Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan melibatkan tiga koalisi yang digunakan hal itu melibatkan sembilan partai besar kemudian juga jutaan pendukung.
Tiga calon presiden serta calon delegasi presiden (cawapres) yang dimaksud hal tersebut akan bertarung dalam pilpres yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, juga Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Anies-Muhaimin akan didukung oleh koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasional Demokrat (Nasdem), kemudian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Paslon Prabowo-Gibran akan mendapat sokongan dari empat partai besar yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra, Golkar, lalu Demokrat.
Pasangan Ganjar-Mahfud ditopang oleh dua partai yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga PDI-Perjuangan atau PDI-P dikarenakan kata-kata PPP sangat kecil.
Merujuk pada survei elektabilitas parpol terbaru, Gerindra juga PDI-P akan saling sikut untuk menjadi pemenang pemilihan umum (pemilu) legislatif. Golkar ada dalam area bawah kedua partai tersebut.
Survei juga menunjukkan jika elektabilitas Nasdem dan PKB lebih tinggi besar kerap di tempat area bawah PKS sedangkan PKB dan Nasdem imbang.
Dengan merujuk survei elektabilitas parta saat ini, pasangan Anies-Muhaimin akan sangat bergantung pada kinerja PKS dan Nasdem. Prabowo-Gibran akan diuntungkan kata-kata Gerindra kemudian Golkar. Sementara itu, Ganjar-Mahfud bertumpu sepenuhnya pada PDI-P.
Hasil survei terbaru sebenarnya tak sangat berjauhan berbeda dengan perolehan pemilihan umum pileg 2019. Pada pemilihan umum 2019, PDI-P menguasai 27,05 jt pernyataan atau setara dengan 19,33% total pengumuman terkumpul. Gerindra berada pada posisi kedua dengan perolehan 17,59 jt pernyataan atau 12,57% dari keseluruhan. Golkar berada di area dalam peringkat ke-3 dengan ucapan terkumpul 17,23 jt atau 12,31% dari total suara.
Jika menghitung perolehan pendapat pileg 2019 maka koalisi Prabowo-Gibran akan menguasai pemilihan umum dengan total 55,2 jt suara, diikuti pasangan Anies-Cak Imin dengan 37,7 jt suara, lalu Ganjar-Mahfud dengan 33,3 jt suara.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pemilih atau pendukung partai tertentu belum tentu akan memilih capres yang digunakan mana diusung partai mereka. Oleh dikarenakan itu, kekuatan koalisi partai belum tentu dapat diterjemahkan menjadi seberapa besar perolehan pendapat dari pendukung partai.
Segala kemungkinan masih terbuka lebar, kemudian hasil akhir Pilpres 2024 akan sangat ditentukan oleh dinamika urusan kebijakan pemerintah juga perubahan opini publik dalam delapan hari mendatang.
Dukungan dari partai non parlementer memang bergabung memberikan kekuatan pada pasangan calon. Meski begitu, keunggulan ini tidaklah dapat dijadikan jaminan kemenangan mutlak. Faktor-faktor lain, seperti strategi kampanye, isu-isu yang dimaksud mana diangkat, latar belakang paslon, lalu faktor eksternal seperti kondisi sosial serta urusan kebijakan pemerintah nasional, dapat mempengaruhi hasil pemilu.
CNBC INDONESIA RESEARCH