Home / Politik / AMIN Curiga Aplikasi Sirekap Settingan, Beberkan Buktinya

AMIN Curiga Aplikasi Sirekap Settingan, Beberkan Buktinya

AMIN Curiga Aplikasi Sirekap Settingan, Beberkan Buktinya

Jakarta,REDAKSI17.COM – Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Bambang Widjojanto menduga aplikasi Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah didesain untuk memenangkan calon presiden tertentu. Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengatakan tim forensik informasi teknologi (IT) Timnas AMIN menemukan pola tertentu terkait dugaan kecurangan ini.

“Berdasarkan analisis forensik terhadap server KPU, kami menduga ada logaritma sistem yang digunakan digunakan sudah di-setting untuk pemenangan paslon tertentu,” kata dia pada Rumah Koalisi Perubahan, dalam Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (16/2/2024).

Bambang menunjukkan apabila ada revisi dari satu Tempat Pemungutan Suara (TPS), akan mengubah data dari TPS yang mana digunakan lain. Menurut dia, hal hal itu bisa saja jadi terjadi akibat ada sistem yang digunakan memang sudah dibangun sebelumnya.

“Jadi kalau ada revisi di area tempat 1 TPS, ini dia akan mengubah TPS yang dimaksud lain. Ini bukan sekadar hitungan yang mana digunakan salah dicatat, tapi sistem itu yang dimaksud dimaksud membangun settingnya,” kata dia.

Pria yang dimaksud digunakan akrab disapa BW itu memberikan contoh lainnya dengan data website KPU di area area beberapa TPS pada DKI Jakarta. Dia mengatakan salah satu TPS awalnya menunjukkan pasangan nomor 1 Anies-Muhaimin mendapatkan 108 suara; paslon nomor 2 Prabowo-Gibran mendapatkan 74 suara; juga paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud mendapatkan 16 suara. Setelah direvisi, cuma sekali paslon nomor 2 yang mana yang disebut angkanya berubah menjadi 748.

“Jadi ditambahkan itu, angkanya dalam tempat situ akhirnya mampu ribuan. Dari 7 TPS aja bisa jadi jadi 6.000-an lebih. Itu contoh-contohnya,” kata dia.

Selain itu, Bambang mengatakan tim IT juga menemukan pola penambahan ucapan untuk paslon tertentu. Dia mengatakan loncatan hitungan yang mana terjadi membentuk pola yang runut.

“Karena ini sudah ketahuan loncatannya 600, 700, 800, kira-kira pada bilangan bulat itu, sekarang ini kami menduga penambahannya itu diimplementasikan 100-100 setiap TPS. Ada pola itu,” kata dia.

Bambang menduga sistem yang mana ada dengan satu tujuan, yaitu memenangkan paslon tertentu dengan bilangan bulat pada dalam atas 50%. Dia mengatakan Timnas AMIN sebenarnya sudah memohonkan website KPU untuk diaudit sebelum hari pencoblosan. Namun, permintaan itu tak pernah dijawab.

“Jadi kalau kesulitan fundamental kayak begitu sekadar KPU tidaklah dapat melakukan, ya pantas cuma kalau kita mencurigai ada indikasi kuat membangun sistem yang digunakan hal itu memang sudah diotomatisasi,” ujar dia.

KPUĀ bilang cuma 0,1%

KPU mengakui sudah pernah terjadi terjadi kekeliruan pada aplikasi Sirekap yang digunakan dimaksud menyebabkan bilangan penghitungan dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS) berbeda dengan yang ada di area tempat aplikasi tersebut. KPU menyebut kekeliruan data itu terjadi di dalam dalam 2.325 TPS.

“Di dalam Sirekap yang dimaksud dimaksud ditemukan ada 2.325 TPS yang mana mana ditemukan antara konversi hasil penghitungan pengumuman kemudian formulir yang mana digunakan diunggah itu berbeda,” kata Ketua KPU Hasyim Asy’ari dalam konferensi pers di dalam dalam kantornya, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Hasyim mengatakan kesalahan pembacaan data itu tergolong minor. Sebab, kata dia, total sudah ada 358.775 TPS yang dimaksud dimaksud mengunggah datanya ke dalam aplikasi Sirekap. Dengan adanya kesalahan pembacaan data untuk 2.325 TPS, berarti jumlah total total data yang digunakan dimaksud eror hanya saja sekali setara dengan 0,64% dari keseluruhan data.

“Kalau dibandingkan dengan data yang tersebut sudah diunggah itu kurang lebih besar tinggi 0,64% atau di area tempat bawah 1%,” kata dia.

Meski kecil, Hasyim mengatakan dirinya menunjukkan data-data yang mana disebut bukan untuk menyepelekan. Dia semata-mata sekali ingin menunjukkan bahwa sistem Sirekap sebenarnya mengetahui bahwa sudah lama terjadi kekeliruan membaca data dari foto formulir hasil rekapitulasi penghitungan di dalam dalam TPS dengan data yang mana mana masuk ke sistem.

“Ini menunjukkan Sirekap sendiri sebagai sistem mengenali ada yang tersebut mana bukan tepat atau tiada sama,” kata dia.

Hasyim mengatakan serupa sekali tiada ada upaya manipulasi data hasil pemilihan umum 2024 dalam sistem Sirekap. Dia mengatakan perbedaan data yang tersebut ramai diperbincangkan dalam media sosial disebabkan oleh sistem yang dimaksud digunakan salah membaca data dalam foto yang digunakan yang disebut diunggah oleh pihak TPS. Dia mengatakan KPU akan segera mengoreksi data-data yang mana salah tersebut.

“Kami tentu semata ucapkan terima kasih lalu sekali lagi nanti kami akan lakukan koreksi,” kata dia.

Election Day: Rakyat Indonesia Memilih Pengganti Jokowi!

REDAKSI17.COM

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *