Jakarta,REDAKSI17.COM – Di luar angkasa, ada banyak satelit yang mana dimaksud ditempatkan dengan ketinggian yang digunakan hal tersebut beragam. Namun tak ada satupun yang dimaksud dimaksud jatuh saat sedang beroperasi.
Agar tiada jatuh kembali ke Bumi, Space menuliskan satelit perlu bergerak dengan cepat. Setidaknya harus menjangkau 8 km per detik, dikutip Rabu (21/2/2024).
Kecepatan itu akan menyebabkan satelit dalam keadaan “meluncur jatuh selamanya” tapi tiada kunjung membentur permukaan Bumi yang digunakan dimaksud melengkung.
Agar bisa saja jadi stabil di tempat area orbit, kecepatan “jatuh” satelit harus seimbang dengan kekuatan gaya tarik Bumi. Uniknya, kecepatan ini bukan dihasilkan oleh semburan materi bakar
|
Kecepatan bergerak satelit berasal dari momentum awal saat satelit “dijatuhkan” oleh roket yang dimaksud digunakan membawanya ke luar atmosfer Bumi. Momentum awal ini cukup “kuat” sehingga satelit sanggup bertahan pada orbit selama ratusan tahun.
Karena harus menyeimbangkan antara kecepatan serta gravitasi, satelit yang dimaksud orbitnya lebih lanjut lanjut dekat dengan permukaan Bumi membutuhkan “kecepatan jatuh” yang yang tambahan besar tinggi.
Satelit sendiri sebetulnya punya roket. Namun, daya dorong dari roket yang mana disebut bukan digunakan untuk bergerak seperti halnya mobil atau pesawat. Bahan bakar satelit hanya saja sekali digunakan untuk mengubah posisi satelit di tempat area orbit atau menghindari “sampah” angkasa.
Posisi satelit
Tinggi penempatan satelit di area dalam orbit juga penting, setidaknya ada beberapa titik orbit yang digunakan dimaksud bisa saja belaka diterima.
Misalnya orbit rendah Bumi atau dikenal sebagai low earth orbit (LEO). Ini terletak antara 160 km hingga 2.000 km yang tersebut mana ditempati seperti stasiun antariksa internasional ISS juga tempat ulang alik.
Semua misi manusia terjadi di dalam dalam zona LEO, kecuali penerbangan Apollo. Banyak satelit juga ditempatkan dalam area zona ini, salah satunya adalah jaringan satelit Starlink milik perusaaan Elon Musk, SpaceX.
Tempat terbaik untuk menempatkan satelit adalah orbit geostasioner atau Geostasioner Earth Orbit (GEO). Tinggi orbitnya mulai dari 35.786 km.
Beberapa satelit juga ditempatkan dalam dalam orbit ini. Termasuk satelit Merah Putih 2 milik Telkom yang digunakan hal tersebut baru diluncurkan juga juga akan berada pada ketinggian 36 ribu km.
Satelit atau objek apapun yang tersebut berjalan bersamaan dengan rotasi Bumi. Letaknya juga akan tetap sebanding saat sedang mengelilingi Bumi, jadi satelit akan tetap terhubung dengan antena dalam Bumi.
Space juga menjelaskan jenis satelit lain adalah yang tersebut dimaksud mengelilingi kutub Bumi, jangkauannya hanya saja sekadar kutub utara serta kutub selatan. Contoh satelit yang dimaksud digunakan mengorbit untuk kutub Bumi adalah satelit cuaca kemudian juga satelit yang tersebut dimaksud digunakan untuk mengintai.