Sleman,REDAKSI17.COM – Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menjadi narasumber dalam Executive Series Kepemimpinan Berkelanjutan pada Organisasi Publik bagi mahasiswa Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM), Jumat (21/11/2025) di Auditorium MM UGM.

Dalam paparannya, Hasto menekankan bahwa perkembangan kepemimpinan publik turut dipengaruhi oleh dinamika perubahan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Menurutnya, transformasi digital seperti Internet of Things yang sebelumnya menjadi tren kini mulai mengalami kejenuhan dan bergeser menuju era transformasi 5.0 yang menempatkan manusia sebagai pusat perubahan.

“Di birokrasi, pergeseran itu juga terjadi. Ada old public management, kemudian new public management yang kini lebih menekankan pada nilai,” ujarnya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.

Hasto menjelaskan bahwa orientasi kinerja birokrasi tidak lagi hanya berfokus pada jumlah program (the number of program), melainkan pada nilai dan dampaknya (the value). Paradigma kepemimpinan juga berubah dari mengandalkan kekuatan pemimpin tunggal menjadi kepemimpinan yang mendapat dukungan komunitas.

“Sekarang ini pemimpin yang hebat adalah yang didukung komunitasnya, community support-nya seperti apa,” kata Hasto.

Ia juga menyoroti perubahan pendekatan dalam penganggaran. Jika sebelumnya birokrasi menggunakan konsep money follow function yang mendistribusikan anggaran secara merata ke seluruh fungsi, kini pemerintah lebih fokus pada money follow program.

“Lebih baik anggaran diarahkan pada program yang bernilai dan berdampak. Karena itu dilakukan refocusing agar program benar-benar memberi manfaat,” tambahnya.

Ketua Program Studi MM FEB UGM, Prof. Amin Wibowo, menyampaikan bahwa kehadiran Wali Kota Yogyakarta memberikan perspektif penting dari sektor publik dalam pembelajaran kepemimpinan di MM UGM.

“Kita biasa mengundang eksekutif dari swasta, namun kami ingin mahasiswa juga belajar dari sektor publik. Kehadiran Wali Kota Yogyakarta menjadi kesempatan berharga untuk memahami real world tidak hanya dari sisi privat, tetapi juga publik,” ungkap Prof. Amin.

Ia menambahkan bahwa pembelajaran kepemimpinan tidak cukup hanya melalui satu sesi diskusi. Mahasiswa juga memiliki kesempatan mengikuti program imersion melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, termasuk terlibat di berbagai unit atau UMKM di lingkup pemerintah.

“Harapan kami, kerja sama ini dapat diperluas, termasuk dengan Pemerintah Kota Yogyakarta,” katanya.