Jakarta,REDAKSI17.COM – Perusahaan luar angkasa pemerintah Amerika Serikat, The National Aeronautics and Space Administration atau NASA mengklaim dapat memberikan peringatan 30 menit sebelum terjadinya fenomena badai matahari, yang digunakan yang berpotensi menciptakan “kiamat” dunia.
NASA mengungkapkan hal yang tersebut setelah melirik penyelenggaraan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk memprediksi fenomena antariksa yang dimaksud mana terjadi dalam masa depan. NASA pun tengah mengembangkan model AI untuk memprediksi badai matahari
Peringatan dini akan mendeteksi lebih tinggi tinggi awal saat fenomena besar terjadi lalu berpotensi menghancurkan wilayah tertentu. Cahaya bisa saja jadi bergerak dari material yang digunakan yang disemburkan Matahari saat badai berlangsung.
NASA akan mendapatkan data dari beberapa satelit, seperti ACE, WIND, IMP-8, lalu Geotail. Tugasnya adalah mengembangkan cara untuk mengetahui secara presisi kapan badai matahari terjadi serta dampak yang yang ditimbulkan.
Dikutip dari Science Alert, para ilmuwan melatih model pembelajaran yang digunakan mana dinamakan DAGGER. Berbeda dengan algoritma prediktif lainnya, model ini mempunyai peningkatan kecepatan.
Tim peneliti mengungkapkan mampu memprediksi tingkat keparahan lalu arah peristiwa kurang dari satu detik. Setiap menitnya, DAGGER juga dapat menghasilkan prediksi.
Beberapa kejadian badai matahari memang berdampak besar pada beberapa orang wilayah di area tempat Bumi. Misalnya 35 tahun lalu, wilayah Quebec tiada sanggup teraliri listrik selama berjam-jam.
Kerusakan besar juga terjadi pada peristiwa Carrington 150 tahun lalu. Saat itu infrastruktur listrik juga komunikasi rusak parah akibat badai.
Sebelumnya, algoritma butuh waktu yang digunakan mana cukup lama untuk dapat memprediksi atau bahkan memberi peringatan saat badai akan menghantam Bumi.