Jakarta,REDAKSI17.COM – Indeks utama Wall Street dibuka lebih tinggi besar tinggi pada hari Senin (3/6/2024), terangkat oleh saham-saham pertumbuhan semikonduktor kemudian bluechip menjelang minggu yang dimaksud digunakan penuh data.
Dow Jones Industrial Average naik 23,67 poin, atau 0,06%, pada pembukaan, menjadi 38,709.99. S&P 500 dibuka lebih tinggi lanjut tinggi sebesar 19,64 poin, atau 0,37%, pada 5.297,15, sedangkan Nasdaq Composite naik 130,69 poin, atau 0,78%, menjadi 16.865,70 pada bel pembukaan.
Sektor manufaktur AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dengan indeks manufaktur ISM sebesar 48,7 pada bulan Mei, menyebabkan imbal hasil Treasury serta dolar melemah. Angka di dalam tempat bawah 50 merupakan indikasi kontraksi. Saham-saham siklis yang dimaksud hal itu kekayaannya terkait erat dengan pertumbuhan kegiatan perekonomian seperti perusahaan energi, industri, lalu juga material memimpin penurunan.
Wall Street mengalami penguatan di tempat area bulan Mei, dengan rata-rata ketiga indeks utama mencatatkan positif keenam dalam tujuh bulan terakhir. Nasdaq naik 6,9%, bulan terbaik sejak November 2023.
Namun, reli itu tampaknya mulai melemah menjauhi akhir bulan. Ketiga rata-rata hal itu semuanya ditutup pada bulan Mei lebih lanjut lanjut dari 1% pada bawah rekor tertingginya, bahkan dengan Dowmenambahkan tambahan dari 500 poin pada hari Jumat. Nasdaq turun 1,1% minggu lalu sebagai saham chip, termasuk Nvidia, tersandung.
“Meskipun S&P 500 dan juga juga NDX ditutup mendekati level tertinggi sepanjang masa pada hari Jumat, dengan kondisi teknis masih lemah, sedikit rasa takut, lalu sentimen tampak optimis, kami tetap berpegang pada seruan kami agar volatilitas meningkat selama musim panas,” Wolfe Kepala penelitian strategi konstruksi kegiatan ekonomi Chris Senyek menulis pada hari Senin.
Minggu pertama bulan Juni penuh dengan perkembangan perekonomian lebih tinggi lanjut lanjut . Investor juga menunggu data penggajian swasta pada hari Kamis dari ADP diikuti oleh laporan pekerjaan bulan Mei pada hari Jumat.
“Ini jelas merupakan situasi menunggu lalu melihat,” kata Dylan Kremer, kepala pembangunan dunia usaha di dalam tempat Certuity. “Tetapi dengan data pendapatan yang digunakan mana sudah berlalu, saya pikir kita akan melihat tren aset berisiko yang mana dimaksud lebih banyak lanjut tinggi.”
CNBC INDONESIA RESEARCH
