Magelang ,REDAKSI17.COM – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mewakili Gubernur DIY, menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia yang berpusat di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Magelang, pada Selasa (25/11). Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan penanaman pohon serentak yakni di 31 provinsi dengan bibit pohon sejumlah 810.400 batang dan luas lahan 2.026 hektare.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi Soeharto atau dikenal Titiek Soeharto; Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni; Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno. Serta, sejumlah kepala daerah, unsur Forkopimda, dan perwakilan kementerian hingga lembaga baik yang hadir langsung maupun mengikuti serentak di tiap provinsi melalui daring.
Dalam sambutannya, Titiek menyampaikan pelaksanaan kegiatan ini dinilai memiliki dampak nyata terhadap pemulihan lingkungan. “Kegiatan hari ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah manifestasi nyata dari komitmen negara untuk memulihkan ekosistem dan mewariskan bumi yang layak huni bagi generasi mendatang,” ujar Titiek Soeharto.
Ia juga menjelaskan bahwa agenda penanaman pohon ini sejalan dengan arah kebijakan nasional. “Kegiatan hari ini juga mendukung asta cita kedua Presiden Prabowo yaitu antara lain ekonomi hijau, mewujudkan swasembada pangan, swasembada energi, air, ekonomi kreatif, dan ekonomi biru,” imbuhnya.
Titiek menegaskan tiga poin penting terkait upaya pemulihan lingkungan, mulai dari sinergi antarlembaga, menanam harapan, hingga pentingnya melibatkan masyarakat. “Komisi IV DPR RI berkomitmen penuh memberikan dukungan, baik dari sisi legislasi maupun anggaran untuk program-program rehabilitasi hutan dan lahan. Kehadiran kami di sini adalah bukti bahwa parlemen dan pemerintah satu suara dalam menjaga kelestarian lingkungan kita,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya konsistensi setelah penanaman dilakukan. “Namun saya ingin mengingatkan, jangan hanya semangat menanam tapi juga jangan lalai merawatnya. Anggaran yang kita gelotorkan harus berbanding lurus dengan tingkat keberhasilan tumbuh tanaman,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, menjelaskan bahwa program penanaman pohon ini juga menjadi tindak lanjut komitmen Indonesia di forum internasional. “Apa yang kita lakukan hari ini sebenarnya juga bagian dari kick off, melaksanakan perintah Pak Presiden. Presiden Prabowo sudah mengikarkan diri Indonesia di depan dunia untuk menanam 12 juta degraded land atau lahan kritis,” paparnya.
Ia menyebut bahwa pemerintah sedang merumuskan skema kolaborasi untuk mewujudkan target tersebut. “Bagaimana kemudian 12 juta hektare itu dalam kurun waktu tertentu ke depan ini dapat kita laksanakan bersama-sama baik melalui APBN maupun melibatkan swasta,” jelas Menhut.
Menteri juga menyinggung terbitnya Peraturan Presiden yang membuka ruang partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi hutan. “Terbitnya Perpres 110 tahun 2025 itu untuk membuka ruang partisipasi masyarakat adat, kehutanan sosial maupun swasta, untuk bersama-sama bergotong royong untuk melakukan penanaman di 12 juta hektare itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Dyah Murtiningsih melaporkan bahwa kegiatan penanaman dilakukan serentak di 31 provinsi. “Mulai hari ini, serentak seluruh Indonesia akan ditanam bibit pohon seluas 2.026 hektare dengan total bibit sejumlah 810.400 batang,” ungkapnya.
Jenis bibit yang ditanam mulai dari kayu-kayuan hingga multipurpose tree species yang mendukung ketahanan pangan, energi, dan air. “Dan tentu saja disesuaikan dengan kondisi di masing-masing lokasi penanaman,” tambah Dyah.
Untuk lokasi di TNG Merapi, Dyah menjelaskan bahwa penanaman dilakukan di lahan seluas 50 hektare dengan total 33.000 bibit. Jenis tanaman yang ditanam meliputi pule, nyamplung, pronojiwo, vikus, salem, dan aren sebagai bibit-bibit endemik.
Adapun, dalam kegiatan ini baru dilakukan penanaman 650 bibit di area seluas 1 hektare. Selain penanaman, turut dilakukan pelepasliaran Elang Jawa serta ratusan burung lokal, antara lain kutilang, kerak kerbau, perkutut, merbah cerucuk, dan bondol haji.
HUMAS PEMDA DIY




