Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Nada Wicara Hakordia 2025 menjadi ruang untuk menyerukan penguatan integritas dan sinergi antikorupsi, yang digelar di Titik 0 Kilometer Yogyakarta pada Sabtu (06/12). Acara ini menghadirkan dialog publik bersama Ketua KPK, Setyo Budiyanto; Ketua KPK 2010–2014, M. Busyro Muqoddas, serta musisi Noe Letto, dengan antusiasme masyarakat yang memadati pusat kota.
Membuka agenda Nada Wicara, Plt. Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Aminudin, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah DIY dan seluruh masyarakat Yogyakarta yang telah mendukung pelaksanaan Hari Antikorupsi Sedunia 2025. Ia menegaskan bahwa penunjukan Yogyakarta sebagai tuan rumah Hakordia 2025 tidak lepas dari kualitas tata kelola yang baik.
“Ada pertimbangan-pertimbangan kenapa kota Yogyakarta dipilih sebagai pusat perayaan Hakordia tahun 2025. Salah satunya adalah tata kelola yang baik yang berhasil diraih oleh Pemerintah Daerah DIY,” jelas Aminudin.
Mengusung tema “Satukan Aksi, Basmi Korupsi”, Aminudin menegaskan bahwa pemberantasan korupsi merupakan kerja bersama. “Upaya pemberantasan, tindak pidana korupsi perlu melibatkan seluruh komponen bangsa sesuai dengan perannya masing-masing. Oleh karena itu kita sepakat, korupsi adalah musuh bersama dan harus kita basmi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Hermawan, menilai penyelenggaraan Hakordia 2025 membawa dampak strategis bagi penguatan tata kelola pemerintahan dan citra Kota Yogyakarta sebagai wilayah yang berkomitmen pada integritas. “Pemerintah kota berupaya penuh agar setiap kegiatan pembangunan selalu bersifat inklusif, adil, merata, dan mampu menyelesaikan masalah, dengan memperhatikan kaum rentan, lansia, anak-anak, perempuan, dan kaum miskin,” jelasnya.
Pada sesi diskusi, Ketua KPK, Setyo Budiyanto pun turut menjelaskan kembali pemilihan Yogyakarta sebagai tuan rumah Hakordia adalah langkah terobosan setelah bertahun-tahun peringatan dipusatkan di Jakarta. “Selama ini Hakordia dilaksanakan di Jakarta. Setelah diskusi, kami pertimbangkan Jogja karena ini kota pendidikan, kota wisata, tata kelolanya cukup baik, dan melibatkan banyak komunitas budaya hingga seni,” ujar Setyo.
Setyo juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Yogyakarta terkait potensi gangguan mobilitas selama rangkaian Hakordia berlangsung. “Kami mohon maaf apabila selama pelaksanaan mengganggu kegiatan masyarakat. Harapannya, kegiatan ini memberi manfaat dan dampak positif bagi warga,” ungkapnya.
Nada Wicara Hakordia 2025 tidak hanya menghadirkan dialog reflektif, tetapi juga memperkuat komitmen bersama bahwa integritas, kesadaran publik, dan sinergi merupakan kunci dalam memberantas korupsi. Kegiatan ini ditutup dengan penampilan Noe Letto yang disambut meriah oleh para pengunjung.
HUMAS PEMDA DIY




