Home / Ekobis / AS-China-Eropa Beda Arah Soal Suku Bunga, BI Mau Ikut Mana?

AS-China-Eropa Beda Arah Soal Suku Bunga, BI Mau Ikut Mana?

AS-China-Eropa Beda Arah Soal Suku Bunga, BI Mau Ikut Mana?

Jakarta, REDAKSI17.COM – Bank Indonesia akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini, Rabu (17/1/2024). Pelaku pasar memproyeksi BI akan kembali menahan suku bunga dalam level 6,00% di area tempat tengah kondisi global yang hal tersebut masih bukan ada stabil serta ekspektasi pemangkasan suku bunga pada 2024.

Pelaku pasar juga menunggu tanggapan BI perihal kondisi perekonomian secara global khususnya eskalasi geopolitik pada Laut Merah yang tersebut dimaksud berkorelasi dengan inflasi.

Konsensus pasar yang tersebut dimaksud dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga/institusi memperkirakan secara absolut bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) dalam level 6,00%.

Suku bunga Deposit Facility saat ini berada di tempat tempat posisi 5,25% juga suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di tempat dalam level 6%, maka ini menjadi kali ketiga BI menahan pada level yang tersebut disebut setelah sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75%.

BI kemungkinan besar akan menahan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam tengah sudah melandainya inflasi Indonesia. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam beberapa kesempatan menegaskan jika kebijakan moneter saat ini difokuskan untuk menjaga stabilitas rupiah mengingat inflasi yang mana sudah terkendali.

Selain keputusan suku bunga, pelaku pasar hingga pemodal juga menunggu sinyal BI mengenai kebijakan suku bunga ke depan, terutama kapan BI akan mulai memangkas suku bunga.

Arah Suku Bunga Global Masih Beragam

Dari perspektif makroekonomi, salah satu topik besar dalam tahun 2023 adalah pengetatan kebijakan moneter yang hal itu sedang berlangsung, dengan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kemudian bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga lebih tinggi banyak dari yang digunakan mana diperkirakan.

Sedangkan pada 2024, suku bunga diekspektasikan mengalami penurunan mengingat disinflasi yang mana hal tersebut terjadi cukup signifikan pada beberapa negara, termasuk AS, negara dalam area Eropa, lalu lainnya.

Di AS, anggota Federal Open Meeting Committee (FOMC) dalam dokumen dot plot Desember 2023, menunjukkan tiga kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada tahun 2024 dengan median 4,6% Pelaku pasar semakin menangkap sinyal yang digunakan lebih lanjut tinggi kuat bagi pemangkasan suku bunga ke depan.

The FedFoto: Dot Plot Desember 2023
Sumber: The Fed

Sementara di area tempat lain sisi, konsensus mengharapkan ECB juga memangkas suku bunganya pada bulan Juli, sehingga suku bunga deposito kembali ke 3,25% pada akhir tahun, dibandingkan dengan level saat ini sebesar 4%.

Namun, beberapa orang pejabat ECB menegaskan jika pemangkasan suku bunga masih sangat dari bayangan mereka. Terlebih, inflasi Eropa kembali menanjak ke 2,9% pada Desember 2023 dari 2,4% pada November

“Saya khawatir orang akan kecewa.Kita belum mulai membicarakan mengenai pemangkasan suku bunga oleh sebab itu kita seharusnya memang belum membahasnya. Apa yang mana mana kita lihat saat ini malah berjalan sebaliknya sehingga kita belum melihat adanya pemangkasan,” tutur Gubernur Bank Sentral Austria,Steve Sedgwick, kepada CNBC International.

ECBFoto: ECB DEPOSIT RATE CONSENSUS FORECAST
Sumber: BNP Paribas

Proyeksi Suku Bunga Acuan Berbagai Negara

Ekspektasi pemangkasan suku bunga diharapkan dapat terjadi pada berbagai negara pada 2024 sejalan dengan melandainya inflasi global.

BI sendiri membuka prospek pemangkasan suku bunga acuan pada semester II-2024 mengingat inflasi kemudian juga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup stabil.

Hal ini serupa dengan Ekonom Bank Danaman, Irman Faiz yang tersebut dimaksud mengatakan kemungkinan BI memangkas suku bunga yakni pada Juli atau Agustus 2024, khususnya setelah The Fed mulai memangkas suku bunga.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto pun mengungkapkan hal yang mana mana mirip yakni awal semester-II 2024 merupakan momen dalam mana BI mulai memangkas suku bunganya sebesar 25 bps.

Bank sentral China (PBoC) pada Senin (15/1/2024) kembali mempertahankan suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun, yang digunakan merupakan prasarana pinjaman jangka menengah yang mana mana digunakan untuk pinjaman korporasi serta rumah tangga, bukan berubah pada rekor terendah sebesar 3,45% selama empat bulan berturut-turut.

Sedangkan suku bunga lima tahun, yang digunakan mana menjadi acuan hipotek sebesar 4,2% selama enam bulan berturut-turut.

Tahun lalu, suku bunga China berada dalam tempat bilangan 3,65% kemudian dijalankan pemangkasan menjadi 3,55% lalu lebih banyak banyak lanjut cut rate dijalani ke posisi 3,45%. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya China untuk mempercepat pemulihan dunia usaha mereka.

China belum mampu menggerakkan sektor sektor ekonomi merekan itu dengan cepat meskipun Negara Tirai Bambu sudah membuka perbatasan sejak Januari 2023.

Secara umum, kondisi perekonomian China masih belum pulih dengan baik pasca Covid-19, hal ini memberi tekanan dunia usaha Indonesia akibat China merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Tidak sampai dalam situ, China juga sedang mempertimbangkan penerbitan stimulus jumbo melalui obligasi spesial “ultra long” senilai satu triliun yuan atau US$139 miliar setara Rp2.166 triliun (Asumsi kurs Rp15.585/US$).

Peluncuran obligasi khusus itu ditengarai menjadi upaya guna mengentaskan perekonomian China yang tersebut itu saat ini masih lesu. Hal ini akibat dari tekanan deflasi yang tersebut digunakan kuat, krisis properti yang digunakan mana sedang berlangsung, kemudian lemahnya permintaan domestik masih membebani aktivitas perdagangan, sehingga menyokong seruan di tempat dalam kalangan ekonom kemudian penanam modal untuk melakukan stimulus lebih besar banyak lanjut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *