UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Sebanyak 313 Pramuka Penegak dari berbagai SMA, SMK, dan MA di Yogyakarta resmi menyelesaikan Pengembaraan Desember Tradisional (PDT) ke-54  Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta. Hal itu ditandai dengan apel penutupan PDT ke-54 Kwarcab Pramuka Yogyakarta di Lapangan Balai Kota Yogyakarta, Senin (22/12/2025). Pemerintah Kota Yogyakarta berharap PDT tidak hanya menjadi ajang membina fisik, tapi juga mental sampai karakter anggota Pramuka.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan Pemkot Yogyakarta mengapresiasi Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta yang konsisten menjadi mitra strategis dalam pembinaan generasi muda. Seperti kegiatan PDT ini adalah contoh nyata pendidikan karakter yang hidup dan kontekstual, dan membumi sesuai dengan kebutuhan saat ini. Pihaknya juga mengapresiasi para Pramuka Penegak yang mengikuti PDT selama 5 hari dengan menempuh perjalanan sekitar 54 kilometer.

Pemukulan gong oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menandai penutupan PDT ke-54 Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta.

“Setiap langkah yang ditempuh adalah proses belajar mengenai ketangguhan, kebersamaan, kedisiplinan, dan juga rasa tanggung jawab. Melalui pengembaraan ini, saya berharap tidak hanya diuji secara fisik, tetapi juga ditempa secara mental dan karakter,” kata Hasto saat apel penutupan PDT ke-54 Kwarcab Pramuka Yogyakarta.
Menurutnya dalam kegiatan PDT ke-54 nilai-nilai luhur kepramukaan menemukan ruang aktualisasi. Termasuk melakukan kerja-kerja kelompok, kerja sama, membangun visi bersama, dan memusuhi musuh-musuh bersama yakni  kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan dan kemalasan. Apalagi PDT ke-54 menapaki jejak sejarah peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di DIY yang sarat dengan nilai, makna, dan kearifan lokal.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo melepas identitas peserta PDT ke-54 Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta menandai penutupan kegiatan.

“Sehingga kita bisa memunculkan jiwa-jiwa kepemimpinan, kepedulian, serta semangat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan,” ujarnya.
Hasto menegaskan  Gerakan Pramuka merupakan wadah pendidikan yang bertujuan membentuk watak, karakter, serta kepribadian generasi muda agar selaras dengan perkembangan zaman. Kegiatan PDT ke-54 ini kiranya mampu merangkum tujuan mulia itu melalui berbagai aktivitas yang edukatif dan juga menantang, seperti kegiatan pengembaraan prestasi dan juga kegiatan-kegiatan bakti lainnya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat memberikan amanat apel penutupan PDT ke-54 Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta.

“Manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya dan menjadi bagian refleksi untuk diri kita sendiri. Kemudian akan membentuk karakter masing-masing pribadi dan  menjadi manusia yang berkarakter, berakhlak mulia, manusia yang smart dan  berguna untuk nusa bangsa dan negara,” tutur Hasto.
Sementara itu Ketua Sangga Kerja PDT ke-54 Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta, Luqman Abdul Muluk Sitorus, melaporkan bahwa kegiatan PDT ke-54 berlangsung selama lima hari 18-22 Desember 2025. PDT 2025 mengangkat tema Jejak Peradaban Mataram Kuno dan slogan Mataram Kuno Sejarah Bersatu dengan Alam. Para peserta menempuh rute sepanjang 54 kilometer melewati Berbah, Kalasan, Ngemplak, Ngaglik, Depok, Gondokusuman dan Umbulharjo. Kegiatan tidak hanya pengembaraan tapi juga aktivitas edukatif, giat bakti,  bakat dan berbagai kompetisi.

Salah satu peserta PDT ke-54 Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta Khadeesyah Khafijjah
menyampaikan PDT melewati jalur sejarah peradaban Mataram kuno salah satunya melewati beberapa candi-candi. Siswi SMAN 9 Yogyakarta itu mengaku hal yang paling sulit dalam PDT adalah pada hari pertama lantarsn harus beradaptasi dengan alam dan menyiapkan stamina untuk etape berikutnya.
“Yang pasti senang, seru. Momen-momen yang paling berkesan itu waktu kita mau mengambil etape. Itu kan kita bersaing dengan sekolah lain. Jadi itu titik serunya. Menurutku sendiri Pramuka itu sangat berpengaruh kepada anak-anak muda karena kita diajarkan untuk mandiri dan kuat. Contohnya  seperti perjalanan jauh kemarin itu kalau kita enggak kuat itu kita enggak bisa,” ucap Dheesyah.