Jakarta,REDAKSI17.COM- Di tengah ambisi Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan perekonomian Indonesia sebesar 85%, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta adanya 9,9 jt penduduk Indonesia usia muda tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) pada tahun 2023. Jumlah NEET yang mana mana mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun ini menjadi indikasi adanya tenaga kerja potensial yang dimaksud digunakan tidak ada ada terberdayakan.
Menilik kondisi kegiatan sektor ekonomi RI dalam 10 terakhir, Ekonom UI, Ninasapti Triaswati menyebutkan pertumbuhan RI di dalam tempat kisaran 5% tidak ada ada lantas mengupayakan penciptaan lapang kerja yang mana drastis. Hal ini tidaklah lepas dari prioritas pengembangan sektor manufaktur berbasis tambang yang dimaksud mana sedikit menyerap tenaga kerja, Sementara industri padat karya seperti industri tekstil kemudian juga alas kaki tengah menghadapi gelombang PHK.
Angka pengangguran tinggi ini akan memberatkan sektor dunia usaha lantaran terkait penerimaan pajak lalu pencapaian target pertumbuhan ekonomi.
Menghadapi kondisi ini, diperlukan upaya pemerintah untuk memacu penyerapan tenaga kerja formal sekaligus menggerakkan kinerja sektor yang tersebut digunakan potensial menyerap lapangan kerja, salah satunya sektor pertanian.
Seperti apa ekonom melihat persoalan pengangguran muda kemudian dampaknya ke perekonomian Indonesia? Selengkapnya simak dialog Rian Antono dengan Ekonom Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati dalam Power Lunch,CNBCIndonesia (Jum’at, 17/05/2024)
