Home / Daerah / HDI 2025, DIY Serukan Kesetaraan dan Penghargaan Tanpa Batas

HDI 2025, DIY Serukan Kesetaraan dan Penghargaan Tanpa Batas

Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Peringati Hari Disabilitas Internasional Tahun 2025, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengajak seluruh lapisan masyarakat menyuarakan pesan bahwa setiap orang berhak hadir, berkembang, dan dihargai tanpa batas. Pun, bergandeng tangan memperkuat upaya menjadikan Yogyakarta sebagai rumah yang semakin inklusif, humanis, dan berkeadilan bagi semua.

Ajakan tersebut diserukan Sri Paduka dalam puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2025 DIY yang digelar pada Rabu (03/12), di Pendopo Wiyata Praja, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Kegiatan kolaborasi bersama OPD, organisasi penyandang disabilitas, Kementerian Sosial, organisasi masyarakat sipil, dan mitra kerja dari Dinas Sosial DIY ini, diikuti oleh sekitar 400 peserta yang menyemarakkan peringatan HDI dengan jalan sehat kawan inklusi, flash mob, dan kampanye sosial inklusi difabel di Titik 0 km Yogyakarta. Selain itu, dalam peringatan yang mengusung tema ‘Setara Berkarya, Berdaya Tanpa Batas’ ini ditampilkan pula pameran produk karya kawan difabel dan panggung seni dan budaya difabel.

“Peringatan Hari Disabilitas Internasional ini bukan seremonial tahunan, tetapi ruang penting untuk memperkuat kesadaran kolektif bahwa keberagaman kemampuan manusia adalah bagian dari martabat manusia itu sendiri. Kegiatan ini bukan sekadar aktivitas kesehatan, melainkan wujud kebersamaan yang menyatukan kita sebagai masyarakat yang saling menghormati,” tutur Sri Paduka.

Dikatakan Sri Paduka, dalam falsafah Jawa pun dikenal semangat Hamemayu Mayuning Sesami. Falsafah ini mengajarkan bahwa semua menjaga dunia dengan menjaga sesama.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran dan semangat semuanya. Semoga pertemuan ini memperkuat untuk menjadikan Yogyakarta sebagai rumah yang semakin inklusif, humanis, dan berkeadilan bagi semua,” pungkas Sri Paduka.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengungkapkan bahwa ke depan diharapkan pelayanan publik yang inklusif untuk disabilitas dapat menjadi prioritas utama. “Ini mencakup semua layanan, baik itu layanan umum, kemudian layanan di bidang pemerintahan, dan lain-lain,” kata Ni Made.

Menurut Ni Made, keberpihakan turut menjadi perhatian penting. Termasuk pula, bagaimana peran dari para penyandang disabilitas di dalam proses pembangunan.

“Kemarin kami sudah berdiskusi, berkoordinasi dengan forum. Harapan besar kami, mereka sudah punya desain, yang bisa dimasukkan di siklus perencanaan dan kemudian kita monitor bersama bagaimana kemudian kolaborasinya dengan OPD di DIY. Semoga ke depan kolaborasi ini semakin kuat, kemudian DIY semakin inklusif khususnya untuk kaum disabilitas,” imbuh Ni Made.

Senada dengan Wagub DIY, Kepada Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih berharap, semua dapat andil bersama dalam pelayanan kesejahteraan sosial ini. Pihaknya pun berkomitmen untuk memastikan bahwa layanan program-program yang dilakukan Dinas Sosial senantiasa inklusif.

 

Seperti keberadaan Difabel Siaga Bencana (Difagana) DIY, di mana para penyandang disabilitas tidak lagi menjadi objek tetapi subjek untuk penanganan kebencanaan bersama pemerintah. “Jadi tidak ada yang tertinggal. Kita bareng semua untuk bisa sejahtera bersama, bahagia bersama,” ucap Endang.

Tak kalah penting, Endang menyebut, pihaknya akan terus menggenjot para penyandang disabilitas untuk memiliki greget dalam memastikan hak-hak mereka terpenuhi. “Kita kan sudah punya Perda dari sisi regulasi, kita sudah punya forum untuk disabilitas juga. Ini bagaimana kita duduk bersama untuk memastikan hak-hak mereka bisa terpenuhi. Kepada masyarakat kami harapkan juga ada respons. Ada semangat, karena pemerintah tidak bisa sendiri. Jadi harus bersama masyarakat untuk bergerak bersama.” ungkap Endang.

Nuning Suryatiningsih dari Organisasi Harapan Nusantara (OHANA) yang turut mengikuti kegiatan peringatan HDI ini menuturkan bahwa momentum ini harus dimaknai secara penuh, bukan perayaan semata. Semua harus memahami bahwa penyandang disabilitas adalah warga yang mempunyai hak yang sama, setara dengan hak warga yang lain.

“Kami hidup juga membutuhkan pekerjaan, kami juga butuh sekolah, kami butuh sehat. Oleh karena itu, semua sektor harus terbuka untuk penyandang disabilitas. Harapan kami dengan adanya acara ini, semua pihak baik pemerintah maupun swasta terbuka terhadap penyandang disabilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” papar Nuning.

Nuning mengutarakan, selama ini komitmen terhadap pengadaan lapangan pekerjaan yang dibuka jangan hanya sekadar lip service. Pemerintah maupun swasta harus betul-betul memperhatikan kebutuhan terkait potensi yang dimiliki oleh penyandang disabilitas seperti apa yang kemudian bisa dioptimalkan. Dengan demikian, para penyandang disabilitas betul-betul bisa bekerja dan memperoleh pendapatan untuk hidup.

“Kami berharap, semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, jangan berstigma lagi terhadap penyandang disabilitas. Keterlibatan dan partisipasi kami harus dimaknai secara penuh jangan hanya setengah-setengah, bahwa penyandang disabilitas itu mempunyai hak yang sama dengan yang lain, jadi betul-betul keterlibatan kami ada,” harap Nuning.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *