Home / Ekobis / Ahli Tambang: Jika Tak Disetop, Dunia Bakal Banjir Jutaan Ton Nikel RI

Ahli Tambang: Jika Tak Disetop, Dunia Bakal Banjir Jutaan Ton Nikel RI

Ahli Tambang: Jika Tak Disetop, Dunia Bakal Banjir Jutaan Ton Nikel RI

Jakarta,REDAKSI17.COM – Suplai nikel dari Indonesia dinilai bisa jadi jadi semakin besar membanjiri pasar Dunia. Hal itu apabila, pengerjaan prasarana pengolahan serta pemurnian (smelter) nikel tak dalam moratorium segera.

Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) mencatat, dari maraknya smelter nikel yang tersebut yang disebut ada saat ini pada Indonesia, jumlahnya masih akan semakin bertambah.

Ketua Umum Perhapi, Rizal Kasli menyatakan bahwa, saat ini terdapat beberapa perusahaan yang digunakan mana sedang dalam tahap konstruksi. Bahkan, ada yang digunakan mana dalam tahap perencanaan.

Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada pemerintah untuk memoratorium pengerjaan smelter tersebut. Hal ini sebagai cara untuk menghindari over suplai nikel pada dalam pasar Dunia.

“Kalau ini selesai pada tempat bangun di area dalam khawatirkan menambah suplai hampir 12 jt ton, ini pasti akan membanjiri pasar global lagi, ada juga yang mana dalam perencanaan, nah mungkin ini mampu diopertimbangkan untuk di tempat dalam hold sehingga tiada membanjiri pasar nikel dari kita,” ungkap Rizal.

Rizal mencatat, sekarang ini Indonesia sudah memproduksi hampir 2 jt ton nikel atau 1,97 jt ton yang digunakan digunakan dipasok untuk Dunia. Hanya saja, kebutuhan nikel Dunia sedang mengalami keterbatasan akibat penurunan permintaan dari China.

“Dari China tiada ada sesuai dengan yang digunakan dimaksud diekspektasikan dalam area awal, sehingga terjadi over suplai nikel sekitar 240 ribu ton. Sehingga ini berpengaruh kepada biaya di area dalam pasar global,” ungkap Rizal kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (13/2/2024).

Mengacu catatan CNBC Indonesia Reaserch, pada Senin (22/1/2024) harga jual jual nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat US$16.036 per ton. Posisi ini adalah merupakan yang digunakan mana terendah sejak April 2021.

Pendorong utama buruknya kinerja nikel adalah kondisi pasokan yang digunakan yang disebut lebih banyak tinggi tinggi dibandingkan permintaan. INSG memperkirakan biaya nikel akan tetap berada pada bawah tekanan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya surplus di dalam dalam pasar global serta perlambatan sektor ekonomi global.

Harga rata-rata nikel global menurut INSG sebesar US$16.600 per ton pada kuartal pertama dengan biaya secara bertahap naik rata-rata US$16.813 per ton pada 2024.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *