan humanis.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Hasto juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta untuk terus memperkuat kerja sama dengan Jaga Warga. Menurutnya, keberadaan Jaga Warga bukan hanya pelengkap, tetapi justru merupakan elemen vital dalam sistem keamanan berbasis masyarakat di Kota Yogyakarta.
“Jaga Warga adalah bagian penting dalam ekosistem keamanan di Kota Yogya. Mereka adalah garda terdepan pengamanan dan ketentraman masyarakat,” ujar Hasto.
Hasto mengingat kembali peristiwa pada 29 dan 30 Agustus lalu, ketika sejumlah lokasi strategis di Kota Yogyakarta berpotensi terganggu keamanan dan ketertibannya. Pada saat itu, kata Hasto, Jaga Warga menjadi pihak pertama yang turun untuk memastikan situasi tetap terkendali.
“Kita tahu persis, ketika Malioboro atau titik-titik strategis lain terancam akan diganggu, merekalah yang pertama datang. Mereka hadir sebelum aparat lainnya tiba. Ini menunjukkan betapa besar peran mereka dalam menjaga kota ini,” ujarnya.
Hasto berharap kegiatan ini menjadi momentum membangun kesadaran seluruh masyarakat di Kota Yogyakatta bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas aparat formal.
“Sinergi berbagai elemen masyarakat menjadi kunci menjaga Kota Yogyakarta tetap damai, aman, dan tenteram di tengah berbagai dinamika sosial yang berkembang,” jelasnya.


