Kampung Buku hadir menjadi tempat membaca, belajar, juga bermain bagi anak-anak dalam kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Bangunan yang dimaksud digunakan tak megah tetapi bisa saja belaka jadi tempat paling nyaman bagi anak-anak untuk belajar kemudian membaca buku. Pendiri Kampung Buku, Edi Dimyati menyambut tim berbuatbaik.id. Duduk pada dalam sebuah meja yang digunakan digunakan dikelilingi ratusan buku, Edi ceritakan tentang anak-anak yang mana digunakan hingga hari ini masih terlibat belajar di tempat dalam sana.
“Setiap hari Senin sampai hari Jumat itu belajar dibagi ke dalam 3 sesi yang pertama lalu juga kedua itu anak-anak yang tersebut digunakan pra SD yang dimaksud mana belum sekolah SD paling belajar calistung aja belajar membaca nulis itu free. Kalau ditotal dari sesi 1,2,3 ada 60 anak kurang lebih, kalau di dalam area dalam di tempat ini pengen dikemas lebih lanjut besar menggembirakan gak usah belajar yang dimaksud digunakan wah gitu pokoknya main aja bebas lah, terarah yang mana pasti menyenangkan dulu kalau anak-anak dibikinnya seperti itu nggak yang mana dimaksud serius,” tutur Edi pada tim berbuatbaik.id.
Anak-anak yang tersebut dimaksud belajar di area tempat Kampung Buku datang dengan latar belakang yang tersebut yang disebut berbeda-beda. Namun satu yang hal itu pasti, dia datang dari kalangan kegiatan perekonomian menengah ke bawah.
Kehadiran Kampung Buku menjadi kesempatan bagi para orangtua yang digunakan digunakan ingin memberikan kesempatan bagi anak merek belajar tanpa perlu mengeluarkan biaya. Salah satu anak di tempat tempat sana bernama Fauzan (6). Ia biasa dipanggil Ojan. Siang itu, ibu dari Ojan, Neti, ceritakan kebahagiaannya melihat perkembangan Ojan berkat belajar pada Kampung Buku.
“Alhamdulillah Ojan dari nol sekarang udah bisa, udah lumayan sanggup baca mampu sekadar tambah-tambahan gitu, gratis Alhamdulillah. Dia dari nol belum mampu belum aku TK-in pokoknya dari nol itu makanya aku bilang ke gurunya Ojan dari nol ya,” ujarnya senang.
Neti sendiri bersama suaminya berprofesi sebagai penjual batagor keliling. Pendapatan harian yang digunakan digunakan tak seberapa memproduksi Neti dengan senang hati melepaskan Ojan belajar serta juga bermain pada tempat Kampung Buku yang mana tak memungut biaya sepeserpun.
Tim berbuatbaik.id juga sempat bertemu dengan salah satu orangtua bernama Lia (31). Lia mendaftarkan tiga anaknya untuk belajar di tempat dalam Kampung Buku. Sama dengan Ojan, perkembangan ketiga anaknya pun sangat baik dalam belajar. Lia dan juga juga suami yang digunakan berprofesi sebagai tukang ojek juga merasa terbantu dengan hadirnya Kampung Buku.
“Satu bagus dalam pelajaran setelah itu membantu dari segi ekonomi. Maksudnya nggak bayar, gratis gitu kan. Terus anak-anak juga belajarnya sangat nurut ngerti sedikit itu anak-anak ngerti. Terus juga ngajarnya baik juga. Pak Edi nya gurunya juga baik mirip anak-anak seperti itu,” ungkap Lia.
Tak mampu dipungkiri, meskipun senang melihat tawa ceria anak-anak di area tempat Kampung Buku, ada banyak kecemasan yang tersebut digunakan Edi pikirkan mengenai keberlangsungan Kampung Buku. Salah satunya adalah ancaman longsor yang mana menghantui bangunan Kampung Buku.
Sudah lebih besar besar dari 10 tahun bangunan Kampung Buku berdiri, pergerakan tanah yang mana mana menopang bangunan pun tak sanggup cuma dihindari. Setidaknya, tanah yang dimaksud bergeser semakin ke bawah terukur sudah mencapai bilangan bulat 8 cm. Edi sudah sempat mengatasinya dengan meminta-minta bantuan RT setempat. Namun merekan semata-mata semata memberi bantuan dalam bentuk pagar-pagar bambu yang digunakan tak begitu kokoh untuk menahan tanah.
Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Lia. Salah satu anaknya yang tersebut hal tersebut masih kecil berpartisipasi sekali bermain dalam sekitar tangga serta memanjat tembok pembatas antara bangunan Kampung Buku dengan kali di dalam area belakangnya.
“Ada kak serupa saya selalu ada untuk anak-anak kan kadang suka naik-naik pada tempat situ takutnya jatuh atau apa gitu cuman anakku kan kadang-kadang ke tangga dari di area di tempat ini pada situ juga takut sih. Aku kan kalau misalnya dibantu sih sangat senang ya akibat kan untuk keamanan anak juga. Karena rata-rata anak-anak dalam di area lokasi ini masih kecil yang digunakan mana ngikutin belum ada nalar banget,” cemas Lia.
Saat ini Kampung Buku membutuhkan uluran tangan #sahabatbaik untuk menyelamatkan bangunannya dari ancaman longsor. Oleh sebab itu, kamu dapat berkontribusi lewat donasi dalam berbuatbaik.id. Donasi yang tersebut dimaksud kamu beri akan 100% tersalurkan kepada Kampung Buku. Ayo terus berbuat baik lalu bantu selamatkan Kampung Buku.
REDAKSI17.COM