Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Ahmad Yani (UNJANI) bersama Pusat Psikologi TNI telah menetapkan lokasi penyelenggaraan International Military Psychology Conference (IMPC) 2026, yakni DIY. Para ahli psikologi militer dari berbagai penjuru dunia akan hadir untuk berbagai ilmu dan pengalaman.
Ditemui usai mengadap Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Senin (22/12), Dekan Fakultas Psikologi UNJANI, Brigjen TNI (Purn) Dr. Eri Radityawara Hidayat, MBA., MHRMC, mengatakan, IMPC 2026 akan diselenggarakan pada 10-14 November 2026. Pada konferensi tingkat dunia ini akan dibahas operasi militer selain perang.
“Kedatangan kami, selain untuk silahturahmi, kami juga datang untuk meminta dukungan dari Pemda DIY untuk menyukseskan penyelenggaraan IMPC 2026 ini. Kami memilih Jogja sebagai lokasi penyelenggaraan karena kami ingin mengangkat nilai-nilai budaya dari masyarakat Jawa dan dari Keraton Yogyakarta untuk membahas tentang isu-isu operasi militer selain perang,” paparnya.
Menurut Eri, zaman sekarang perang konvensional sudah sulit ditemui. Saat ini justru yang terjadi kebanyakan ialah perang psikologi atau yang biasa disebut low intensity conflict. Perang psikologi pun menurutnya telah menggeser alat perang yang ampuh untuk bisa menang.
“Saat ini, jika hanya mengandalkan pesawat canggih atau tank ternyata tidak bisa menang perang. Jadi harus melalui pendekatan budaya dan sebagainya. Pada konferensi inilah berbagai pakar psikologi akan membahas soal perang psikologi lintas budaya untuk operasi militer selain perang,” paparnya.
Dikatakan Eri, Fakultas Psikologi UNJANI terlibat langsung dalam penyelenggaraan karena mereka juga memiliki kekhasan ilmu yakni memiliki studi psikologi militer. Seperti penyelenggaraan tahun sebelumnya, dari semua benua di dunia dipastikan mengirim perwakilannya untuk mengikuti konferensi ini.
“Selama ini negara-negara yang ikut ada Saudi Arabia, Oman, India, Malaysia, Indonesia, Singapura, Afrika Selatan, Nigeria, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa. Sebelumnya, konferensi ini memiliki nama International Military Testing Association (IMTA), dan diubah menjadi IMPC sejak penyelenggaraan tahun lalu,” paparnya.
Menambahkan, Kepala Dinas Psikologi TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Wisnu Agung menyebutkan pentingnya pendekatan dari sisi budaya untuk setiap operasi militer bukan perang. Dicontohkannya, penanganan bencana banjir di Sumatra saat ini juga dilakukan TNI dengan membentuk operasi.
“Kami di Angkatan Laut juga sudah ada kerja sama dengan abdi dalem. Kami belajar dari sisi budayanya itu sendiri, dan kami padukan dengan kesehatan mental, terutama untuk prajurit TNI darat, laut maupun udara. Dan dengan memahami berbagai budaya, tentu operasi yang dijalankan bisa sukses karena tidak menimbulkan konflik-konflik yang tidak kita inginkan,” jelasnya. (Rt/Ts)
HUMAS DIY





