Home / Daerah / Catur Sagatra 2025, Harmoni Rraga, Rasa, Jiwa

Catur Sagatra 2025, Harmoni Rraga, Rasa, Jiwa

Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY kembali menggelar Catur Sagatra, kegiatan rutin pelestarian budaya empat trah Mataram Islam. Catur Sagatra 2025 ini pun semakin mempertegas wujud kesejahteraan dalam harmoni antara raga, rasa, dan jiwa

“Tahun ini, Catur Sagatra mengangkat tema ‘Wellness: Kalyana, Hamemayu Hayuning Bawana’. Tema ini mengingatkan kita bahwa kesejahteraan bukan hanya perkara jasmani, tetapi sebuah keseimbangan ‘lintang gumantung’ atau harmoni antara raga, rasa, dan jiwa,” ungkap Sekretaris Daerah DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada Gelar Budaya Catur Sagatra 2025.

Bertempat di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta pada Jumat (28/11) malam, Made mengatakan, wellness bukan sekadar tren yang datang pergi seperti musim, namun menjadi ‘laku pangrakiting manah’, yaitu upaya mengasah kejernihan batin, agar hidup berjalan seirama dengan denyut alam.

“Gelaran Catur Sagatra 2025 ini selayaknya maharsi budaya yang memantulkan cahaya persaudaraan empat trah Mataram Islam. Seperti empat mata air yang mengalir ke sungai yang sama, kekerabatan ini hadir untuk menjaga kejernihan peradaban, yang telah diwariskan turun-temurun,” imbuhnya.

Dikatakan Made, cukup banyak rangkaian kegiatan Catur Sagatra yang telah digelar, seperti seminar, workshop seni tradisi, hingga pergelaran kolaboratif lintas keraton. Semua kegiatan tersebut diharapkan menjadi pendapa ilmu, tempat untuk kembali menyimak petuah leluhur.

“Seni dalam konteks ini bukan hanya tontonan, tetapi tuntunan, seperti tarian klasik yang memadukan langkah, napas, dan rasa. Semoga Catur Sagatra 2025 menjadi titik embun yang menyegarkan, memperkuat persaudaraan, dan memuliakan kebudayaan Mataram Islam,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, kesejahteraan dalam pandangan budaya Mataram Islam adalah keselarasan raga, rasa dan ruh, serta harmoni antara manusia, alam, dan kehadiran Ilahi. Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Catur Sagatra.

“Pada malam hari ini, menjadi puncak kegiatan, di mana menjadi gelaran tari Catur Sagatra yang menampilkan karya seni tari sebagai perwujudan olah rasa, olah raga, dan olah jiwa. Pertunjukan tari malam ini menampilkan empat pertunjukan utama dari empat istana Mataram Islam,” imbuhnya.

Dian pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada empat trah Mataram Islam yang penuh dengan dedikasi telah terlibat dalam seluruh proses Catur Sagatra. Komitmen, perhatian, dan kerja bersama ini adalah wujud nyata pelestarian warisan adiluhung yang membanggakan.

“Tradisi akan selalu menemukan kehidupan baru, selama generasi yang ada bersedia merawat dan mempelajarinya. Harapan kami, empat istana Mataram Islam ini akan senantiasa menjadi pusat pelestarian tradisi dan penguatan identitas budaya masyarakat Mataram Islam,” imbuhnya.

Pada pertunjukan tari malam ini, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat menampilkan Beksan Lampah Jantra, sedangkan Kasunanan Surakarta Hadiningrat menampilkan Beksan Wirya Naranata. Kemudian dari Kadipaten Pakualaman menampilkan Beksan Pitutur Jati, sementara Kadipaten Puro Mangkunegaran menampilkan Bedhaya Krama Jiwa.

HUMAS DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *