Home / Politik / Abdul Wachid Minta Kesiapsiagaan Bencana Diperkuat di Akhir Tahun

Abdul Wachid Minta Kesiapsiagaan Bencana Diperkuat di Akhir Tahun

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid

Bogor,REDAKSI17.COM – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, menyoroti meningkatnya potensi bencana alam yang kerap terjadi di akhir tahun. Ia menilai musibah tanah longsor di Cilacap dan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru menjadi alarm penting perlunya kesiapsiagaan lebih dini.

Wachid menegaskan bahwa koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah harus segera diperkuat, terutama melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Kami berharap penanggulangan bencana nasional segera turun menggerakkan BPBD yang ada di daerah,” ujarnya saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI ke Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/11/2025).

Ia juga mendorong kabupaten dan kota yang tidak terdampak bencana untuk berkolaborasi mengirim relawan guna membantu wilayah yang terkena musibah. Menurutnya, solidaritas antardaerah sangat penting untuk mempercepat proses penanganan.

Selain respons cepat, Wachid menekankan pentingnya mitigasi jangka panjang, terutama di wilayah rawan banjir dan longsor. Ia meminta pemerintah memperbanyak sosialisasi agar masyarakat memiliki kesiapsiagaan ketika bencana terjadi.

“Kesiapan penduduk di daerah rawan longsor maupun banjir perlu ditingkatkan melalui sosialisasi dan persiapan yang matang bila terjadi bencana,” tegas Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Dari berbagai laporan, peristiwa longsor di Dusun Tarukan dan Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Kamis (13/11/2025) sekitar pukul 21.00 WIB, telah menewaskan 20 orang dan tiga lainnya masih dalam pencarian. Longsor yang dipicu hujan deras berintensitas tinggi tersebut mengubur puluhan rumah dan menimbulkan kerugian besar.

BPBD mencatat 15 rumah roboh dan 16 rumah lainnya terancam. Total 229 warga terdampak, sementara 1.069 jiwa mengungsi, sebagian besar menumpang di rumah kerabat.

Selain itu, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas). Kenaikan status terjadi pada Rabu (19/11) pukul 17.00 WIB.

Perkembangan tersebut langsung dipantau Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, terutama terkait potensi dampak dan kemungkinan pengungsian. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, telah memerintahkan jajarannya merespons cepat situasi erupsi, termasuk penanganan korban, kerusakan, dan kebutuhan pengungsian.

Laporan sementara Pusdalops pada Rabu malam mencatat tiga desa di dua kecamatan terdampak, yakni Desa Supit Urang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Petugas BPBD bersama unsur terkait telah mengevakuasi warga, dengan data sementara mencatat sekitar 300 warga mengungsi di dua lokasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *